Soal Pembentukan MKMK oleh Mahkamah Konstitusi, YLBHI: Kok Jeruk Makan Jeruk
Sabtu, 28 Oktober 2023 - 00:34 WIB
JAKARTA - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menyebut masyarakat khawatir dengan pembentukan Dewan Etik dan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) untuk meninjau perilaku etik hakim-hakim MK.
Kekhawatiran ini dilandaskan pada pembentukan MKMK yang dilantik langsung oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, paman dari Gibran Rakabuming Raka.
Ketua YLBHI Muhammad Isnur mengatakan pembentukan MKMK oleh Ketua MK tersebut malah menjadi ironi di publik. Dia menilai ini menjadi kewajaran jika masyarakat tidak mempercayai kinerja MKMK dalam mengawasi kerja MK.
"Karena ada semacam conflict of interest, ada semacam situasi dimana 'kok jeruk makan jeruk?'. Kita khawatir prosesnya tidak transparan," ujar Isnur saat acara Mimbar Demokrasi, di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Meski demikian, Isnur mengungkapkan pihaknya tidak akan patah arang untuk mengawal kinerja MKMK yang terdiri dari tiga orang, yakni di antaranya, Jimly Asshiddiqie, Wahiduddin Adams, dan Bintan T Saragih. Untuk itu, Isnur dan kelompok masyarakat sipil lainnya akan mendorong MKMK untuk tetap menjaga integritasnya.
"Jadi kami mendesak MKMK, Pak Jimly Asshiddiqie dan kawan-kawan, berdiri di atas kepentingan negeri. Karena ketika kita tidak bisa mengharapkan MK, yang ada adalah chaos atau konflik di publik. Jika didiamkan, chaos atau konflik ini akan membesar ke depannya," terang Isnur.
Senada, Ketua Akademi Pemilu dan Demokrasi Masykurudin Hafidz mengungkapkan jika pembentukan MKMK ini adalah sebuah harapan masyarakat. Namun demikian, dirinya masih meragukan MKMK dapat membatalkan putusan yang meloloskan Gibran menjadi Cawapres karena keputusan MK adalah final daj mengikat.
Kekhawatiran ini dilandaskan pada pembentukan MKMK yang dilantik langsung oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, paman dari Gibran Rakabuming Raka.
Ketua YLBHI Muhammad Isnur mengatakan pembentukan MKMK oleh Ketua MK tersebut malah menjadi ironi di publik. Dia menilai ini menjadi kewajaran jika masyarakat tidak mempercayai kinerja MKMK dalam mengawasi kerja MK.
"Karena ada semacam conflict of interest, ada semacam situasi dimana 'kok jeruk makan jeruk?'. Kita khawatir prosesnya tidak transparan," ujar Isnur saat acara Mimbar Demokrasi, di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Meski demikian, Isnur mengungkapkan pihaknya tidak akan patah arang untuk mengawal kinerja MKMK yang terdiri dari tiga orang, yakni di antaranya, Jimly Asshiddiqie, Wahiduddin Adams, dan Bintan T Saragih. Untuk itu, Isnur dan kelompok masyarakat sipil lainnya akan mendorong MKMK untuk tetap menjaga integritasnya.
"Jadi kami mendesak MKMK, Pak Jimly Asshiddiqie dan kawan-kawan, berdiri di atas kepentingan negeri. Karena ketika kita tidak bisa mengharapkan MK, yang ada adalah chaos atau konflik di publik. Jika didiamkan, chaos atau konflik ini akan membesar ke depannya," terang Isnur.
Senada, Ketua Akademi Pemilu dan Demokrasi Masykurudin Hafidz mengungkapkan jika pembentukan MKMK ini adalah sebuah harapan masyarakat. Namun demikian, dirinya masih meragukan MKMK dapat membatalkan putusan yang meloloskan Gibran menjadi Cawapres karena keputusan MK adalah final daj mengikat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda