Antologi Kedua Pemikiran Sudirman Said, Bergerak dengan Kewajaran
Jum'at, 01 Desember 2023 - 01:14 WIB
Menurutnya, pribadi-pribadi yang keropos tak akan sanggup membangun bangsa. Sudirman melihat perlunya anak-anak muda diberi kesempatan berlatih di medan sulit untuk mempertangguh diri mereka. Pada bab lima, Sudirman bicara tentang solidaritas.
"Kasus pandemi Covid-19 menjadi contoh bagaimana tidak hanya ilmu pengetahuan yang dibutuhkan, namun perlunya solidaritas dan gotong royong untuk dapat keluar dalam situasi sulit," ujarnya.
Bab enam terdiri dari sembilan tulisan yang dirangkum dengan judul “Bermanusia yang Memuliakan?”. Di dalam bab ini, Sudirman berceritera mengenai perjumpaannya dengan berbagai kelompok masyarakat dan relawan yang seringkali terlupakan.
Cerita mengenai perjumpaannya dengan petani dan nelayan asmat Papua di Aceh, petani bawang di Brebes, Jawa Tengah, hingga para relawan yang bekerja di medan sulit. Perjumpaan degan tokoh-tokoh ‘biasa’ ini menyadarkannya kita perlu merawat kebhinekaan.
Sementara peneliti LIPI, Prof Siti Zuhro yang menjadi panelis dalam acara diskusi ini menjelaskan, buku Bergerak dengan Kewajaran ini sebagai pengingat bagi kita untuk melakukan hal-hal baik.
"Kini, kita berdemokrasi tanpa etika. Indonesia memerlukan pemimpin teladan yang meneladani," ujarnya.
Sedangkan Siti Hardianti Darma Pertiwi (Anti), panelis yang mewakili orang muda, menyatakan ketertegunannya saat membaca buku Bergerak dengan Kewajaran ini, sebab ia berefleksi dari sekelilingnya, saat ini ia mendapati banyak yang mewajarkan apa yang tidak wajar.
Erry Riyana Hardjapamekas membungkus diskusi soal 'kewajaran' ini. "Saya setuju dengan judul buku ini. Kita semua memang perlu bergerak dengan kewajaran," tegasnya.
Acara peluncuran dan diskusi buku Bergerak dengan Kewajaran-Antologi Kedua Sudirman Said dipandu oleh Amin Subekti dan menghadirkan tokoh-tokoh seperti Prof Siti Zuhro, Erry Riyana Hardjapamekas, Siti Hardianti Darma Pertiwi yang bertindak sebagai panelis. Adapun sebagai penanggap adalah Budiman Tanuredjo, Dadang Juliantara dan penulis, Sudirman Said.
tulis komentar anda