Vaksin Covid-19 Masih Diuji Coba, Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
Kamis, 06 Agustus 2020 - 11:15 WIB
JAKARTA - Pemerintah umumkan akan melakukan uji klinis fase III terhadap vaksin Covid-19 , yang berasal dari produksi Sinovac Biotech asal China. Diperkirakan uji klinis akan selesai pada awal 2021 dan jika berhasil, segera diproduksi massal pada kuartal I/2021.
Selain dari Sinovac, ada kandidat vaksin lain yang dikembangkan di Tanah Air. Lembaga Eijkman serta perusahaan farmasi di Indonesia tengah mengembangkan vaksin, yang disinergiskan oleh Kemenristek/BRIN.
Saat ini sebanyak 2.400 vaksin Sinovac telah diterima oleh pemerintah. Vaksin Made in China ini sedang dipersiapkan untuk tahapan uji klinis. Kabar baiknya, per Agustus 2020, vaksin Sinovac diuji coba ke manusia. Sebanyak 1.620 relawan bakal terlibat dalam tahapan uji klinis ini. (Baca: Bioframa Bisa Penuhi Vaksin untuk Seluruh Penduduk Indonesia)
Palang Merah Indonesia (PMI) menyambut baik kehadiran vaksin Sinovac , meski baru permulaan saja. Dengan adanya vaksin buatan China ini diharapkan dapat menurunkan jumlah kasus pandemi Covid-19 yang mulai membuat masyarakat jengah.
"Kita patut bersyukur dan berdoa semoga uji klinis ketiga ini berjalan baik dan pada akhirnya menjadi solusi permanen. Tetap harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Mari kita doakan agar prosesnya mulus dan menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan," kata Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said beberapa waktu lalu.
Adanya uji klinis vaksin Sinovac ini tidak lantas membuat masyarakat lengah dengan pencegahan Covid-19 melalui protokol kesehatan. Mengingat, semakin hari jumlah penularan Covid-19 makin bertambah. Sepanjang obat dan vaksin belum ditemukan dan dilakukan intervensi pencegahan ataupun pengobatan, cara terbaik adalah menghindari risiko. (Baca juga: Dua Buronan Kakap Asal Indonesia Ditangkap di Amerika Serikat)
Pakar Epidemiologi Pandu Riono menambahkan, uji klinis vaksin sangat membutuhkan proses panjang. Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara 6–12 bulan. Ia menjelaskan, karena baru proses awal, belum waktunya masyarakat mendapat jaminan aman dari Covid-19 dengan adanya vaksin Sinovac.
"Kalau menjamin keamanan masyarakat itu, ya belum. Masyarakat harus diajak tetap mengikuti protokol kesehatan, bukan sekadar imbauan," tutur Pandu. Pandu mengingatkan agar masyarakat tidak lengah dengan penularan Covid-19. (Lihat videonya: Suasana Terkini Pascaledakan Maut di Beirut Ibu Kota Lebanon)
Menurut dia, pada masa PSBB transisi ini kasus Covid-19 tambah meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh. "Kondisi Indonesia sekarang tidak normal, banyak infeksi, banyak OTG berkeliaran di mana-mana. Oleh karena itu, kita harus pakai masker dan terapkan protokol kesehatan ketat," pungkasnya. (Iman Firmansyah)
Lihat Juga: Kirim Tim Tanggap Darurat, PMI Akan Operasi Bersama Bulan Sabit Merah di Perbatasan Gaza
Selain dari Sinovac, ada kandidat vaksin lain yang dikembangkan di Tanah Air. Lembaga Eijkman serta perusahaan farmasi di Indonesia tengah mengembangkan vaksin, yang disinergiskan oleh Kemenristek/BRIN.
Saat ini sebanyak 2.400 vaksin Sinovac telah diterima oleh pemerintah. Vaksin Made in China ini sedang dipersiapkan untuk tahapan uji klinis. Kabar baiknya, per Agustus 2020, vaksin Sinovac diuji coba ke manusia. Sebanyak 1.620 relawan bakal terlibat dalam tahapan uji klinis ini. (Baca: Bioframa Bisa Penuhi Vaksin untuk Seluruh Penduduk Indonesia)
Palang Merah Indonesia (PMI) menyambut baik kehadiran vaksin Sinovac , meski baru permulaan saja. Dengan adanya vaksin buatan China ini diharapkan dapat menurunkan jumlah kasus pandemi Covid-19 yang mulai membuat masyarakat jengah.
"Kita patut bersyukur dan berdoa semoga uji klinis ketiga ini berjalan baik dan pada akhirnya menjadi solusi permanen. Tetap harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Mari kita doakan agar prosesnya mulus dan menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan," kata Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said beberapa waktu lalu.
Adanya uji klinis vaksin Sinovac ini tidak lantas membuat masyarakat lengah dengan pencegahan Covid-19 melalui protokol kesehatan. Mengingat, semakin hari jumlah penularan Covid-19 makin bertambah. Sepanjang obat dan vaksin belum ditemukan dan dilakukan intervensi pencegahan ataupun pengobatan, cara terbaik adalah menghindari risiko. (Baca juga: Dua Buronan Kakap Asal Indonesia Ditangkap di Amerika Serikat)
Pakar Epidemiologi Pandu Riono menambahkan, uji klinis vaksin sangat membutuhkan proses panjang. Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara 6–12 bulan. Ia menjelaskan, karena baru proses awal, belum waktunya masyarakat mendapat jaminan aman dari Covid-19 dengan adanya vaksin Sinovac.
"Kalau menjamin keamanan masyarakat itu, ya belum. Masyarakat harus diajak tetap mengikuti protokol kesehatan, bukan sekadar imbauan," tutur Pandu. Pandu mengingatkan agar masyarakat tidak lengah dengan penularan Covid-19. (Lihat videonya: Suasana Terkini Pascaledakan Maut di Beirut Ibu Kota Lebanon)
Menurut dia, pada masa PSBB transisi ini kasus Covid-19 tambah meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh. "Kondisi Indonesia sekarang tidak normal, banyak infeksi, banyak OTG berkeliaran di mana-mana. Oleh karena itu, kita harus pakai masker dan terapkan protokol kesehatan ketat," pungkasnya. (Iman Firmansyah)
Lihat Juga: Kirim Tim Tanggap Darurat, PMI Akan Operasi Bersama Bulan Sabit Merah di Perbatasan Gaza
(ysw)
tulis komentar anda