Kisah Jenderal TB Simatupang Tidak Akur dengan Presiden Soekarno
Kamis, 04 Mei 2023 - 01:17 WIB
Selain itu, Simatupang juga menyarankan Soekarno untuk tidak mengenakan seragam militer dalam berbagai kegiatan. Hal itu supaya dapat memberikan teladan dengan tetap mengenakan pakaian sipil.
Namun peringatan tersebut tak diindahkan oleh Soekarno yang justru mengenakan seragam militer dalam berbagai hajatan negara.
Perseteruan dua tokoh penting Indonesia ini semakin terlihat ketika penentuan visi angkatan perang.
Pada tahun 1952, Soekarno memberikan dukungannya pada Kolonel Bambang Soepeno untuk menggantikan Nasution dari kedudukan Kepala Staf Angkatan Darat.
Keputusan tersebut rupanya tanpa sepengetahuan Simatupang selaku KSAP (Kepala Staf Angkatan Perang).
Dalam suatu pertemuan, TB Simatupang bahkan sempat menggebrak pintu di depan Soekarno, lantaran kecewa akan keikutcampurannya dalam urusan internal ABRI. Hal tersebut tentulah membuat sang pemimpin negara itu marah besar.
Buntut dari konflik TB Simatupang dan Soekarno ini terjadi pada 17 Oktober 1952. Simatupang akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai KSAP. Dia dibiarkan bekerja tanpa jabatan dan hanya berkedudukan sebagai penasihat Menteri Pertahanan hingga dipensiunkan dini.
Meski sempat berkonflik dengan Soekarno, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap memberikan gelar pahlawan nasional pada TB Simatupang pada tahun 2013 lalu.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
Namun peringatan tersebut tak diindahkan oleh Soekarno yang justru mengenakan seragam militer dalam berbagai hajatan negara.
Perseteruan dua tokoh penting Indonesia ini semakin terlihat ketika penentuan visi angkatan perang.
Pada tahun 1952, Soekarno memberikan dukungannya pada Kolonel Bambang Soepeno untuk menggantikan Nasution dari kedudukan Kepala Staf Angkatan Darat.
Baca Juga
Keputusan tersebut rupanya tanpa sepengetahuan Simatupang selaku KSAP (Kepala Staf Angkatan Perang).
Dalam suatu pertemuan, TB Simatupang bahkan sempat menggebrak pintu di depan Soekarno, lantaran kecewa akan keikutcampurannya dalam urusan internal ABRI. Hal tersebut tentulah membuat sang pemimpin negara itu marah besar.
Buntut dari konflik TB Simatupang dan Soekarno ini terjadi pada 17 Oktober 1952. Simatupang akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai KSAP. Dia dibiarkan bekerja tanpa jabatan dan hanya berkedudukan sebagai penasihat Menteri Pertahanan hingga dipensiunkan dini.
Meski sempat berkonflik dengan Soekarno, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap memberikan gelar pahlawan nasional pada TB Simatupang pada tahun 2013 lalu.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
(bim)
tulis komentar anda