Imbauan Ketum PBNU Merespons Dinamika Pemilu 2024
Jum'at, 15 September 2023 - 15:53 WIB
JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) , KH Yahya Cholil Staquf atau disapa Gus Yahya mengatakan, pihaknya telah membahas secara khusus tentang perkembangan situasi masyarakat terkait dinamika Pemilu 2024 .
Hal ini pun juga akan dibahas dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama 2023 di Pondok Pesantre Al Hamid, Jakarta Timur yang berlangsung dari 18 hingga 20 September 2023 mendatang.
"Kami akan membahas bagaimana NU akan menempatkan diri. Sering saya sampaikan NU tidak boleh menjadi kompetitor dan ini punya konsekuensi baik untuk lembaga PBNU sendiri dan personel pengurusnya," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Dia mengatakan, NU juga menyepakati pihaknya memperbolehkan kadernya untuk berbicara politik. Namun pernyataan itu didasarkan atas opini pribadi tidak atas nama NU.
"Personel NU boleh membuat artikulasi publik terkait dinamika politik tapi tidak boleh mengatasnamakan lembaga karena itu substansinya harus sesuai hasil musyawarah kalau tidak demikian artinya itu opini pribadi," ujarnya.
Selain itu, NU juga menyepakati untuk tidak menjadi pihak di dalam kompetisi. Sehingga ke depan NU kata Gus Yahya tidak boleh menempatkan diri dari kompetisi tersebut.
"Tidak boleh menyimpang dari koridor NU, tidak boleh tidak sesuai haluan NU," ucapnya.
Lebih lanjut, terkait dinamika sosial politik yang memanas, Gus Yahya turut mengajak kepada seluruh masyarakat agar terus menjaga ketenangan.
Hal ini pun juga akan dibahas dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama 2023 di Pondok Pesantre Al Hamid, Jakarta Timur yang berlangsung dari 18 hingga 20 September 2023 mendatang.
"Kami akan membahas bagaimana NU akan menempatkan diri. Sering saya sampaikan NU tidak boleh menjadi kompetitor dan ini punya konsekuensi baik untuk lembaga PBNU sendiri dan personel pengurusnya," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Baca Juga
Dia mengatakan, NU juga menyepakati pihaknya memperbolehkan kadernya untuk berbicara politik. Namun pernyataan itu didasarkan atas opini pribadi tidak atas nama NU.
"Personel NU boleh membuat artikulasi publik terkait dinamika politik tapi tidak boleh mengatasnamakan lembaga karena itu substansinya harus sesuai hasil musyawarah kalau tidak demikian artinya itu opini pribadi," ujarnya.
Selain itu, NU juga menyepakati untuk tidak menjadi pihak di dalam kompetisi. Sehingga ke depan NU kata Gus Yahya tidak boleh menempatkan diri dari kompetisi tersebut.
"Tidak boleh menyimpang dari koridor NU, tidak boleh tidak sesuai haluan NU," ucapnya.
Lebih lanjut, terkait dinamika sosial politik yang memanas, Gus Yahya turut mengajak kepada seluruh masyarakat agar terus menjaga ketenangan.
tulis komentar anda