Nasib Memprihatinkan Para Pekerja Migran saat Ditahan di Sabah
Rabu, 05 Agustus 2020 - 13:50 WIB
(Baca: Perbudakan di Laut Terus Berlanjut, Pemerintah Dinilai Gagal Lindungi ABK)
KBMB menyatakan PTS sebagai institusi penyiksaan dan teror bagi PMI tidak memiliki berdokumen. Dalam tahanan meskipun satu keluarga, tetapi mereka tidak bisa bertemu dan saling berkomunikasi. “Bahkan ada yang meninggal, keluarganya tidak diizinkan untuk melihat,” ucapnya.
PTS disinyalir menjadi tempat bisnis dan pemerasan. Musdalifah menjelaskan kiriman uang dari kerabat sering dipotong oleh petugas PT. Begitu juga dengan kiriman makanan kadang hanya tinggal setengah ketika diterima PMI.
“Karena diambil petugas. Kami menyebut petugas PTS berbisnis karena mengizinkan komunikasi dengan keluarga tapi harus membayar 10-20 ringgit Malaysia. Itu untuk satu jam telepon,” pungkasnya.
KBMB menyatakan PTS sebagai institusi penyiksaan dan teror bagi PMI tidak memiliki berdokumen. Dalam tahanan meskipun satu keluarga, tetapi mereka tidak bisa bertemu dan saling berkomunikasi. “Bahkan ada yang meninggal, keluarganya tidak diizinkan untuk melihat,” ucapnya.
PTS disinyalir menjadi tempat bisnis dan pemerasan. Musdalifah menjelaskan kiriman uang dari kerabat sering dipotong oleh petugas PT. Begitu juga dengan kiriman makanan kadang hanya tinggal setengah ketika diterima PMI.
“Karena diambil petugas. Kami menyebut petugas PTS berbisnis karena mengizinkan komunikasi dengan keluarga tapi harus membayar 10-20 ringgit Malaysia. Itu untuk satu jam telepon,” pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda