Doni Monardo: COVID-19 Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa bagi Kelompok Rentan

Kamis, 06 Agustus 2020 - 11:42 WIB
Kepala BPNB, Letnan Jenderal Doni Monardo memaparkan progress penanganan COVID-19 di Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
BANDUNG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), Letnan Jenderal (Letjen) TNI Doni Monardo menyebut COVID-19 ibarat malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan.

Pernyataan tegas tersebut kembali disampaikan Doni saat menghadiri Rapat Koordinasi Progress Penanganan COVID-19 dan Penyerahan Bantuan 2 Juta Masker dari BNPB kepada Pemprov Jawa Barat di Rumah Dinas Gubernur Jabar, Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020).

(Baca juga: Bertambah 12 Kasus, Total 1.276 WNI di Luar Negeri Terkonfirmasi COVID-19)



Doni menjelaskan pihaknya perlu menyampaikan imbauan dengan bahasa yang lebih keras lagi. Pasalnya, masih ada sekelompok masyarakat yang tetap menganggap bahwa COVID-19 merupakan hasil rekayasa dan konspirasi.

Apalagi, lanjut Doni, COVID-19 telah menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak. Hingga saat ini, lebih dari 18 juta orang di seluruh dunia terpapar COVID-19 dimana lebih dari 700.000 jiwa di antaranya meninggal dunia. Adapun di Indonesia, lebih dari 115.000 orang terpapar dan sekitar 5.300 di antaranya tak bisa diselamatkan. (Baca juga: Menteri Erick Thohir: Jujur Saya Stres)

"Kita mungkin harus menggunakan kata-kata yang lebih keras bahwa COVID-19 ini mengakibatkan korban jiwa yang sangat banyak. Covid ibarat malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan," tegas Doni.

"Siapa kelompok rentan? lansia (lanjut usia) dan pemilik pengorbit, penyakit penyerta," sambungnya. (Lihat grafis: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Militer China)

Oleh karenanya, Doni pun mengimbau pihak rumah sakit dan dokter-dokternya untuk selalu mengingatkan bahaya COVID-19 kepada pasien-pasiennya yang menderita atau memiliki riwayat penyakit seperti jantung, diabetes, hipertensi, ginjal, kanker, dan sebagainya. "Walaupun saat ini mereka tidak sakit, tapi perlu diingatkan (bahaya COVID-19)," tegasnya lagi.

Diakuinya, kelompok masyarakat berusia muda dan sehat serta tidak memiliki penyakit penyerta umumnya kembali pulih setelah terinfeksi COVID-19. Dia mencontohkan kondisi pasien COVID-19 di klaster Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Kota Bandung, Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) di Kota Cimahi, hingga klaster Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Kota Sukabumi yang mayoritas sudah kembali pulih.

Dia menyebutkan, di Secapa AD hanya tersisa 114 orang saja yang masih berstatus positif COVID-19 dari total 1.308 orang yang terpapar. Sedangkan di Pusdikpom dan Setukpa Polri seluruhnya atau 100 persen pasien COVID-19 telah kembali pulih. (Baca juga: Sebanyak Lebih dari 300.000 Pelamar CPNS Sudah Pilih Lokasi Tes SKB)

"Artinya, mereka yang fisiknya bagus, imunitas tinggi, mau melaksanakan program-program pemulihan dengan serius, ,disiplin akan pulih. Tetapi mereka yang punya penyakit penyerta, sangat fatal, 85 persen angka kematian kita adalah karena pengorbit," tandasnya.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More