B20 Summit India, UMKM Perlu Akses Pendanaan dan Teknologi untuk Percepat Transisi Energi
Jum'at, 25 Agustus 2023 - 15:30 WIB
JAKARTA - Transisi energi di Indonesia harus melibatkan UMKM yang memiliki porsi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu perlu adanya akses terhadap pendanaan dan teknologi agar UMKM dapat maksimal menjalankan peran sebagai penyedia kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan agar masyarakat pedesaan bisa meningkatkan pendapatannya.
Dalam presentasinya pada forum BNEF di New Delhi, 24 Agustus 2023, Senior Vice President Research & Technology Innovation of Pertamina, Oki Muraza mengatakan pentingnya keterlibatan UMKM dalam transisi energi di Indonesia karena kita memerlukan peran masyarakat dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan energy low carbon. Sehingga dalam proses itu ada Job Creation yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan pada saat yang sama korporasi juga mendapatkan manfaat dari karbon kreditnya.
“Tantangannya adalah akses terhadap capital atau pendanaan dan akses terhadap teknologi kepada UMKM agar mereka dapat maksimal memainkan perannya dalam transisi energi dengan memberikan keuntungan kepada masyarakat dan korporasi,” ucapnya.
Oleh sebab itu, ia berpesan bahwa sebagai negara berkembang yang memiliki banyak sumber daya alam yang berlimpah di dalam negeri, Indonesia mendorong agar negara maju dapat memberikan arus pendanaan ke negara berkembang agar mereka bisa mengembangkan teknologi dan implementasinya dengan bantuan dari negara-negara maju yang memiliki dana.
“Saat ini dunia memiliki gap dalam perekonomian antara negara sangat maju dengan negara berkembang. Negara sangat maju GDP per kapitanya sudah di atas 50.000 USD, tetapi ada juga negara-negara berkembang seperti Indonesia yang GDP per kapitanya masih di bawah 5.000 USD per kapita. Jadi kita mengharapkan Capital Flow ini sebagai bentuk dari amanat CBDR atau Common but Differentiated Responsibilities,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan dengan melibatkan UMKM dalam transisi energi tersebut, Indonesia ingin menggabungkan bantuan dari internasional di mana dalam hal ini ada lapangan pekerjaan untuk masyarakat dan juga keuntungan perusahaan dalam upaya mempercepat transisi energi.
“Harapannya, transisi energi di Indonesia itu dapat menjadi role model bagaimana keterlibatan masyarakat dan juga membuka lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di pelosok dan bagaimana juga transisi energi itu bisa berjalan dengan Nature-Based Solutions,” ucap Oki.
Senada dengan Oki, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga mengatakan UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional dan menyerap tenaga kerja besar sehingga harus menjadi bagian penting dalam percepatan transisi energi. "Pertamina telah menjalankan program Desa Energi berdikari di 52 wilayah untuk memberikan akses energi terbarukan kepada UMKM dan masyarakat sehingga bisa mandiri energi," ujarnya.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Dalam presentasinya pada forum BNEF di New Delhi, 24 Agustus 2023, Senior Vice President Research & Technology Innovation of Pertamina, Oki Muraza mengatakan pentingnya keterlibatan UMKM dalam transisi energi di Indonesia karena kita memerlukan peran masyarakat dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan energy low carbon. Sehingga dalam proses itu ada Job Creation yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan pada saat yang sama korporasi juga mendapatkan manfaat dari karbon kreditnya.
“Tantangannya adalah akses terhadap capital atau pendanaan dan akses terhadap teknologi kepada UMKM agar mereka dapat maksimal memainkan perannya dalam transisi energi dengan memberikan keuntungan kepada masyarakat dan korporasi,” ucapnya.
Oleh sebab itu, ia berpesan bahwa sebagai negara berkembang yang memiliki banyak sumber daya alam yang berlimpah di dalam negeri, Indonesia mendorong agar negara maju dapat memberikan arus pendanaan ke negara berkembang agar mereka bisa mengembangkan teknologi dan implementasinya dengan bantuan dari negara-negara maju yang memiliki dana.
“Saat ini dunia memiliki gap dalam perekonomian antara negara sangat maju dengan negara berkembang. Negara sangat maju GDP per kapitanya sudah di atas 50.000 USD, tetapi ada juga negara-negara berkembang seperti Indonesia yang GDP per kapitanya masih di bawah 5.000 USD per kapita. Jadi kita mengharapkan Capital Flow ini sebagai bentuk dari amanat CBDR atau Common but Differentiated Responsibilities,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan dengan melibatkan UMKM dalam transisi energi tersebut, Indonesia ingin menggabungkan bantuan dari internasional di mana dalam hal ini ada lapangan pekerjaan untuk masyarakat dan juga keuntungan perusahaan dalam upaya mempercepat transisi energi.
“Harapannya, transisi energi di Indonesia itu dapat menjadi role model bagaimana keterlibatan masyarakat dan juga membuka lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di pelosok dan bagaimana juga transisi energi itu bisa berjalan dengan Nature-Based Solutions,” ucap Oki.
Senada dengan Oki, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga mengatakan UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional dan menyerap tenaga kerja besar sehingga harus menjadi bagian penting dalam percepatan transisi energi. "Pertamina telah menjalankan program Desa Energi berdikari di 52 wilayah untuk memberikan akses energi terbarukan kepada UMKM dan masyarakat sehingga bisa mandiri energi," ujarnya.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
(dsa)
tulis komentar anda