FIFA dan Harga Diri Bangsa
Sabtu, 01 April 2023 - 14:31 WIB
Beberapa tahun sebelumnya, Tim Indonesia pernah menolak bertanding dengan Israel pada 1958 dalam rangka kualifikasi Piala Dunia. Kendati pada saat itu konon peluang Indoneia sangat besar, Bung Karno tetap memerintahkan untuk penolakan.
Sebelumnya, Tim Indonesia menang atas China di leg pertama 2-0 dan kalah pada leg kedua 4-3. Jadi Tim Indonesia punya kesempatan dipertemukan dengan Israel yang menjadi juara di kualifikasi zona Asia Barat. Pada 1962 Bung Karno melarang Israel mengikuti Asian Games karena Israel dinilai sebagai penjajah Palestina.
Harga Diri Bangsa
Kasus ini membawa pelajaran penting tentang sikap yang diambil para pendiri bangsa terhadap olahraga yang tidak bisa dipisahkan dari politik. Bila direfleksikan pada kondisi sekarang, sikap penolakan itu persis berdiri dalam alur historis di atas.
Secara deskriptif, Piala Dunia U-20 ini melibatkan 24 tim dari enam konfederasi berbeda, yakni AFC (Asia), UEFA (Eropa), CONMEBOL (Amerika Selatan), CONCACAF (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia), CAF (Afrika), dan OFC (Oseania).
Secara kronologis, wacana tuan rumah bagi Indoensia sudah berlangsung sejak empat tahun lalu. Hal itu diawali dalam pengumuman Presiden FIFA di Shanghai, China pada 24 November 2019. Keputusan Indonesia sebagai tuan rumah itu mengalahkan pesaingnya, yakni Brasil dan Peru.
Sejak saat itu, Pemerintah pun menyiapkan lapangan Stadion Jakabaring (Palembang, Sumatera Selatan), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung, Jawa Barat), Stadion Manahan (Solo, Jawa Tengah), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali).
Dalam proses perebutan tiket menjadi peserta piala dunia, pada 25 Juni 2022 Israel dinyatakan berhasil lolos ke Piala Dunia setelah Serbia kalah dari Austria melalui skor 2-3.
Saat itu Ketua Umum PSSI menjamin kehadiran Israel di Indonesia. Ini didukung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga dengan argumentasi bahwa kita perlu memisahkan politik dan olahraga. Rencana penyelenggaraan itu makin menguat ketika Presiden FIFA Gianni Infantino bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (18/10/2022) silam.
Akan tetapi, menjelang penyelenggaraan, pada 14 Maret 2023 Gubernur Bali I Wayan Koster menulis surat ke Menpora yang berisi penolakan untuk kedatangan Israel. Hal itu disusul oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang turut serta menolak Israel.
Sebelumnya, Tim Indonesia menang atas China di leg pertama 2-0 dan kalah pada leg kedua 4-3. Jadi Tim Indonesia punya kesempatan dipertemukan dengan Israel yang menjadi juara di kualifikasi zona Asia Barat. Pada 1962 Bung Karno melarang Israel mengikuti Asian Games karena Israel dinilai sebagai penjajah Palestina.
Harga Diri Bangsa
Kasus ini membawa pelajaran penting tentang sikap yang diambil para pendiri bangsa terhadap olahraga yang tidak bisa dipisahkan dari politik. Bila direfleksikan pada kondisi sekarang, sikap penolakan itu persis berdiri dalam alur historis di atas.
Secara deskriptif, Piala Dunia U-20 ini melibatkan 24 tim dari enam konfederasi berbeda, yakni AFC (Asia), UEFA (Eropa), CONMEBOL (Amerika Selatan), CONCACAF (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia), CAF (Afrika), dan OFC (Oseania).
Secara kronologis, wacana tuan rumah bagi Indoensia sudah berlangsung sejak empat tahun lalu. Hal itu diawali dalam pengumuman Presiden FIFA di Shanghai, China pada 24 November 2019. Keputusan Indonesia sebagai tuan rumah itu mengalahkan pesaingnya, yakni Brasil dan Peru.
Sejak saat itu, Pemerintah pun menyiapkan lapangan Stadion Jakabaring (Palembang, Sumatera Selatan), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung, Jawa Barat), Stadion Manahan (Solo, Jawa Tengah), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali).
Dalam proses perebutan tiket menjadi peserta piala dunia, pada 25 Juni 2022 Israel dinyatakan berhasil lolos ke Piala Dunia setelah Serbia kalah dari Austria melalui skor 2-3.
Saat itu Ketua Umum PSSI menjamin kehadiran Israel di Indonesia. Ini didukung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga dengan argumentasi bahwa kita perlu memisahkan politik dan olahraga. Rencana penyelenggaraan itu makin menguat ketika Presiden FIFA Gianni Infantino bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (18/10/2022) silam.
Akan tetapi, menjelang penyelenggaraan, pada 14 Maret 2023 Gubernur Bali I Wayan Koster menulis surat ke Menpora yang berisi penolakan untuk kedatangan Israel. Hal itu disusul oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang turut serta menolak Israel.
tulis komentar anda