Banjir Bandang-Longsor di Humbang Hasundutan, BNPB Minta Tetapkan Status Tanggap Darurat
Minggu, 03 Desember 2023 - 16:41 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) mendorong pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara menetapkan status tanggap darurat pascabencana banjir bandang dan tanah longsor, Jumat (1/11/2023). Ratusan orang terpaksa mengungsi dan 11 orang hingga saat masih hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim ke lokasi banjir bandang di Humbang Hasundutan. Tim yang terdiri dari Kedeputian Logistik Peralatan, Kedeputian Penanganan Darurat dan Tenaga Ahli BNPB tiba di lapangan untuk memberikan pendampingan penanganan darurat.
"Pendampingan meliputi arahan menetapkan status tanggap darurat bencana, sehingga seluruh stakeholder maupun dunia usaha dapat segera memberikan dukungan sesuai kebutuhan," kata Aam, sapaan akrab Abdul Muhari, dalam keterangan resminya, Minggu (3/12/2023).
Selain itu, Aam mengatakan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto juga memberikan arahan untuk aktivasi posko darurat, sebagai pusat komando seluruh upaya penanganan darurat. Mulai dari operasi pencarian dan pertolongan, penyelamatan warga terdampak, penanganan pengungsi, logistik dan peralatan, komunikasi publik, kesehatan dan sebagainya.
"Kemudian pembuatan skema per sektor guna memudahkan upaya pencarian dan pertolongan. Di samping itu, dengan mempertimbangkan kondisi jenazah korban longsor, maka periode pencarian agar dimaksimalkan selama tujuh hari," katanya.
Sementara itu, sebanyak 11 orang masih dinyatakan hilang pascakejadian banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara pada Jumat (1/12/2023). Tim gabungan yang berjumlah kurang lebih 280 orang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Humbang Hasundutan, TNI, Polri, Basarnas, Dinas Sosial, Tagana, dan Destana serta warga itu kembali menyisir lokasi terdampak di Desa Simangalumpe, Kecamatan Baktiraja.
Kepala Pelaksana BPBD Humbang Hasundutan, Benthon J Lumbangaol mengatakan, kebutuhan mendesak saat ini untuk upaya pencarian dan pertolongan adalah tambahan personel anjing pelacak. Kondisi lokasi terdampak yang dipenuhi material bebatuan berukuran besar serta lumpur dan puing lainnya menyulitkan tim pencarian dan pertolongan, sehingga perlu didatangkan anjing pelacak untuk membantu tim dalam mendeteksi lokasi keberadaan warga yang masih dinyatakan hilang.
Lihat Juga: BNPB Laporkan 733 Bencana Sejak Awal Tahun, Korban Jiwa Terbanyak Akibat Banjir dan Longsor
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim ke lokasi banjir bandang di Humbang Hasundutan. Tim yang terdiri dari Kedeputian Logistik Peralatan, Kedeputian Penanganan Darurat dan Tenaga Ahli BNPB tiba di lapangan untuk memberikan pendampingan penanganan darurat.
"Pendampingan meliputi arahan menetapkan status tanggap darurat bencana, sehingga seluruh stakeholder maupun dunia usaha dapat segera memberikan dukungan sesuai kebutuhan," kata Aam, sapaan akrab Abdul Muhari, dalam keterangan resminya, Minggu (3/12/2023).
Baca Juga
Selain itu, Aam mengatakan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto juga memberikan arahan untuk aktivasi posko darurat, sebagai pusat komando seluruh upaya penanganan darurat. Mulai dari operasi pencarian dan pertolongan, penyelamatan warga terdampak, penanganan pengungsi, logistik dan peralatan, komunikasi publik, kesehatan dan sebagainya.
"Kemudian pembuatan skema per sektor guna memudahkan upaya pencarian dan pertolongan. Di samping itu, dengan mempertimbangkan kondisi jenazah korban longsor, maka periode pencarian agar dimaksimalkan selama tujuh hari," katanya.
Sementara itu, sebanyak 11 orang masih dinyatakan hilang pascakejadian banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara pada Jumat (1/12/2023). Tim gabungan yang berjumlah kurang lebih 280 orang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Humbang Hasundutan, TNI, Polri, Basarnas, Dinas Sosial, Tagana, dan Destana serta warga itu kembali menyisir lokasi terdampak di Desa Simangalumpe, Kecamatan Baktiraja.
Kepala Pelaksana BPBD Humbang Hasundutan, Benthon J Lumbangaol mengatakan, kebutuhan mendesak saat ini untuk upaya pencarian dan pertolongan adalah tambahan personel anjing pelacak. Kondisi lokasi terdampak yang dipenuhi material bebatuan berukuran besar serta lumpur dan puing lainnya menyulitkan tim pencarian dan pertolongan, sehingga perlu didatangkan anjing pelacak untuk membantu tim dalam mendeteksi lokasi keberadaan warga yang masih dinyatakan hilang.
Lihat Juga: BNPB Laporkan 733 Bencana Sejak Awal Tahun, Korban Jiwa Terbanyak Akibat Banjir dan Longsor
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda