Hoaks Invasi China Ikutan Pemilu Dinilai Bisa Rusak Proses Demokrasi Pilpres 2024

Kamis, 26 Oktober 2023 - 21:48 WIB
Padahal, menurutnya, isu hoaks ini sudah pernah muncul sejak lama bahkan sejak tahun-tahun sebelumnya. "Kalau kita lihat ini persaingan negara-negara kuat. Di dunia ini kan ada 2 kutub sekarang ini kan kalau kita lihat ada Amerika ada China. Ya kita tidak bisa menutup mata kita tidak bisa memungkiri bagaimana negara negara adidaya ini juga memberikan pengaruhnya di negara seperti kita Indonesia melalui pemilu,” tegasnya.

“Dan kita tidak bisa menutup mata juga bagaimana pemerintah saat ini kalau kita lihat lebih cenderung banyak bekerja sama dengan China, makanya ini produksi hoaks ini oleh lawan politiknya Pak Jokowi. Sehingga seperti tadi mungkin banyak hoaks TKA China, (WNA China dapat) KTP," tambahnya.

Namun, lanjut dia, tidak bisa dibuktikan kebenaran itu. “Jadi inilah memang karena untuk kepentingan-kepentingan menjatuhkan lawan politiknya sehingga hoaks itu diproduksi termasuk saat ini karena yang lebih mudah dimanfaatkan adalah karena Pak Jokowi lebih dianggap kepada China," tegasnya.

Sementara itu, Cendekiawan Nahdlatul Ulama Nur Ahmad Satria atau kerap disapa Gus Nas menilai para penebar kebohongan memiliki kelihaian baik secara psikologi maupun logika berpikir untuk memberikan harapan kepada audiens dengan serangan-serangan berita hoaks yang diproduksinya. Sehingga para penerima itu seolah-olah merasa puas dengan informasi tersebut.

"Fenomena munculnya hoaksi ini memang ada unsur pandangan negatif kepada siapa pun yang dianggap beda dengan dirinya. Contoh ada orang yang tidak pro dengan Pak Jokowi tahu pasarnya itu pasar orang yang tidak cocok dengan Jokowi, yang anti Jokowi," katanya.

Mengenai hoaks WNA China, Gus Nas teringat proxy war bagaimana kemudian negara adidaya mengadu domba suatu bangsa dengan tidak menggunakan tangannya sendiri, namun menggunakan tangan orang atau negara lain. "Cuma kita enggak menyadari bahwa kita diadu domba. Ini kepentingan Amerika kepentingan China bermain di Pemilu tahun 2024, pasti,” katanya.

“Maka saya bilang siapa yang didukung oleh Amerika, siapa yang didukung oleh China juga mulai terlihat. Makanya kalau isu-isu yang dilemparkan kelompok yang mengatakan pro dengan China itu pasti grupnya yang dibeking oleh Amerika itu atau sebaliknya," jelasnya.

Dia mengimbau jangan terjebak oleh permainan global yang menguntungkan pihak global. “Kasus di Syria seperti Arab Spring itu jelaskan gara-gara hoaks sampai detik ini kan berantakan di Suriah. Ini betul betul perlu diantisipasi perlu diseret perlu disaring perlu dipahami bahwa ini apakah ada agenda di balik sebauh pandangan negatif,” jelasnya.

Kemudian, lanjut Gus Nas, ada istilah yang namanya troling, yakni ada pihak yang sangat senang kalau melihat lawan atau orang menderita. Hal ini kata dia, orang punya memiliki karakter biadab.

"Suka kalau ada orang susah. Ini kan payah, bangsa apa kita ini? Oleh karena itu perlu ada ketegasan. Hoaks itu cara yang paling murah untuk menjatuhkan lawan. Apalagi kalau musim ini kecerdasan buatan itu yang berbahaya. Kalau kita enggak aktif betul memahami mana betul mana yang tidak," ujarnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More