Super Garuda Shield 2023, TNI AL Pimpin Pendaratan Amfibi di Pantai Banongan
Senin, 11 September 2023 - 01:38 WIB
JAKARTA - TNI Angkatan Laut (AL) memimpin Latihan Bersama (Latma) Multilateral Super Garuda Shield (SGS) 2023 yang memasuki tahapan Sea Phase atau pendaratan amfibi di Perairan Banongan, Situbondo, Jawa Timur. Latihan tersebut digelar mulai 8 – 12 September 2023.
Dalam latihan sea phase ini, TNI AL mengerahkan beberapa KRI seperti KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Sultan Hasanudin-366, KRI Surabaya-591, KRI Tombak-629, KRI Teluk Banten 516 serta melibatkan 700 prajurit Marinir serta material tempur di antaranya tank amfibi, LVT, KAPA. Sementara, Amerika mengerahkan USS Green Bay dan Singapura melibatkan RSS Endeavour dan RSS Vigour.
“Memang betul TNI AL yang memimpin, mereka mengikuti apa yang sudah kita rencanakan. Dari semua perbedaan baik doktrin, kebijakan suatu negara dan perbedaan alutsista yang digunakan, sampai sejauh ini dapat kita atasi karena semua sudah kita bicarakan dengan sangat detail,” ujar Commander Task Group (CTG) Amphibious Exercise Laksamana Pertama TNI Tunggul, Minggu (10/9/2023).
Laksma TNI Tunggul menyampaikan, karena TNI AL yang memiliki pemahaman terhadap area operasi sehingga negara yang ikut dalam SGS 2023 ini mempercayakan Indonesia memimpin jalannya tahap sea phase ini.
Sea phase pada latihan SGS 2023 akan melaksanakan beberapa serial latihan yang dilaksanakan oleh unsur-unsur dari TNI AL, Amerika dan Singapura seperti Miscex 832 – Screen Exercise, Recognized Air Picture (RAP), Adex 322 – Single Aircraft Attack on HVU, Damage Control Exercise (DCEX), Photoex, Gunex, dan Amphibious Assault.
Latihan SGS ini melibatkan tiga matra TNI yaitu, TNI AD, AL, dan AU. Dalam latihan ini dikerahkan ribuan prajurit. Termasuk tentara dari negara sahabat yang ada di kawasan Indo-Pasifik di antaranya Indonesia, Amerika Serikat (US), Australia, Jepang, Singapura, Inggris, dan negara pengamat dari Inggris, Singapura, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Papua Nugini, Brunei Darussalam, Perancis, Jerman, Filipina, Korea Selatan, dan Timor Leste.
Dalam latihan sea phase ini, TNI AL mengerahkan beberapa KRI seperti KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Sultan Hasanudin-366, KRI Surabaya-591, KRI Tombak-629, KRI Teluk Banten 516 serta melibatkan 700 prajurit Marinir serta material tempur di antaranya tank amfibi, LVT, KAPA. Sementara, Amerika mengerahkan USS Green Bay dan Singapura melibatkan RSS Endeavour dan RSS Vigour.
“Memang betul TNI AL yang memimpin, mereka mengikuti apa yang sudah kita rencanakan. Dari semua perbedaan baik doktrin, kebijakan suatu negara dan perbedaan alutsista yang digunakan, sampai sejauh ini dapat kita atasi karena semua sudah kita bicarakan dengan sangat detail,” ujar Commander Task Group (CTG) Amphibious Exercise Laksamana Pertama TNI Tunggul, Minggu (10/9/2023).
Laksma TNI Tunggul menyampaikan, karena TNI AL yang memiliki pemahaman terhadap area operasi sehingga negara yang ikut dalam SGS 2023 ini mempercayakan Indonesia memimpin jalannya tahap sea phase ini.
Sea phase pada latihan SGS 2023 akan melaksanakan beberapa serial latihan yang dilaksanakan oleh unsur-unsur dari TNI AL, Amerika dan Singapura seperti Miscex 832 – Screen Exercise, Recognized Air Picture (RAP), Adex 322 – Single Aircraft Attack on HVU, Damage Control Exercise (DCEX), Photoex, Gunex, dan Amphibious Assault.
Latihan SGS ini melibatkan tiga matra TNI yaitu, TNI AD, AL, dan AU. Dalam latihan ini dikerahkan ribuan prajurit. Termasuk tentara dari negara sahabat yang ada di kawasan Indo-Pasifik di antaranya Indonesia, Amerika Serikat (US), Australia, Jepang, Singapura, Inggris, dan negara pengamat dari Inggris, Singapura, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Papua Nugini, Brunei Darussalam, Perancis, Jerman, Filipina, Korea Selatan, dan Timor Leste.
tulis komentar anda