Prajurit TNI Evakuasi Korban Penghadangan Bandit Bersenjata di Kongo
Selasa, 04 Agustus 2020 - 11:38 WIB
JAKARTA - Prajurit Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco berhasil mengevakuasi warga sipil yang menjadi korban penghadangan bandit bersenjata di Republik Kongo .
Hal tersebut diungkapkan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de IOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO) Kolonel Inf Daniel Lumbanraja dalam rilis tertulisnya, Selasa (4/8/2020). Kolonel Inf Daniel kini berada di Base Camp Indo RDB Kalemie, Provinsi Tanganyika, Republik Demokratis Kongo.
Kolonel Inf Daniel Lumbanraja menyampaikan bahwa penghadangan dilakukan oleh 10 bandit bersenjata terhadap dua kendaraan truk yang melintas di Desa Kako Village, 10 KM dari Static Combat Deploymet (SCD) Lulimba, Sabtu dini hari (1/8/2020).( )
Informasi kejadian tersebut beredar dengan cepat dan diterima oleh CLA dari Chief Village, kemudian disampaikan kepada Komandan SCD Lulimba Mayor Inf Yoni untuk meminta perlindungan pengamanan dan pertolongan bagi korban yang terluka. Menanggapi laporan tersebut, Komandan SCD Lulimba segera mengirim 35 personel yang tergabung dalam tim Long Range Patrol (LRP), terdiri dari Quick Response Team dan tim medis untuk meluncur ke lokasi kejadian dalam rangka melaksanakan Protection of Civilian (POC).
Setibanya di lokasi kejadian, Tim LRP yang dipimpin oleh Lettu Arm Sudarmo langsung melakukan pengamanan wilayah dan memberikan bantuan pengobatan terhadap korban yang berjatuhan. "Koban yang ditimbulkan akibat penghadangan tersebut terdiri dari 3 orang meninggal dunia akibat luka tembak, 22 orang terluka akibat truk terguling dan beberapa orang di antaranya mengalami penganiayaan dari para bandit," tulis Kolonel Inf Daniel Lumbanraja. (Lihat grafis: Dilema Indonesia Terus Berlanjut Antara Typhoon, SU-35 dan Rafale)
Usai berhasil menyelamatkan para korban, Dantim LRP dibantu oleh Language Assistance (LA) berkoordinasi melekat dengan Armed Forces of the Democratic Republic of the Congo (FARDC) dan Local Police untuk proses Investigasi lebih lanjut. Di samping itu juga, koordinasi dilakukan dengan Médecins Sans Frontières (MSF) Team terkait evakuasi korban ke rumah sakit Lulimba dan Misisi.( )
"Pasca evakuasi korban, tim LRP Lulimba tetap berjaga di Area Kako Village guna memastikan situasi keamanan di wilayah tersebut agar tidak terjadi serangan susulan dan kekerasan kembali," katanya.
Hal tersebut diungkapkan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de IOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO) Kolonel Inf Daniel Lumbanraja dalam rilis tertulisnya, Selasa (4/8/2020). Kolonel Inf Daniel kini berada di Base Camp Indo RDB Kalemie, Provinsi Tanganyika, Republik Demokratis Kongo.
Kolonel Inf Daniel Lumbanraja menyampaikan bahwa penghadangan dilakukan oleh 10 bandit bersenjata terhadap dua kendaraan truk yang melintas di Desa Kako Village, 10 KM dari Static Combat Deploymet (SCD) Lulimba, Sabtu dini hari (1/8/2020).( )
Informasi kejadian tersebut beredar dengan cepat dan diterima oleh CLA dari Chief Village, kemudian disampaikan kepada Komandan SCD Lulimba Mayor Inf Yoni untuk meminta perlindungan pengamanan dan pertolongan bagi korban yang terluka. Menanggapi laporan tersebut, Komandan SCD Lulimba segera mengirim 35 personel yang tergabung dalam tim Long Range Patrol (LRP), terdiri dari Quick Response Team dan tim medis untuk meluncur ke lokasi kejadian dalam rangka melaksanakan Protection of Civilian (POC).
Setibanya di lokasi kejadian, Tim LRP yang dipimpin oleh Lettu Arm Sudarmo langsung melakukan pengamanan wilayah dan memberikan bantuan pengobatan terhadap korban yang berjatuhan. "Koban yang ditimbulkan akibat penghadangan tersebut terdiri dari 3 orang meninggal dunia akibat luka tembak, 22 orang terluka akibat truk terguling dan beberapa orang di antaranya mengalami penganiayaan dari para bandit," tulis Kolonel Inf Daniel Lumbanraja. (Lihat grafis: Dilema Indonesia Terus Berlanjut Antara Typhoon, SU-35 dan Rafale)
Usai berhasil menyelamatkan para korban, Dantim LRP dibantu oleh Language Assistance (LA) berkoordinasi melekat dengan Armed Forces of the Democratic Republic of the Congo (FARDC) dan Local Police untuk proses Investigasi lebih lanjut. Di samping itu juga, koordinasi dilakukan dengan Médecins Sans Frontières (MSF) Team terkait evakuasi korban ke rumah sakit Lulimba dan Misisi.( )
"Pasca evakuasi korban, tim LRP Lulimba tetap berjaga di Area Kako Village guna memastikan situasi keamanan di wilayah tersebut agar tidak terjadi serangan susulan dan kekerasan kembali," katanya.
(abd)
tulis komentar anda