JK: Pilpres 2024 Tak Mungkin Satu Putaran
Kamis, 25 Januari 2024 - 00:13 WIB
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menilai Pilpres 2024 akan sulit berlangsung satu putaran. Apalagi debat keempat Pilpres 2024, sikap cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka di panggung banyak tidak disukai orang.
"Dari survei, dari debat (cawapres) tidak menaikkan popularitas 2, karena yang mungkin bisa satu putaran kalau kita lihat hasil survei sebelumnya kemungkinan paslon nomor 2, kali ini tidak menaikkan," kata JK dikutip dari tayangan The Prime Show, iNews, Rabu (24/1/2024).
JK menekankan, dari hasil pengamatannya, jika akan sukit kalai pilpres berjalan dengan satu putaran dengan melihat realitas politik yang terjadi saat ini.
"Saya yakin itu (pilpres sulit berjalan dua putaran)," ungkap JK.
Untuk lolos satu putaran, kata JK suara harus memiliki minimal 85 juta orang. Dia beranggapan sulit mendapatkan angka tersebut.
"Saya hitung-hitung dari mana dapet 85 juta (suara). Masih ada 20 hari (jelang pemilu) tapi kalau kita lihat agak sulit," ujar JK.
JK menambahkan, dari dulu dirinya tidak percaya dengan hasil survei. Justru, yang dia perhatikan adalah tren yang sedang ramai di masyarakat karena hasil nantinya akan jauh berbeda pada saat pemungutan suara pada 14 Februari mendatang.
"Karena semua survei hasilnya jauh beda, ada perbedaan 10 sampao 20 persen. Jadi bagaimana mau mempercayai satu survey kalau bedanya terlalu jauh," kata JK.
"Dari survei, dari debat (cawapres) tidak menaikkan popularitas 2, karena yang mungkin bisa satu putaran kalau kita lihat hasil survei sebelumnya kemungkinan paslon nomor 2, kali ini tidak menaikkan," kata JK dikutip dari tayangan The Prime Show, iNews, Rabu (24/1/2024).
JK menekankan, dari hasil pengamatannya, jika akan sukit kalai pilpres berjalan dengan satu putaran dengan melihat realitas politik yang terjadi saat ini.
"Saya yakin itu (pilpres sulit berjalan dua putaran)," ungkap JK.
Untuk lolos satu putaran, kata JK suara harus memiliki minimal 85 juta orang. Dia beranggapan sulit mendapatkan angka tersebut.
"Saya hitung-hitung dari mana dapet 85 juta (suara). Masih ada 20 hari (jelang pemilu) tapi kalau kita lihat agak sulit," ujar JK.
JK menambahkan, dari dulu dirinya tidak percaya dengan hasil survei. Justru, yang dia perhatikan adalah tren yang sedang ramai di masyarakat karena hasil nantinya akan jauh berbeda pada saat pemungutan suara pada 14 Februari mendatang.
"Karena semua survei hasilnya jauh beda, ada perbedaan 10 sampao 20 persen. Jadi bagaimana mau mempercayai satu survey kalau bedanya terlalu jauh," kata JK.
(abd)
tulis komentar anda