Waspadai Propaganda Khilafah Berkedok Bela Kemanusiaan Palestina
Senin, 23 Oktober 2023 - 17:24 WIB
Ia menjelaskan bahwa sebenarnya konflik dua negara ini sudah berlangsung cukup lama dan belum ada penyelesaian yang diterima oleh kedua belah pihak. Awal mula konflik Israel-Palestina adalah kelanjutan dari penjajahan yang dulu pernah dilakukan oleh Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya di wilayah Timur Tengah. Dampak dari agresi ini nyatanya terus berlanjut sampai sekarang. Tentu masalah utama dari konflik Israel-Palestina adalah penjajahan itu sendiri, bukan masalah agama ataupun lainnya.
"Ini adalah murni soal politik, yaitu satu negara yang menjajah atau menindas negara lainnya," kata alumnus Universitas Kuftaro Damaskus dan Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) ini.
Gus Najih menjelaskan, sebagai masyarakat idealnya bisa terus mengupayakan dan mengkampanyekan terjadinya perdamaian dunia, termasuk di wilayah Palestina dan sekitarnya. Perdamaian dunia bisa terwujud secara sempurna kalau persoalan Palestina-Israel ini bisa diselesaikan. Jika dibiarkan, maka konflik Israel-Palestina ini menjadi isu yang memantik ketegangan global secara terus menerus.
"Bahkan episentrum konflik Timur Tengah itu sebetulnya ada di persoalan Palestina-Israel, sehingga kita mestinya sebagai masyarakat Indonesia yang beradab (civil society), punya hak untuk menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah. Kita harus terus berjuang untuk kemerdekaan manusia, siapapun dan dimanapun, termasuk di Palestina," kata Gus Najih.
Dirinya menambahkan, solusi dari permasalahan ini sebetulnya sederhana, bangsa Indonesia harus bisa terus mendorong untuk berhentinya penjajahan yang dilakukan oleh Israel dan patuhi hukum-hukum internasional.
"Kalau Israel menghentikan penjajahannya, kemudian mematuhi hukum-hukum internasional, dan ketika semua pihak bisa menahan diri, serta mewujudkan solusi dua negara sebagaimana yang sudah menjadi pandangan pemerintah Indonesia, saya kira persoalan Palestina-Israel ini bisa diselesaikan dengan cara yang terbaik," kata Gus Najih.
"Ini adalah murni soal politik, yaitu satu negara yang menjajah atau menindas negara lainnya," kata alumnus Universitas Kuftaro Damaskus dan Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami) ini.
Gus Najih menjelaskan, sebagai masyarakat idealnya bisa terus mengupayakan dan mengkampanyekan terjadinya perdamaian dunia, termasuk di wilayah Palestina dan sekitarnya. Perdamaian dunia bisa terwujud secara sempurna kalau persoalan Palestina-Israel ini bisa diselesaikan. Jika dibiarkan, maka konflik Israel-Palestina ini menjadi isu yang memantik ketegangan global secara terus menerus.
"Bahkan episentrum konflik Timur Tengah itu sebetulnya ada di persoalan Palestina-Israel, sehingga kita mestinya sebagai masyarakat Indonesia yang beradab (civil society), punya hak untuk menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah. Kita harus terus berjuang untuk kemerdekaan manusia, siapapun dan dimanapun, termasuk di Palestina," kata Gus Najih.
Dirinya menambahkan, solusi dari permasalahan ini sebetulnya sederhana, bangsa Indonesia harus bisa terus mendorong untuk berhentinya penjajahan yang dilakukan oleh Israel dan patuhi hukum-hukum internasional.
"Kalau Israel menghentikan penjajahannya, kemudian mematuhi hukum-hukum internasional, dan ketika semua pihak bisa menahan diri, serta mewujudkan solusi dua negara sebagaimana yang sudah menjadi pandangan pemerintah Indonesia, saya kira persoalan Palestina-Israel ini bisa diselesaikan dengan cara yang terbaik," kata Gus Najih.
(abd)
tulis komentar anda