Memupus Bias Tionghoa

Rabu, 28 Juni 2023 - 18:11 WIB
Memupus Bias Tionghoa
Handoko Widagdo

Pecinta Buku



WACANA
tentang Tionghoa di Indonesia sangat bias dengan Tionghoa di Jawa, Tionghoa elite dan Tionghoa perkotaan. Padahal orang Tionghoa di Indonesia tidak hanya ada di Jawa, banyak dari mereka tinggal di luar Jawa. Tionghoa di Indonesia tidak hanya dari kalangan elite, tapi banyak juga Tionghoa jelata.

baca juga: Sastra Melayu Tionghoa, Asing di Negeri Sendiri



Demikian pun orang Tionghoa tidak hanya tinggal di perkotaan, tapi juga banyak di pedesaan terutama yang di luar Jawa. Pendapat bahwa kajian Tionghoa di Indonesia bias Jawa, kota dan elite diungkapkan oleh Sejarawan Senior UGM Prof Bambang Purwanto dalam sebuah acara yang membahas tentang masyarakat Tionghoa Indonesia (hal. xv).

Pendapat ini diamini oleh Sejarawan yang mengambil spesialisasi masalah Tionghoa, Didi Kwartanada yang memberi pengantar buku ini. Akibatnya pembahasan tentang masalah Tionghoa selalu berkisar hanya pada kesenjangan ekonomi dengan masyarakat non Tionghoa. Pembahasan yang bias ini berakibat pada diskriminasi terhadap orang Tionghoa sehingga sering menjadi kambing hitam saat terjadi kerusuhan politik.

Masalah bias ini sudah disadari oleh para cendekiawan dan akademisi yang menggeluti masalah Tionghoa. Kajian yang lebih komprehensif sangat diperlukan supaya gambaran tentang orang Tionghoa di Indonesia menjadi lebih berimbang. Itulah sebabnya kajian tentang Tionghoa yang tidak mainstream terus diupayakan.

baca juga: Lewat Pariwisata, Perhimpunan Inti Kenalkan Budaya Tionghoa

Kajian tentang orang Tionghoa di luar Jawa semakin meningkat jumlahnya. Sejak 1998 banyak orang Tionghoa non elite yang menulis tentang kisah hidupnya dalam sebuah buku. Buku “Orang Manado Tionghoa” karya Hendri Gunawan ini adalah salah satu penelitian tentang Tionghoa di luar Jawa.

Melalui buku ini kita disuguhi bahwa ternyata apa yang diduga sebelumnya orang Tionghoa yang tinggal di luar Jawa mempunyai stereotipe, pola relasi dan permasalahan yang cukup berbeda dengan pandangan kita tentang orang Tionghoa selama ini.

Dalam hal integrasi, Hendri Gunawan menunjukkan bahwa orang Manado Tionghoa telah menganggap dirinya orang Manado. Demikian pun dengan orang lokal menganggap mereka. Stereotipe orang Tionghoa sebagai binatang ekonomi tidak terlalu nampak bagi masyarakat lokal.

baca juga: Etnis Tionghoa dan Penyebaran Islam di Pulau Jawa

Orang Tionghoa di Manado merasa nyaman untuk berpartisipasi di bidang sosial budaya dan politik. Mereka merasa nyaman mengikuti budaya lokal yang berwarna Kristiani berdampingan dengan mempraktikkan budaya Tionghoa. Di bidang politik, partisipasi orang Tionghoa sangat maju. Bahkan Andrei Angouw, seorang Manado Tionghoa yang beragama Konghucu terpilih sebagai Wali Kota Manado.

Menarik untuk mencermati pemilihan judul buku ini, Hendri Gunawan menempatkan Manado di depan Tionghoa. Pemilihan judul ini sangat tepat karena Hendri Gunawan memang menggambarkan orang Manado yang kebetulan beretnis Tionghoa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More