Satgas COVID-19: Klaster Rumah Sakit Penyumbang Kasus Positif Tertinggi di DKI
Rabu, 29 Juli 2020 - 11:18 WIB
JAKARTA - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan klaster rumah sakit menjadi penyumbang kasus positif COVID-19 terbanyak di DKI Jakarta pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari 4 Juni sampai dengan 26 Juli 2020.
“Jadi kontribusinya ini berasal dari klaster-klaster mana saja? Pasien rumah sakit memang masih menempati peringkat pertama sekitar 42%,” ungkap Dewi di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (29/7/2020). (Baca juga: Bertambah 8, WNI di Luar Negeri Sembuh Corona Capai 832 Orang)
Selanjutnya, Dewi mengatakan klaster kedua adalah dari berbagai komunitas yang menyumbangkan angka sebesar 39%. “Kemudian pasien di komunitas, ini yang merupakan hasil kontak tracing nih. Biasanya mungkin “oh si bapak yang dulu pernah pergi menghadiri apa, ketemu dengan siapa saja” akhirnya mulailah ada penyebaran di sana, di komunitas. Ini juga cukup besar angkanya sekitar 39%,” jelasnya.
Kemudian Anak Buah Kapal (ABK) ataupun Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Indonesia dan transit di Jakarta menyumbangkan klaster kasus positif COVID-19 sebanyak 5,8%. “Kemudian ini ada ABK dan PMI, anak buah kapal atau pekerja migran Indonesia yang balik ke Indonesia ini sekitar 5,8%. Kan Jakarta kan tempatnya untuk semua orang datang, di sini ada 5,8%,” papar Dewi.
Sementara klaster pasar menyumbangkan angka 4,3%. Sedangkan klaster perkantoran menyumbangkan angka sebesar 3,6%. “Kemudian pasar, ini sekitar 4,3%. Kemudian kita lihat yang selanjutnya adalah perkantoran, perkantoran ini sekitar 3,6%. Tapi kita harus paham ternyata perkantoran menyumbangkan kontribusi sebesar 3,6% di masa PSBB transisi ini untuk keseluruhan kasus positif yang ada di DKI.” (Baca juga: Marinir Bawa Pengangkat Jenazah Jenderal TNI Korban G30S/PKI ke RS Al Huda)
“Selanjutnya, sisanya yang lain ada tenaga kesehatan di rumah sakit, ada di Puskesmas, ada di Rutan ini juga semuanya angkanya kecil tapi juga menyumbangkan kasus positif,” tambah Dewi.
“Jadi kontribusinya ini berasal dari klaster-klaster mana saja? Pasien rumah sakit memang masih menempati peringkat pertama sekitar 42%,” ungkap Dewi di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (29/7/2020). (Baca juga: Bertambah 8, WNI di Luar Negeri Sembuh Corona Capai 832 Orang)
Selanjutnya, Dewi mengatakan klaster kedua adalah dari berbagai komunitas yang menyumbangkan angka sebesar 39%. “Kemudian pasien di komunitas, ini yang merupakan hasil kontak tracing nih. Biasanya mungkin “oh si bapak yang dulu pernah pergi menghadiri apa, ketemu dengan siapa saja” akhirnya mulailah ada penyebaran di sana, di komunitas. Ini juga cukup besar angkanya sekitar 39%,” jelasnya.
Kemudian Anak Buah Kapal (ABK) ataupun Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Indonesia dan transit di Jakarta menyumbangkan klaster kasus positif COVID-19 sebanyak 5,8%. “Kemudian ini ada ABK dan PMI, anak buah kapal atau pekerja migran Indonesia yang balik ke Indonesia ini sekitar 5,8%. Kan Jakarta kan tempatnya untuk semua orang datang, di sini ada 5,8%,” papar Dewi.
Sementara klaster pasar menyumbangkan angka 4,3%. Sedangkan klaster perkantoran menyumbangkan angka sebesar 3,6%. “Kemudian pasar, ini sekitar 4,3%. Kemudian kita lihat yang selanjutnya adalah perkantoran, perkantoran ini sekitar 3,6%. Tapi kita harus paham ternyata perkantoran menyumbangkan kontribusi sebesar 3,6% di masa PSBB transisi ini untuk keseluruhan kasus positif yang ada di DKI.” (Baca juga: Marinir Bawa Pengangkat Jenazah Jenderal TNI Korban G30S/PKI ke RS Al Huda)
“Selanjutnya, sisanya yang lain ada tenaga kesehatan di rumah sakit, ada di Puskesmas, ada di Rutan ini juga semuanya angkanya kecil tapi juga menyumbangkan kasus positif,” tambah Dewi.
(kri)
tulis komentar anda