Masuk TPN Ganjar-Mahfud, Eks Komisioner Komnas HAM: Ada Harapan Baru
Kamis, 16 November 2023 - 03:20 WIB
JAKARTA - Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Sandrayati Moniaga masuk Deputi Inklusi Tim Pemenangan Nasional ( TPN ) Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Deputi ini dipimpin oleh Jaleswari Pramodhawardhani.
Sandrayati menyatakan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 3 tersebut. Dukungan diberikan lantaran ia melihat ada harapan baru dari pasangan yang didukung Partai Perindo itu untuk memperbaiki kualitas demokrasi.
Sandrayati merasa dejavu melihat kondisi demokrasi saat ini. Menurutnya, situasi saat ini seperti era orde baru (orba). Ia pun mengaku turut meneken Maklumat Juanda.
"Kenapa saya tandatangani? Karena saya juga sama-sama merasakan suatu keprihatinan atas situasi yang sekarang," kata Sandrayati di Gedung TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).
Ia mengaku semakin prihatin atas adanya putusan MKMK yang mencopot Paman Gibran, Anwar Usman dari jabatan Ketua MK. "Tetapi poinnya adalah ya kami juga merasakan hal yang sama, kami merisaukan kondisi demokrasi di negeri ini, dan karena itu, saya puluhan tahun golput selama orba. Ketika reformasi turun ke jalan, dan setelah reformasi saya mulai milih," ucapnya.
Kondisi berubah, Sandrayati mengaku sempat ingin golput pada Pemilu 2024. Hanya saja, pikirannya berubah setelah melihat langkah Mahfud MD yang menjadi cawapres Ganjar Pranowo.
"Ketika ada Pak Mahfud masuk bersama Pak Ganjar, saya melihat ada harapan baru. Kami harus turun dan menjadi bagian dari upaya untuk mendukung orang baik bisa memimpin negeri ini," terang Sandrayati.
"Sebagian besar aktivis HAM, biasanya nonpartisan, karena itu memang prinsip universal. Tetapi dalam komdisi ini, karena kita sedang memperjuangkan agar demokrasi tidak runtuh, kami harus berpihak," tegasnya.
Selain Sandrayati, terdapat pegiat perempuan yang juga turut mendukung Ganjar Pranowo san Mahfud MD. Mereka ialah Nia Sjarifudin, Yustitia Arief, Ruby Khalifah, dan Ika Ardina.
Sandrayati menyatakan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 3 tersebut. Dukungan diberikan lantaran ia melihat ada harapan baru dari pasangan yang didukung Partai Perindo itu untuk memperbaiki kualitas demokrasi.
Sandrayati merasa dejavu melihat kondisi demokrasi saat ini. Menurutnya, situasi saat ini seperti era orde baru (orba). Ia pun mengaku turut meneken Maklumat Juanda.
"Kenapa saya tandatangani? Karena saya juga sama-sama merasakan suatu keprihatinan atas situasi yang sekarang," kata Sandrayati di Gedung TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).
Ia mengaku semakin prihatin atas adanya putusan MKMK yang mencopot Paman Gibran, Anwar Usman dari jabatan Ketua MK. "Tetapi poinnya adalah ya kami juga merasakan hal yang sama, kami merisaukan kondisi demokrasi di negeri ini, dan karena itu, saya puluhan tahun golput selama orba. Ketika reformasi turun ke jalan, dan setelah reformasi saya mulai milih," ucapnya.
Kondisi berubah, Sandrayati mengaku sempat ingin golput pada Pemilu 2024. Hanya saja, pikirannya berubah setelah melihat langkah Mahfud MD yang menjadi cawapres Ganjar Pranowo.
"Ketika ada Pak Mahfud masuk bersama Pak Ganjar, saya melihat ada harapan baru. Kami harus turun dan menjadi bagian dari upaya untuk mendukung orang baik bisa memimpin negeri ini," terang Sandrayati.
"Sebagian besar aktivis HAM, biasanya nonpartisan, karena itu memang prinsip universal. Tetapi dalam komdisi ini, karena kita sedang memperjuangkan agar demokrasi tidak runtuh, kami harus berpihak," tegasnya.
Selain Sandrayati, terdapat pegiat perempuan yang juga turut mendukung Ganjar Pranowo san Mahfud MD. Mereka ialah Nia Sjarifudin, Yustitia Arief, Ruby Khalifah, dan Ika Ardina.
(rca)
tulis komentar anda