Bicara Ekonomi Hijau, Ganjar Ingin Ekosistem Industrialisasi Berbasis ESG dan Libatkan Anak Muda

Selasa, 09 Januari 2024 - 07:10 WIB
Capres Ganjar Pranowo dalam acara DEMOKR(E)ASI di Gedung Serbaguna GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2024). FOTO/TPN GANJAR-MAHFUD
JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo ingin membuat ekosistem industrialisasi berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG). Konsep industrialisasi ini dilakukan di tengah kondisi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

Hal itu Ganjar utarakan di acara DEMOKR(E)ASI di Gedung Serbaguna GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2024). Menurutnya, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan perlu dikontrol, salah satunya di sektor industrialisasi.

"Industrialisasi yang memenuhi kebutuhan, yang tetap menyerap tenaga kerja, yang tetap kawan-kawan muda bisa dapatkan akses ke pekerjaan, tapi kita musti melakukan kontrol yang ketat, suka tidak suka, mau tidak mau," tutur Ganjar.

Untuk itu, capres yang didukung Partai Perindo ini pun merasa perlu adanya kontrol industrialisasi berbasis ESG. "Maka kalau kita bicara, ada ESG, jadi dari sisi ekologinya ya iya, sosialnya ya iya, good governance-nya ya iya juga musti berjalan," kata Ganjar.



"Jadi kalau mau eksploitasi boleh, tapi aspek lingkungannya dijaga, dan tidak boleh ugal-ugalan," tambahnya.

Ganjar mencontohkan ekosistem industrialisasi di Amerika Serikat. Ia berkata, produk baterai di negeri Paman Sam diatur ketat mulai dari proses produksi hingga mendaur ulang.

"Kita mau pindahkan dari energi fosil, mau geser ke baterai, entar kalau baterainya dah banyak, kalau dah rusak, dibuang ke mana? bagaimana ini musti didaur ulang? Siapa yang mau bekerja di bidang ini?" tanya Ganjar.



Kendati demikian, Ganjar merasa lembaga pendidikan dalam negeri juga perlu membuka jurusan research and development. Dengan begitu, ia merasa, anak muda juga bisa ikut turut serta membentuk ekonomi hijau.

Ganjar yang dikenal dengan sosok merakyat ini pun mengaku pernah berkomunikasi dengan Carina Citra Dewi Joe, ilmuwan yang menemukan vaksin Oxford Astrazeneca.

"Maka pada saat itulah kami kemudian berdiskusi, menarik yang disampaikan. Dia sudah pulang, saya ajak gabung, tetapi sekarang lagi kerja di Australia, anak ini mau dan dia bicara bioscience. Ini contoh saja," tuturnya.

"Jadi anak muda bisa terlibat, termasuk cerita ini. Antara ekonomi dan lingkungan hidup, tadi yang musti kita atur betul, dan teknologi berkualitas investasi. Menjaga lingkungan, menyerap tenaga kerja," imbuhnya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More