3 Tokoh Aktivis Galang Dukungan Alumni ITB ke Anies-Muhaimin

Minggu, 21 Januari 2024 - 02:21 WIB
Ketua Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Amin Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus menghadiri deklarasi dukungan alumni ITB ke Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Amin). Foto/Ist
JAKARTA - Tiga tokoh aktivis Institut Teknologi Bandung (ITB) Jumhur Hidayat, Hendry Harmen, dan Syahganda Nainggolan menggalang dukungan alumni ITB ke pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Amin). Deklarasi dukungan digelar di Posko Pemenangan Amin, Jalan Diponegoro 10, Jakarta Pusat, Sabtu (20/1/2024).

Sekitar 350 alumni ITB dari berbagai angkatan dan program studi menggelar Deklarasi Alumni ITB Pejuang Perubahan untuk Anies-Imin. Deklarasi itu juga dihadiri oleh kapten atau ketua Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Amin Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus.

Koordinator Alumni ITB Pejuang Perubahan Aji Firmantoro menjelaskan bahwa deklarasi itu tidak ada kaitan dengan Ikatan Alumni (IA) ITB yang harus netral dalam Pilpres 2024. “Kita bukan politisi, tapi bukan orang yang buta politik, sehingga kami tahu paslon mana yang harus dipilih dan paslon mana yang tidak layak dipilih," katanya.



Sementara itu, Jumhur Hidayat mengatakan bahwa Anies-Imin merupakan pasangan yang diyakininya membawa misi alumni ITB, yaitu ajaran Trisakti Bung Karno yang mendasarkan pada kedaulatan politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian serta berkebudayaan.



Dia yakin bahwa Anies-Imin bakal melaksanakan ajaran Trisakti Bung Karno bukan dari apa yang dibicarakan tapi apa yang dilaksanakan. "Anies bisa buktikan bangun JIS yang begitu susah bahkan tidak banyak yang tahu bagaimana mengangkat 3.600 ton ke atas dan ternyata dilakukan oleh semua orang Indonesia," ujar Jumhur.

Adapun mengenai kebudayaan, Jumhur mengatakan bahwa Anies sudah menyampaikan rencana jika terpilih sebagai presiden. Kemudian, jika kunjungan ke luar negeri akan membawa karya budaya Indonesia.

Hendry Harmen menilai visi Anies yang sangat penting adalah pemerataan dan keadilan. Menurutnya, setiap kebijakan termasuk dalam bidang infrastruktur, Anies menempatkan keadilan dan kesetaraan yang utama.

Selanjutnya, kata dia, dilihat aspek kepentingan publik, ilmu pengetahuan (sains), dan aspek peraturan. "Kalau soal ibu kota (IKN) harus hati-hati jangan sampai suatu saat menjadi kota mati (ghost town) seperti ibu kota Myanmar, Naypyidaw yang dipindahkan oleh pemerintah Myanmar dari ibu kota lama Yangoon," kata Hendry.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More