Ketua LPOI KH Said Aqil Ingatkan Semua Pihak Tak Rusak Demokrasi di Indonesia
Rabu, 21 Februari 2024 - 15:00 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siroj mengingatkan bahwa perhelatan Pilpres 2024 belum tuntas. Semua pihak masih harus menunggu hasil rekapitulasi suara secara manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kiai Said berharap semua pihak yang terlibat dalam proses penghitungan suara bekerja secara jujur, amanah, sidik, dan terbuka apa adanya. jangan sampai ada pengkhianatan, manipulasi suara, serta kecenderungan melenceng dari nilai-nilai demokrasi.
"Kalau itu dilakukan, maka kita tercatat dalam sejarah, merusak, menghancurkan demokrasi itu sendiri, bukan menjadi pahlawan demokrasi malah kita termasuk seseorang yang merusak sistem demokrasi itu sendiri," kata Kiai Said dalam video pendek yang diunggah di Instagram @nahdliyyinbersatu dikutip, Rabu (21/2/2024).
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengakui bahwa bangsa Indonesia masih dalam tahap belajar berdemokrasi. Diharapkan kualitas demokrasi di Indonesia akan semakin baik setiap tahunnya.
"Lima tahun lebih baik, masih ada kekurangan, lima tahun lebih baik lagi, ada kekurangan lima tahun lebih baik lagi, kekurangannya lebih kecil, insyaAllah menuju kesempurnaan. Jangan sampai malah, demokrasi kita hancurkan sendiri. Ini akan tercatat dalam sejarah anak cucu kita," katanya.
Kiai Said berharap semua pihak yang terlibat dalam proses penghitungan suara bekerja secara jujur, amanah, sidik, dan terbuka apa adanya. jangan sampai ada pengkhianatan, manipulasi suara, serta kecenderungan melenceng dari nilai-nilai demokrasi.
"Kalau itu dilakukan, maka kita tercatat dalam sejarah, merusak, menghancurkan demokrasi itu sendiri, bukan menjadi pahlawan demokrasi malah kita termasuk seseorang yang merusak sistem demokrasi itu sendiri," kata Kiai Said dalam video pendek yang diunggah di Instagram @nahdliyyinbersatu dikutip, Rabu (21/2/2024).
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengakui bahwa bangsa Indonesia masih dalam tahap belajar berdemokrasi. Diharapkan kualitas demokrasi di Indonesia akan semakin baik setiap tahunnya.
"Lima tahun lebih baik, masih ada kekurangan, lima tahun lebih baik lagi, ada kekurangan lima tahun lebih baik lagi, kekurangannya lebih kecil, insyaAllah menuju kesempurnaan. Jangan sampai malah, demokrasi kita hancurkan sendiri. Ini akan tercatat dalam sejarah anak cucu kita," katanya.
(abd)
tulis komentar anda