Berkah Ekonomi Kurban
Sabtu, 01 Agustus 2020 - 06:15 WIB
"Secara lebih luas, dimensi ekonomi ibadah ini setidaknya dipandang dari beberapa faktor seperti penawaran. Penawaran harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menggerakkan ekonomi rakyat, terutama industri peternakan di pedesaan," ungkap Miftahul.
Berkah ekonomi dan sosial lainnya yang didapatkan dari Iduladha adalah membantu ?memperkuat ketahanan pangan. Dari momentum ini, beberapa masyarakat yang membutuhkan bisa mendapatkan tambahan pasokan daging siap konsumsi.
"Meskipun sifatnya temporer, minimal efek kurban bisa meningkatkan tingkat konsumsi daging per kapita mengingat konsumsi daging di Indonesia masih rendah, sekitar 2,9 kg/orang setiap tahun," tandasnya.
Selain itu, kurban bisa dipandang sebagai instrumen menjaga keseimbangan ekonomi domestik dalam menghadapi tekanan ekonomi global. "Tentunya hewan kurban harus hasil produksi domestik. Jika pasokan hewan kurban tersebut mengandalkan impor, yang menikmati hasilnya ya negara pengekspor. Jadi, kita harus benar-benar bisa memperdayakan peternak lokal," tuturnya.
Riset dari Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memperkirakan potensi ekonomi dari kegiatan kurban secara nasional pada tahun ini mencapai Rp20,5 triliun. Potensi ini berasal dari proyeksi 2,3 juta umat muslim yang mampu berkurban. (Lihat videonya: Terlibat Prostitusi Online, Artis VS Diringkus Polisi)
Peneliti IDEAS Askar Muhammad menjelaskan, proyeksi tersebut bersumber dari perkiraan 62,4 juta keluarga muslim. Dari jumlah tersebut, 9% atau 5,6 juta di antaranya masuk kelompok kelas menengah atas dengan pengeluaran per kapita di atas Rp2,5 juta per bulan.
Dia mengungkapkan, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing dan domba sebanyak sekitar 1,9 juta ekor, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 452.000 ekor. IDEAS memperkirakan dengan asumsi berat kambing atau domba antara 20—80 kilogram, sementara asumsi berat sapi atau kerbau antara 250—750 kilogram, maka potensi ekonomi kurban 2020 dari sekitar 2,3 juta hewan ternak ini setara dengan 117.000 ton daging. (Aprilia S Andyna)
Berkah ekonomi dan sosial lainnya yang didapatkan dari Iduladha adalah membantu ?memperkuat ketahanan pangan. Dari momentum ini, beberapa masyarakat yang membutuhkan bisa mendapatkan tambahan pasokan daging siap konsumsi.
"Meskipun sifatnya temporer, minimal efek kurban bisa meningkatkan tingkat konsumsi daging per kapita mengingat konsumsi daging di Indonesia masih rendah, sekitar 2,9 kg/orang setiap tahun," tandasnya.
Selain itu, kurban bisa dipandang sebagai instrumen menjaga keseimbangan ekonomi domestik dalam menghadapi tekanan ekonomi global. "Tentunya hewan kurban harus hasil produksi domestik. Jika pasokan hewan kurban tersebut mengandalkan impor, yang menikmati hasilnya ya negara pengekspor. Jadi, kita harus benar-benar bisa memperdayakan peternak lokal," tuturnya.
Riset dari Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memperkirakan potensi ekonomi dari kegiatan kurban secara nasional pada tahun ini mencapai Rp20,5 triliun. Potensi ini berasal dari proyeksi 2,3 juta umat muslim yang mampu berkurban. (Lihat videonya: Terlibat Prostitusi Online, Artis VS Diringkus Polisi)
Peneliti IDEAS Askar Muhammad menjelaskan, proyeksi tersebut bersumber dari perkiraan 62,4 juta keluarga muslim. Dari jumlah tersebut, 9% atau 5,6 juta di antaranya masuk kelompok kelas menengah atas dengan pengeluaran per kapita di atas Rp2,5 juta per bulan.
Dia mengungkapkan, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing dan domba sebanyak sekitar 1,9 juta ekor, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 452.000 ekor. IDEAS memperkirakan dengan asumsi berat kambing atau domba antara 20—80 kilogram, sementara asumsi berat sapi atau kerbau antara 250—750 kilogram, maka potensi ekonomi kurban 2020 dari sekitar 2,3 juta hewan ternak ini setara dengan 117.000 ton daging. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda