Berkah Ekonomi Kurban
Sabtu, 01 Agustus 2020 - 06:15 WIB
Idul Adha diyakini akan terus memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Apalagi, saat ini banyak lembaga sosial terlibat di dalam rantai pasok kurban.
Seperti Dompet Dhuafa yang telah mengubah gerakan berkurban dari santunan menjadi gerakan ekonomi rakyat dengan program pembudidayaan peternakan di 18 provinsi. Begitu pula rumah Zakat Indonesia, memasuki tahap industrialisasi, mengolah daging kurban menjadi produk olahan tahan lama.
Dengan begitu, dua tujuan utama, yaitu sosial dan ekonomi tercapai. Sementara itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) merangkul masyarakat untuk menjadi agen peternak ACT. (Baca juga: Jet Tempur F-16 Turki Tiba di Azerbaijan untuk Latihan Gabungan)
"Ada manfaat ekonomi yang besar sekali dari ibadah ini. Kita melibatkan ratusan bahkan ribuan peternak yang sangat berharap sekali dalam situasi Covid-19 ini. Karena, mereka sempat khawatir apakah hewan ternaknya dapat dibeli oleh orang yang mau berkurban. Oleh karena itu, manfaat ekonomi dari berkurban adalah membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan bahkan jutaan peternak," ujar Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin.
Ahyudin mengatakan, dari berkurban ini, ACT bisa membantu khususnya korban PHK sebagai agen kurban. Dalam sistem ini kita mengajak masyarakat untuk terlibat dalam proses pemasaran hewan kurban yang nantinya akan mendapatkan keuntungan terbaik dari setiap hewan yang terjual. Harapannya, keuntungan dari penjualan hewan kurban tersebut mampu mengurangi beban perekonomian.
"Saat ini kita melibatkan banyak agen kurban dan ada banyak sedekah di situ. Jadi, spirit berkurban di saat pandemi ini bukan sekadar ibadah memotong daging kurban, tetapi ada ribuan bahkan jutaan masyarakat yang perekonomiannya bisa terbantu," tuturnya.
Sementara untuk penyaluran hewan kurban sendiri, ACT nantinya berencana menyalurkan kurban di wilayah Pulau Jawa, karena merupakan episentrum pandemi, kemudian sisanya di luar Pulau Jawa dan luar negeri.
"Dari 100.000 hewan kurban setara sapi, 50% kami sebarkan di Pulau Jawa karena episentrum pandeminya ada di Pulau Jawa, khususnya di Jabodetabek. Kemudian 25%, kami akan distribusikan di luar Pulau Jawa, yakni Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur," kata Ahyudin.
Momentum Iduladha bisa menjadi kesempatan sangat berharga untuk menggerakkan ekonomi rakyat, mulai dari budi daya peternakan hewan dan pengolahan daging kurban ke dalam bentuk kaleng yang mampu didistribusikan jarak jauh. (Baca juga: Amerika Resesi, Pengusaha Nasional Ketar-Ketir)
Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PPP Miftahul Choiry menegaskan, pada dimensi ekonomi kurban terbukti membantu kesejahteraan ekonomi keluarga para peternak, pemasok, dan pekerja yang bekerja di rumah potong.
Seperti Dompet Dhuafa yang telah mengubah gerakan berkurban dari santunan menjadi gerakan ekonomi rakyat dengan program pembudidayaan peternakan di 18 provinsi. Begitu pula rumah Zakat Indonesia, memasuki tahap industrialisasi, mengolah daging kurban menjadi produk olahan tahan lama.
Dengan begitu, dua tujuan utama, yaitu sosial dan ekonomi tercapai. Sementara itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) merangkul masyarakat untuk menjadi agen peternak ACT. (Baca juga: Jet Tempur F-16 Turki Tiba di Azerbaijan untuk Latihan Gabungan)
"Ada manfaat ekonomi yang besar sekali dari ibadah ini. Kita melibatkan ratusan bahkan ribuan peternak yang sangat berharap sekali dalam situasi Covid-19 ini. Karena, mereka sempat khawatir apakah hewan ternaknya dapat dibeli oleh orang yang mau berkurban. Oleh karena itu, manfaat ekonomi dari berkurban adalah membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan bahkan jutaan peternak," ujar Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin.
Ahyudin mengatakan, dari berkurban ini, ACT bisa membantu khususnya korban PHK sebagai agen kurban. Dalam sistem ini kita mengajak masyarakat untuk terlibat dalam proses pemasaran hewan kurban yang nantinya akan mendapatkan keuntungan terbaik dari setiap hewan yang terjual. Harapannya, keuntungan dari penjualan hewan kurban tersebut mampu mengurangi beban perekonomian.
"Saat ini kita melibatkan banyak agen kurban dan ada banyak sedekah di situ. Jadi, spirit berkurban di saat pandemi ini bukan sekadar ibadah memotong daging kurban, tetapi ada ribuan bahkan jutaan masyarakat yang perekonomiannya bisa terbantu," tuturnya.
Sementara untuk penyaluran hewan kurban sendiri, ACT nantinya berencana menyalurkan kurban di wilayah Pulau Jawa, karena merupakan episentrum pandemi, kemudian sisanya di luar Pulau Jawa dan luar negeri.
"Dari 100.000 hewan kurban setara sapi, 50% kami sebarkan di Pulau Jawa karena episentrum pandeminya ada di Pulau Jawa, khususnya di Jabodetabek. Kemudian 25%, kami akan distribusikan di luar Pulau Jawa, yakni Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur," kata Ahyudin.
Momentum Iduladha bisa menjadi kesempatan sangat berharga untuk menggerakkan ekonomi rakyat, mulai dari budi daya peternakan hewan dan pengolahan daging kurban ke dalam bentuk kaleng yang mampu didistribusikan jarak jauh. (Baca juga: Amerika Resesi, Pengusaha Nasional Ketar-Ketir)
Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PPP Miftahul Choiry menegaskan, pada dimensi ekonomi kurban terbukti membantu kesejahteraan ekonomi keluarga para peternak, pemasok, dan pekerja yang bekerja di rumah potong.
tulis komentar anda