Memupus Bias Tionghoa
Rabu, 28 Juni 2023 - 18:11 WIB
Ketiga adalah kelompok Manado Tionghoa yang merupakan hasil perkawinan antara etnis Tionghoa dengan orang Manado. Kelompok ketiga ini dapat dikenali karena menggunakan nama keluarga (family name) lokal, seperti Anggouw, Bastian, Kansil, Lontoh, Sondakh dan sebagainya (hal. 15). Adopsi nama-nama marga lokal oleh orang Tionghoa ini adalah bukti kedekatan masyarakat Tionghoa dengan orang lokal di Sulawesi Utara.
Berbeda dengan orang Tionghoa di Jawa yang digambarkan sebagai binatang ekonomi, orang Tionghoa di Manado dicurigai oleh negara lebih karena kekhawatiran akan komunisme (hal. 21). Hal ini disebabkan karena Tiongkok selalu memakai minoritas (Tionghoa) untuk melakukan tekanan-tekanan diplomatik, subversi dan intervensi ke negara-negara lain. Pandangan tentang kehawatiran ini pun sesungguhnya lebih muncul dari pihak negara daripada dari masyarakat lokal.
baca juga: Ini 2 Gubernur DKI Jakarta yang Beretnis Tionghoa
Di bab 4 dibahas secara khusus membahas tentang aktivitas masyarakat Manado Tionghoa di bidang ekonomi, budaya dan pendidikan. Hendri Gunawan menunjukkan bahwa ada dinamika dalam aktivitas ekonomi, budaya dan pendidikan. Namun dinamika tersebut lebih disebabkan karena kebijakan negara (Belanda dan kemudian Republik Indonesia) daripada akibat dari perjumpaan orang Tionghoa di Manado dengan masyarakat lokal.
Meski buku ini memberi gambaran bahwa Orang Manado Tionghoa berasimilasi dengan baik dengan orang-orang lokal, Hendri Gunawan tak lupa menyampaikan juga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh orang Tionghoa di Manado.
Meskipun proses integrasi wajar tanpa resistensi dan penolakan fisik telah sukses dilakukan, orang-orang Tionghoa Manado tetap mewarisi dilema akan identitas mereka (hal. 126). Persoalan-persoalan tersebut sangat erat hubungannya dengan permasalahan yang dihadapi orang Tionghoa secara nasional.
Judul : Orang Manado Tionghoa
Penulis : Hendri Gunawan
Terbit : 2023
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Berbeda dengan orang Tionghoa di Jawa yang digambarkan sebagai binatang ekonomi, orang Tionghoa di Manado dicurigai oleh negara lebih karena kekhawatiran akan komunisme (hal. 21). Hal ini disebabkan karena Tiongkok selalu memakai minoritas (Tionghoa) untuk melakukan tekanan-tekanan diplomatik, subversi dan intervensi ke negara-negara lain. Pandangan tentang kehawatiran ini pun sesungguhnya lebih muncul dari pihak negara daripada dari masyarakat lokal.
baca juga: Ini 2 Gubernur DKI Jakarta yang Beretnis Tionghoa
Di bab 4 dibahas secara khusus membahas tentang aktivitas masyarakat Manado Tionghoa di bidang ekonomi, budaya dan pendidikan. Hendri Gunawan menunjukkan bahwa ada dinamika dalam aktivitas ekonomi, budaya dan pendidikan. Namun dinamika tersebut lebih disebabkan karena kebijakan negara (Belanda dan kemudian Republik Indonesia) daripada akibat dari perjumpaan orang Tionghoa di Manado dengan masyarakat lokal.
Meski buku ini memberi gambaran bahwa Orang Manado Tionghoa berasimilasi dengan baik dengan orang-orang lokal, Hendri Gunawan tak lupa menyampaikan juga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh orang Tionghoa di Manado.
Meskipun proses integrasi wajar tanpa resistensi dan penolakan fisik telah sukses dilakukan, orang-orang Tionghoa Manado tetap mewarisi dilema akan identitas mereka (hal. 126). Persoalan-persoalan tersebut sangat erat hubungannya dengan permasalahan yang dihadapi orang Tionghoa secara nasional.
Judul : Orang Manado Tionghoa
Penulis : Hendri Gunawan
Terbit : 2023
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
tulis komentar anda