Puasa, Inflasi, Berbagi
Senin, 10 April 2023 - 08:57 WIB
Tradisi dan Redistribusi Kekayaan
Masyarakat Indonesia memiliki beragam tradisi dalam momen Ramadan hingga Idulfitri, di antaranya adalah saling berbagi dan mengirimkan bingkisan pada kerabat maupun sanak saudara. Tradisi mengirimkan bingkisan tersebut faktanya telah membudaya sejak masa Jawa Kuno melalui istilah ater-ater. Istilah tersebut merujuk pada aktivitas mengantarkan atau membawa makanan dari seseorang atau suatu keluarga ke orang atau keluarga lainnnya pada waktu tertentu. Kegiatan tersebut telah lama dilakukan di lingkungan masyarakat Jawa lintas generasi hingga akhirnya menjadi sebuah tradisi.
Berbagai tradisi yang ada dalam Ramadan dan Idulfitri menegaskan bahwa perilaku sosial ekonomi masyarakat dalam keseharian tak dapat lepas dari pengaruh nilai budaya, agama, tradisi, dan aspek lain yang melekat dalam setiap individu. Sehingga saat Ramadan maupun Idul Fitri, aktivitas untuk menyayangi lingkungan sekitar dengan berdasarkan motif empazti, kedermawanan, solidaritas, kasih sayang, persahabatan, dan kesetiakawanan kian bertambah.
Budaya berbagi hingga mendorong adanya peningkatan konsumsi di kalangan masyarakat juga cukup menegaskan bahwa motif individu dalam melakukan kegiatan ekonomi sejatinya bukan semata hanya mengeruk keuntungan, tetapi juga sikap altruistik yang mencoba melihat individu lain sebagai pihak yang perlu disantuni kepentingannya.
Budaya berbagi dalam Ramadan dan Idulfitri merupakan ilustrasi yang baik dan menarik untuk menggambarkan pribadi seseorang muslim tatkala berhadapan dengan kepentingan spiritualitasnya dan ekonomi.
Setiap manusia selalu diingatkan dan diminta untuk bisa menahan diri pada berbagai nafsu yang sifatnya duniawi karena sesungguhnya seluruh kepemilikan di dunia ini bersifat sementara. Ramadan dan Lebaran menjadi momentum baru bahwa ekonomi berbagi merupakan bagian penting dalam aktivitas ekonomi warga untuk meredistribusi kekayaan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga.
Masyarakat Indonesia memiliki beragam tradisi dalam momen Ramadan hingga Idulfitri, di antaranya adalah saling berbagi dan mengirimkan bingkisan pada kerabat maupun sanak saudara. Tradisi mengirimkan bingkisan tersebut faktanya telah membudaya sejak masa Jawa Kuno melalui istilah ater-ater. Istilah tersebut merujuk pada aktivitas mengantarkan atau membawa makanan dari seseorang atau suatu keluarga ke orang atau keluarga lainnnya pada waktu tertentu. Kegiatan tersebut telah lama dilakukan di lingkungan masyarakat Jawa lintas generasi hingga akhirnya menjadi sebuah tradisi.
Berbagai tradisi yang ada dalam Ramadan dan Idulfitri menegaskan bahwa perilaku sosial ekonomi masyarakat dalam keseharian tak dapat lepas dari pengaruh nilai budaya, agama, tradisi, dan aspek lain yang melekat dalam setiap individu. Sehingga saat Ramadan maupun Idul Fitri, aktivitas untuk menyayangi lingkungan sekitar dengan berdasarkan motif empazti, kedermawanan, solidaritas, kasih sayang, persahabatan, dan kesetiakawanan kian bertambah.
Budaya berbagi hingga mendorong adanya peningkatan konsumsi di kalangan masyarakat juga cukup menegaskan bahwa motif individu dalam melakukan kegiatan ekonomi sejatinya bukan semata hanya mengeruk keuntungan, tetapi juga sikap altruistik yang mencoba melihat individu lain sebagai pihak yang perlu disantuni kepentingannya.
Budaya berbagi dalam Ramadan dan Idulfitri merupakan ilustrasi yang baik dan menarik untuk menggambarkan pribadi seseorang muslim tatkala berhadapan dengan kepentingan spiritualitasnya dan ekonomi.
Setiap manusia selalu diingatkan dan diminta untuk bisa menahan diri pada berbagai nafsu yang sifatnya duniawi karena sesungguhnya seluruh kepemilikan di dunia ini bersifat sementara. Ramadan dan Lebaran menjadi momentum baru bahwa ekonomi berbagi merupakan bagian penting dalam aktivitas ekonomi warga untuk meredistribusi kekayaan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga.
(ynt)
tulis komentar anda