Tepis Politik Identitas
Jum'at, 26 Mei 2023 - 11:37 WIB
Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
BOLEH dikatakan mengejutkan, boleh juga dikatakan, itu sudah diantisipasi sebelumnya. Itu tidak mengejutkan sama sekali. Tetap saja konsekwensinya mengembirakan dan akibatnya positif bagi umat. Berita baik tentu saja.
Ketua Umum Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Haedar Nashir dan rombongan mengunjungi kantor PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) pada tanggal 25 Mei 2023. Dan tentu saja disambut Ketua Umum PBNU Dr. KH Cholil Yahya Staquf dan teamnya.
Kunjungan ini tidak mengejutkan karena tahun lalu, karena Gus Yahya sudah bersilaturahmi ke kantor Muhammadiyah tahun lalu. Beliau sudah sering sampaikan secara eksplisit dalam bebera kesempatan bahwa NU dan Muhammadiyah harus membangun kerjasama sinergis.
Bahkan dalam salah satu posting Instagramnya dengan bercanda mengatakan saat lebaran Idulfitri yang berbeda bulan lalu, NU dan Muhammadiyah bisa berbeda dalam merayakan lebaran Idulfitri tahun ini, tetapi keduanya sepakat tentang hari Kartini, tetap hari Jumat, tanggal 21 April. Ini bukan bercanda biasa, ini adalah sindiran simbolik.
Ya sudahlah keputusan bisa berbeda, tetapi keduanya tidak bisa saling meningkari keputusan masing-masing. Berbeda tetap saling menghormati, persaudaraan tetap ada dan terjalin.
Ketua Umum Muhammadiyah yang penampilannya kalem dan tenang dalam setiap pidatonya juga sering mengungkapkan hal yang senada. Meskipun kritis pada tindakan-tindakan umat dan yang memanfaatkan identitas umat, terutama dalam ranah politik, beliau tetap yakin ada jalan keluar bersama-sama.
Pada acara Syawalan di UIN Sunan Kalijaga misalnya, pada tanggal 8 Mei 2023, beliau menyampaikan nada optimismenya pada usaha-usaha yang dilakukan kampus UIN Sunan Kalijaga dengan mengadakan syawalan antar umat. Syawalan di UIN Sunan Kalijaga dalam tiga tahun terakhir selalu mengundang pemimpin dari agama-agama yang berbeda: Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, Konghucu dan iman lain. Ini merupakan usaha yang baik dan harus selalu konsisten.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
BOLEH dikatakan mengejutkan, boleh juga dikatakan, itu sudah diantisipasi sebelumnya. Itu tidak mengejutkan sama sekali. Tetap saja konsekwensinya mengembirakan dan akibatnya positif bagi umat. Berita baik tentu saja.
Ketua Umum Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Haedar Nashir dan rombongan mengunjungi kantor PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) pada tanggal 25 Mei 2023. Dan tentu saja disambut Ketua Umum PBNU Dr. KH Cholil Yahya Staquf dan teamnya.
Kunjungan ini tidak mengejutkan karena tahun lalu, karena Gus Yahya sudah bersilaturahmi ke kantor Muhammadiyah tahun lalu. Beliau sudah sering sampaikan secara eksplisit dalam bebera kesempatan bahwa NU dan Muhammadiyah harus membangun kerjasama sinergis.
Bahkan dalam salah satu posting Instagramnya dengan bercanda mengatakan saat lebaran Idulfitri yang berbeda bulan lalu, NU dan Muhammadiyah bisa berbeda dalam merayakan lebaran Idulfitri tahun ini, tetapi keduanya sepakat tentang hari Kartini, tetap hari Jumat, tanggal 21 April. Ini bukan bercanda biasa, ini adalah sindiran simbolik.
Ya sudahlah keputusan bisa berbeda, tetapi keduanya tidak bisa saling meningkari keputusan masing-masing. Berbeda tetap saling menghormati, persaudaraan tetap ada dan terjalin.
Ketua Umum Muhammadiyah yang penampilannya kalem dan tenang dalam setiap pidatonya juga sering mengungkapkan hal yang senada. Meskipun kritis pada tindakan-tindakan umat dan yang memanfaatkan identitas umat, terutama dalam ranah politik, beliau tetap yakin ada jalan keluar bersama-sama.
Pada acara Syawalan di UIN Sunan Kalijaga misalnya, pada tanggal 8 Mei 2023, beliau menyampaikan nada optimismenya pada usaha-usaha yang dilakukan kampus UIN Sunan Kalijaga dengan mengadakan syawalan antar umat. Syawalan di UIN Sunan Kalijaga dalam tiga tahun terakhir selalu mengundang pemimpin dari agama-agama yang berbeda: Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, Konghucu dan iman lain. Ini merupakan usaha yang baik dan harus selalu konsisten.
tulis komentar anda