Latgab Persekutuan FPDA, untuk Hadapi Indonesia?
Senin, 30 Oktober 2023 - 05:05 WIB
Selain menghindari konflik, Hsien Loong melihat mendekati Indonesia bisa menjadi sarana FPDA menangkal pengaruh China di Asia Tenggara. Bila melihat dinamika perkembangan FPDA hingga menginjak usia 50 tahun, apa yang disampaikan Hsien Loong sangat realitis. Mengapa? Indonesia memang bukan lagi ancaman, seperti menjadi muasal berdirinya aliansi tersebut.
baca juga: Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Swedia, Skor Beda Jauh?
Runtuhnya Orde Lama yang diiringi dengan perubahan cara pandang politik luar negeri, termasuk dengan Malaysia dan Singapura, melahirkan hubungan bilateral dengan negara-negara anggota FPDA pada level tertinggi, termasuk pada bidang pertahanan.
Bila demikian, mengapa FPDA tidak dibubarkan? Mestinya secara teoritis demikian, karena tidak ada lagi musuh sebagaimana menjadi latar belakang persekutuan ini didirikan.
Namun bila dilihat lebih dalam, bagi beberapa negara anggota, seperti Malaysia dan Singapura, FPDA masih dibutuhkan sebagai sandaran pertahanan karena kapasitas militer dan pertahanan mereka masih terbatas dan demi mengantipasi munculnya ancaman kedaulatan yang tidak bisa diduga.
Seperti diakui Menteri Pertahanan, Datuk Seri Mohamad Hasan, Malaysia meneruskan kerja sama dengan FPDA dalam memperkukuh industri pertahanan, memajukan teknologi bersama, dan menjalankan latihan bersama. Malaysia berharap menguatkan komitmen bekerja sama dengan FPDA dalam domain keselamatan serta pertahanan konvensional dan non-konvensional. Di sisi lain, FPDA juga masih dibutuhkan karena munculnya ancaman baru, dalam hal ini China. Kondisi demikian seperti disampaikan
Hsien Loong. Euan Graham, seorang peneliti senior di International Institute for Strategic Studies. Dalam pandangannya, FPDA telah mendapatkan relevansi dalam beberapa tahun terakhir karena kehadiran Tiongkok di kawasan ini, terutama sengketa teritorialnya di Laut Cina Selatan dengan Malaysia dan perambahan ke dalam perairan Indonesia.
baca juga: Terkuat di Asia Tenggara, Militer Indonesia Kangkangi Australia dan Korut
Menteri Pertahanan Selandia Baru Andrew Little dikutip dari Antara pada 3 Juni 2023 menandaskan, fokus utama FPDA adalah menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara di tengah ketegangan regional.
Bila awalnya tujuan utama FPDA menanggapi ancaman militer Vietnam dan Indonesia, maka saat ini untuk menghadapi ancaman Nine Dash Line China. Apalagi Amerika Serikat dkk mengambil langkah berlawanan dengan China, mau tak mau FPDA ikut terseret dalam pusaran konflik ‘tuan besarnya’.
baca juga: Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Swedia, Skor Beda Jauh?
Runtuhnya Orde Lama yang diiringi dengan perubahan cara pandang politik luar negeri, termasuk dengan Malaysia dan Singapura, melahirkan hubungan bilateral dengan negara-negara anggota FPDA pada level tertinggi, termasuk pada bidang pertahanan.
Bila demikian, mengapa FPDA tidak dibubarkan? Mestinya secara teoritis demikian, karena tidak ada lagi musuh sebagaimana menjadi latar belakang persekutuan ini didirikan.
Namun bila dilihat lebih dalam, bagi beberapa negara anggota, seperti Malaysia dan Singapura, FPDA masih dibutuhkan sebagai sandaran pertahanan karena kapasitas militer dan pertahanan mereka masih terbatas dan demi mengantipasi munculnya ancaman kedaulatan yang tidak bisa diduga.
Seperti diakui Menteri Pertahanan, Datuk Seri Mohamad Hasan, Malaysia meneruskan kerja sama dengan FPDA dalam memperkukuh industri pertahanan, memajukan teknologi bersama, dan menjalankan latihan bersama. Malaysia berharap menguatkan komitmen bekerja sama dengan FPDA dalam domain keselamatan serta pertahanan konvensional dan non-konvensional. Di sisi lain, FPDA juga masih dibutuhkan karena munculnya ancaman baru, dalam hal ini China. Kondisi demikian seperti disampaikan
Hsien Loong. Euan Graham, seorang peneliti senior di International Institute for Strategic Studies. Dalam pandangannya, FPDA telah mendapatkan relevansi dalam beberapa tahun terakhir karena kehadiran Tiongkok di kawasan ini, terutama sengketa teritorialnya di Laut Cina Selatan dengan Malaysia dan perambahan ke dalam perairan Indonesia.
baca juga: Terkuat di Asia Tenggara, Militer Indonesia Kangkangi Australia dan Korut
Menteri Pertahanan Selandia Baru Andrew Little dikutip dari Antara pada 3 Juni 2023 menandaskan, fokus utama FPDA adalah menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara di tengah ketegangan regional.
Bila awalnya tujuan utama FPDA menanggapi ancaman militer Vietnam dan Indonesia, maka saat ini untuk menghadapi ancaman Nine Dash Line China. Apalagi Amerika Serikat dkk mengambil langkah berlawanan dengan China, mau tak mau FPDA ikut terseret dalam pusaran konflik ‘tuan besarnya’.
tulis komentar anda