Spill Senjata Siap Pakai untuk Melaksanakan P5
Selasa, 07 November 2023 - 18:28 WIB
Sebagai contoh, mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki total 288 jam pembelajaran (JP) per tahun. Jumlah ini terdiri atas intrakurikuler 216 JP dan P5 memiliki proporsi 72 JP. Apabila ditotal, untuk jenjang sekolah dasar kelas I hingga V dalam satu tahun P5 dianggarkan untuk menghabiskan 252 JP. Karena sudah ditetapkan, ini menjadi instruksi bagi guru untuk melaksanakannya.
baca juga: Dukung Kurikulum Merdeka, Pergunu Perkuat Kompetensi Guru
Dalam P5, guru bukan sebagai penyedia informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memastikan proyek yang dipilih berjalan mulus dengan hasil optimal. Tugas tersebut setidaknya mencakup perencanaan, pemantauan dan pendampingan, serta evaluasi proyek. Lantas, apa senjata guru untuk menjalankan tugas tersebut?
Ada dua senjata yang secara khusus disediakan pemerintah untuk keterlaksanaan P5 di sekolah. Pertama, adalah Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.
Berdasarkan keputusan ini, ada enam dimensi yang harus ditanamkan kepada peserta didik. Dimensi dimaksud yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebinekaan global; bernalar kritis, dan kreatif. Pada surat keputusan yang ditandatangani pada Februari 2022 ini juga dijelaskan elemen dan subelemen dari enam dimensi tersebut, beserta rinciannya sesuai fase peserta didik.
Kedua,adalah buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Buku yang diluncurkan Kemendikbudristek pada tahun 2022 ini mencakup enam komponen. Komponen dimaksud yakni pemahaman P5, penyiapan ekosistem satuan Pendidikan untuk melaksanakan P5, mendesain P5, mengelola P5, mengelola asesmen dan laporan P5, serta evaluasi dan tindak lanjut dari P5.
Menggunakan dua senjata ini, guru akan memahami dengan baik tujuan, bentuk, dan cara pengelolaan P5. Secara teoretis, dua senjata ini sudah cukup sebagai bekal. Namun, ibarat orang yang akan bertempur, apakah dua senjata ini siap untuk digunakan di medan laga? Tentu saja belum. Guru harus melakukan penelaahan dan berkreasi untuk membuat rancangan proyek yang sesuai aturan main, sekaligus dapat diaplikasikan oleh peserta didik.
baca juga: Sekolah Mau Ikut Kurikulum Merdeka? Baca Petunjuk Pendaftarannya
Nah, untuk berkreasi ini guru dapat meramu dari berbagai bahan tambahan untuk kemudian mengontekskan dengan kondisi peserta didik. Proses ini tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jadi, guru yang dapat melakukannya patut mendapat apresiasi lebih.
Selain merakit senjata sendiri, apakah ada senjata yang siap pakai untuk langsung digunakan? Tampaknya pertanyaan semacam ini menjadi ruh bagi penyusunan buku Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk SD/MI Kelas V.
baca juga: Dukung Kurikulum Merdeka, Pergunu Perkuat Kompetensi Guru
Dalam P5, guru bukan sebagai penyedia informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memastikan proyek yang dipilih berjalan mulus dengan hasil optimal. Tugas tersebut setidaknya mencakup perencanaan, pemantauan dan pendampingan, serta evaluasi proyek. Lantas, apa senjata guru untuk menjalankan tugas tersebut?
Ada dua senjata yang secara khusus disediakan pemerintah untuk keterlaksanaan P5 di sekolah. Pertama, adalah Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.
Berdasarkan keputusan ini, ada enam dimensi yang harus ditanamkan kepada peserta didik. Dimensi dimaksud yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebinekaan global; bernalar kritis, dan kreatif. Pada surat keputusan yang ditandatangani pada Februari 2022 ini juga dijelaskan elemen dan subelemen dari enam dimensi tersebut, beserta rinciannya sesuai fase peserta didik.
Kedua,adalah buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Buku yang diluncurkan Kemendikbudristek pada tahun 2022 ini mencakup enam komponen. Komponen dimaksud yakni pemahaman P5, penyiapan ekosistem satuan Pendidikan untuk melaksanakan P5, mendesain P5, mengelola P5, mengelola asesmen dan laporan P5, serta evaluasi dan tindak lanjut dari P5.
Menggunakan dua senjata ini, guru akan memahami dengan baik tujuan, bentuk, dan cara pengelolaan P5. Secara teoretis, dua senjata ini sudah cukup sebagai bekal. Namun, ibarat orang yang akan bertempur, apakah dua senjata ini siap untuk digunakan di medan laga? Tentu saja belum. Guru harus melakukan penelaahan dan berkreasi untuk membuat rancangan proyek yang sesuai aturan main, sekaligus dapat diaplikasikan oleh peserta didik.
baca juga: Sekolah Mau Ikut Kurikulum Merdeka? Baca Petunjuk Pendaftarannya
Nah, untuk berkreasi ini guru dapat meramu dari berbagai bahan tambahan untuk kemudian mengontekskan dengan kondisi peserta didik. Proses ini tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jadi, guru yang dapat melakukannya patut mendapat apresiasi lebih.
Selain merakit senjata sendiri, apakah ada senjata yang siap pakai untuk langsung digunakan? Tampaknya pertanyaan semacam ini menjadi ruh bagi penyusunan buku Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk SD/MI Kelas V.
Lihat Juga :
tulis komentar anda