Crab Mentality Penggerus Soliditas Bangsa
Kamis, 19 Oktober 2023 - 06:58 WIB
baca juga: Hukum dan Kekuasaan Suatu Keniscayaan
Istilah tersebut muncul dari analogi yang diambil dari perilaku kepiting di dalam suatu keranjang yang mencapit kawannya ketika salah satu dari mereka berusaha merambat memanjat keluar keranjang.
Wong memberikan indikator seseorang yang mengidap mental kepiting ini, antara lain suka iri dengan kesuksesan orang, menyebarkan fitnah dan rumor untuk menjatuhkan orang lain dan lain sebagainya.Crab mentality dapat terjadi di mana saja. Penting untuk mengenali ciri-ciri orang yang memiliki crab mentality agar bisa dihadapi dengan tepat.
Pendidikan Adalah Kunci
Pendidikan yang tepat dapat meminimalisasi mental negatif ini. Pendidikan Agama sudah mengantisipasi sejak awal dan mengelompokkan mental ini sebagai perilaku tercela (akhlak mazmumah) yang dapat menggiring pelakunya kepada kesengsaraan abadi (dukhul an-nar).
baca juga: Politik "Santuy" atau Politik "Baperan"
Bahkan, kitab suci umat Islam sejak awal selalu mengingatkan bahwa prasangka buruk itu seperti memakan daging saudaranya sendiri. Jika sampai tumbuh sifat iri dan dengki, maka dapat menghapus kebaikan-kebaikannya di hadapan Tuhan. Kesalihan manusia akan menjadi jaminan tergerusnya mental buruk ini.
Sedangkan pendidikan terkini dengan kurikulum merdeka-nya mendorong para pembelajar untuk menumbuhkembangkan sportivitas antarsesama.Kompetensi abad 21 yakni berpikir kritis, berpikir kreatif, kerjasama dan komunikatif adalah target akhir dari sebuah proses pendidikan. Penguatan karakter ditancapkan kokoh melalui mekanisme pengerjaan projek yang disebut P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Para pendidik diingatkan agar memiliki komitmen yang sama untuk membasmi crab mentality peserta didik. Proses pendidikan yang tepat akan mampu "memenjarakan" mental kepiting ini, yang tidak akan pernah kambuh di masa depan.
Istilah tersebut muncul dari analogi yang diambil dari perilaku kepiting di dalam suatu keranjang yang mencapit kawannya ketika salah satu dari mereka berusaha merambat memanjat keluar keranjang.
Wong memberikan indikator seseorang yang mengidap mental kepiting ini, antara lain suka iri dengan kesuksesan orang, menyebarkan fitnah dan rumor untuk menjatuhkan orang lain dan lain sebagainya.Crab mentality dapat terjadi di mana saja. Penting untuk mengenali ciri-ciri orang yang memiliki crab mentality agar bisa dihadapi dengan tepat.
Pendidikan Adalah Kunci
Pendidikan yang tepat dapat meminimalisasi mental negatif ini. Pendidikan Agama sudah mengantisipasi sejak awal dan mengelompokkan mental ini sebagai perilaku tercela (akhlak mazmumah) yang dapat menggiring pelakunya kepada kesengsaraan abadi (dukhul an-nar).
baca juga: Politik "Santuy" atau Politik "Baperan"
Bahkan, kitab suci umat Islam sejak awal selalu mengingatkan bahwa prasangka buruk itu seperti memakan daging saudaranya sendiri. Jika sampai tumbuh sifat iri dan dengki, maka dapat menghapus kebaikan-kebaikannya di hadapan Tuhan. Kesalihan manusia akan menjadi jaminan tergerusnya mental buruk ini.
Sedangkan pendidikan terkini dengan kurikulum merdeka-nya mendorong para pembelajar untuk menumbuhkembangkan sportivitas antarsesama.Kompetensi abad 21 yakni berpikir kritis, berpikir kreatif, kerjasama dan komunikatif adalah target akhir dari sebuah proses pendidikan. Penguatan karakter ditancapkan kokoh melalui mekanisme pengerjaan projek yang disebut P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Para pendidik diingatkan agar memiliki komitmen yang sama untuk membasmi crab mentality peserta didik. Proses pendidikan yang tepat akan mampu "memenjarakan" mental kepiting ini, yang tidak akan pernah kambuh di masa depan.
tulis komentar anda