Inovasi di Tengah Pandemi, dari APD hingga Robot Tenaga Medis
Selasa, 21 Juli 2020 - 07:29 WIB
"Kita bisa mengetes langsung di pasar atau tempat lainnya dengan akurasi sama seperti PCR, harga alatnya sekitar Rp200 juta dan alatnya bisa mobile (dibawa ke mana-mana)," sambungnya.
Momentum Kebangkitan Riset dan Inovasi
Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi kegiatan riset dan inovasi sebagai upaya mengantisipasi dan mencegah penyebaran korona di Indonesia. Saat ini Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons secara cepat penyakit Covid-19, yang secara singkat disebut sebagai Konsorsium Covid-19 pada Maret lalu. (Baca juga: IDI Tegaskan Penggunaan Thermo Gun Tidak Berbahaya)
Pada Mei, konsorsium ini menyelenggarakan program pendanaan riset dan inovasi untuk para peneliti dan perekayasa yang melakukan kegiatan riset dan pengembangan untuk menangani pandemi Covid-19. Tak butuh waktu lama, program ini membuah banyak hasil.
"Untuk tahap pertama sudah bisa menghasilkan output, bahkan sudah ada sampai tahapan industri hanya dalam waktu yang relatif singkat. Pada 20 Mei, pas Hari Kebangkitan Nasional, ada 57 produk inovasi yang sebagian sudah dihilirisasi, mendapat mitra industri sehingga bisa diproduksi dalam jumlah besar," kata Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.
Bambang berharap, adanya pandemi corona ini sebagai momentum untuk Konsorsium Riset Covid-19 guna membuat riset dan inovasi Indonesia naik kelas, sehingga yang tadinya riset dan inovasi karya anak bangsa tidak dilirik, kini bisa diperhatikan karena telah berhasil membuat sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Dan menjadi kebanggaan kita semua sebagai bangsa, karena ketika putra-putri bangsa berhasil menghasilkan sesuatu di situ masyarakat sadar pentingnya Litbangjirap. Dan, betapa pentingnya Indonesia memiliki peneliti yang andal dan berdedikasi untuk hasilkan sesuatu bagi bangsa dan negara," katanya.
Sementara untuk pendanaan tahap dua ini, Bambang berharap ada riset terkait alat kesehatan. Dia memuji bahwa tahap pertama sudah dibuat ventilator yang sangat membantu sekali dalam penanganan pasien yang kesulitan bernapas. Selain itu, juga sudah ada test kit baik berbentuk PCR maupun rapid test. (Lihat videonya: Diduga untuk Ilmu Hitam, 2 Jenazagh di TPU Karang Bahagia Bekasi Dicuri)
Namun untuk selanjutnya, dia berharap adanya riset untuk alat yang masih impor seperti bahan untuk antigen yang masih impor. Berikutnya reagen yang dibutuhkan untuk tes PCR yang juga masih impor, sehingga menghambat untuk melakukan tes secara masif. "Saya harap buat inovasi terkait reagen yang sangat dibutuhkan," katanya.
Plt. Sekretaris Utama Kemenristek/BRIN Mego Pinandito menyampaikan, ada 139 proposal penerima dana penelitian tahap II. Adapun proposal tersebut meliputi lima bidang prioritas, yakni Pencegahan (30 proposal), Skrining dan Diagnosis (15 proposal), Alat Kesehatan dan Pendukung (34 proposal), Obat-obatan, Terapi, dan Multicenter Clinic (19 proposal), Sosial Humaniora dan Public Health Modelling (41 proposal) dengan total dana yang diberikan sebesar Rp27,3 miliar. (Neneng Zubaidah/Agung Bakti Sarasa/Ahmad Antoni)
Momentum Kebangkitan Riset dan Inovasi
Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi kegiatan riset dan inovasi sebagai upaya mengantisipasi dan mencegah penyebaran korona di Indonesia. Saat ini Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons secara cepat penyakit Covid-19, yang secara singkat disebut sebagai Konsorsium Covid-19 pada Maret lalu. (Baca juga: IDI Tegaskan Penggunaan Thermo Gun Tidak Berbahaya)
Pada Mei, konsorsium ini menyelenggarakan program pendanaan riset dan inovasi untuk para peneliti dan perekayasa yang melakukan kegiatan riset dan pengembangan untuk menangani pandemi Covid-19. Tak butuh waktu lama, program ini membuah banyak hasil.
"Untuk tahap pertama sudah bisa menghasilkan output, bahkan sudah ada sampai tahapan industri hanya dalam waktu yang relatif singkat. Pada 20 Mei, pas Hari Kebangkitan Nasional, ada 57 produk inovasi yang sebagian sudah dihilirisasi, mendapat mitra industri sehingga bisa diproduksi dalam jumlah besar," kata Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.
Bambang berharap, adanya pandemi corona ini sebagai momentum untuk Konsorsium Riset Covid-19 guna membuat riset dan inovasi Indonesia naik kelas, sehingga yang tadinya riset dan inovasi karya anak bangsa tidak dilirik, kini bisa diperhatikan karena telah berhasil membuat sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Dan menjadi kebanggaan kita semua sebagai bangsa, karena ketika putra-putri bangsa berhasil menghasilkan sesuatu di situ masyarakat sadar pentingnya Litbangjirap. Dan, betapa pentingnya Indonesia memiliki peneliti yang andal dan berdedikasi untuk hasilkan sesuatu bagi bangsa dan negara," katanya.
Sementara untuk pendanaan tahap dua ini, Bambang berharap ada riset terkait alat kesehatan. Dia memuji bahwa tahap pertama sudah dibuat ventilator yang sangat membantu sekali dalam penanganan pasien yang kesulitan bernapas. Selain itu, juga sudah ada test kit baik berbentuk PCR maupun rapid test. (Lihat videonya: Diduga untuk Ilmu Hitam, 2 Jenazagh di TPU Karang Bahagia Bekasi Dicuri)
Namun untuk selanjutnya, dia berharap adanya riset untuk alat yang masih impor seperti bahan untuk antigen yang masih impor. Berikutnya reagen yang dibutuhkan untuk tes PCR yang juga masih impor, sehingga menghambat untuk melakukan tes secara masif. "Saya harap buat inovasi terkait reagen yang sangat dibutuhkan," katanya.
Plt. Sekretaris Utama Kemenristek/BRIN Mego Pinandito menyampaikan, ada 139 proposal penerima dana penelitian tahap II. Adapun proposal tersebut meliputi lima bidang prioritas, yakni Pencegahan (30 proposal), Skrining dan Diagnosis (15 proposal), Alat Kesehatan dan Pendukung (34 proposal), Obat-obatan, Terapi, dan Multicenter Clinic (19 proposal), Sosial Humaniora dan Public Health Modelling (41 proposal) dengan total dana yang diberikan sebesar Rp27,3 miliar. (Neneng Zubaidah/Agung Bakti Sarasa/Ahmad Antoni)
tulis komentar anda