Denny JA Sebut Pembatasan Usia Capres-Cawapres sebuah Kesalahan
Kamis, 24 Agustus 2023 - 18:35 WIB
Mandela lanjutnya memperkuat perekonomian negara dan posisi internasional Afrika Selatan. Mandela menjadi ikon global perdamaian dan kebebasan
"Usia Mandela bukanlah penghalang keberhasilannya sebagai Presiden. Dia berusia 76 tahun ketika terpilih, namun dia tetap tampil seorang pemimpin yang kuat, bijaksana, dan berpengalaman," paparnya.
Pada usia 70 puluhan, kata Denny JA, Mandela mampu menegosiasikan penyelesaian damai dengan pemerintah minoritas kulit putih. Ia mengakhiri apartheid dan membangun Afrika Selatan yang demokratis.
Mandela membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan selama apartheid dan mendorong pengampunan
dan rekonsiliasi.
Mandela memperkenalkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan kehidupan warga kulit hitam Afrika Selatan seperti memperluas akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.
"Padahal kekerasan demi kekerasan, juga penindasan di Afrika Selatan sebelum Mandela menjadi Presiden menjadi hal yang rutin. Mandela mampu menyetop itu, tak pula membalas dendam menghancurkan ras kulit putih ketika ras kulit hitam berkuasa. Usia Tujuh puluhan pada kasus Mandela justru menjadi momen kearifan dan kebijaksanaan," tuturnya.
Denny JA mengatakan kesalahan kedua dari pembatasan maksimal capres dan cawapres 70 tahun karena mengabaikan kondisi di Indonesia sendiri. Dia menuturkan Ma'ruf Amin ketika terpilih menjadi Wakil Presiden, usianya sudah di atas 65 tahun, bahkan di atas 70 tahun. Saat terpilih menjadi Wapres, usia Ma'ruf Amin 76 tahun.
"Bersama Jokowi, kini mereka mendapatkan approval rating, tingkat kepuasan publik di angka 80%. Ini tingkat kepuasan yang tinggi sekali. Jusuf Kalla mengalami hal yang sama. Ketika ia terpilih menjadi Wakil Presiden Jokowi di tahun 2014, usianya sudah 72 tahun," jelasnya.
Denny JA menambahkan kesalahan ketiga jauh lebih mendasar. Tindakan itu menjadi pelanggaran hak asasi manusia karena mendiskriminasi warga berusia 65 tahun ke atas untuk menjadi Presiden atau Wakil Presiden.
"Usia Mandela bukanlah penghalang keberhasilannya sebagai Presiden. Dia berusia 76 tahun ketika terpilih, namun dia tetap tampil seorang pemimpin yang kuat, bijaksana, dan berpengalaman," paparnya.
Pada usia 70 puluhan, kata Denny JA, Mandela mampu menegosiasikan penyelesaian damai dengan pemerintah minoritas kulit putih. Ia mengakhiri apartheid dan membangun Afrika Selatan yang demokratis.
Mandela membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan selama apartheid dan mendorong pengampunan
dan rekonsiliasi.
Mandela memperkenalkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan kehidupan warga kulit hitam Afrika Selatan seperti memperluas akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.
"Padahal kekerasan demi kekerasan, juga penindasan di Afrika Selatan sebelum Mandela menjadi Presiden menjadi hal yang rutin. Mandela mampu menyetop itu, tak pula membalas dendam menghancurkan ras kulit putih ketika ras kulit hitam berkuasa. Usia Tujuh puluhan pada kasus Mandela justru menjadi momen kearifan dan kebijaksanaan," tuturnya.
Denny JA mengatakan kesalahan kedua dari pembatasan maksimal capres dan cawapres 70 tahun karena mengabaikan kondisi di Indonesia sendiri. Dia menuturkan Ma'ruf Amin ketika terpilih menjadi Wakil Presiden, usianya sudah di atas 65 tahun, bahkan di atas 70 tahun. Saat terpilih menjadi Wapres, usia Ma'ruf Amin 76 tahun.
"Bersama Jokowi, kini mereka mendapatkan approval rating, tingkat kepuasan publik di angka 80%. Ini tingkat kepuasan yang tinggi sekali. Jusuf Kalla mengalami hal yang sama. Ketika ia terpilih menjadi Wakil Presiden Jokowi di tahun 2014, usianya sudah 72 tahun," jelasnya.
Denny JA menambahkan kesalahan ketiga jauh lebih mendasar. Tindakan itu menjadi pelanggaran hak asasi manusia karena mendiskriminasi warga berusia 65 tahun ke atas untuk menjadi Presiden atau Wakil Presiden.
tulis komentar anda