94 Mahasiswa dan Dosen Indonesia Dapat Beasiswa dari Uni Eropa
Sabtu, 18 Juli 2020 - 16:45 WIB
Charlah Arlens Wowor, salah seorang penerima beasiswa Erasmus+, yang akan menempuh pendidikan jenjang S-2 di bidang European Master in Tourism Management yang akan studi di tiga negara, yakni Denmark, Slovenia dan Spanyol berharap dirinya dapat menerapkan ilmunya usai studi nanti.
”Dengan mengikuti program pasca sarjana Erasmus+ ini, saya berharap dapat menerapkan ilmu yang akan saya dapatkan untuk mengembangkan sektor pariwisata di Papua Barat dari mana saya berasal,” kata Charlah.
Penerima beasiswa Erasmus lainnya, Viddy Ranawijaya akan menempuh pendidikan jenjang S-2 di bidang European Master in Euroculture: Society, Politics and Culture in a Global Context dan akan studi di tiga negara, yaitu Prancis, Polandia dan Belanda, menilai program mobilitas yang dimiliki Erasmus+ untuk menempuh pendidikan minimal di dua negara sangat menarik bagi dirinya.
"Sebagai praktisi di sektor pendidikan tinggi, saya ingin mempelajari dan mengalami bagaimana universitas-universitas di Eropa dapat bekerja sama menjalankan program tersebut. Dengan ilmu dan pengalaman saya di Eropa, saya berharap untuk bisa menerapkan program mobilitas ini di Indonesia bahkan di tingkat Asia Tenggara,” tutur Viddy.
Sejak tahun 2004 hingga 2020, Uni Eropa telah memberikan beasiswa Erasmus+ kepada lebih dari 1.900 mahasiswa dan dosen Indonesia. Secara keseluruhan, Uni Eropa and negara-negara anggotanya memberikan 1.500 beasiswa kepada siswa Indonesia setiap tahunnya.
Program Erasmus+ menawarkan beragam instrumen untuk mendukung institusi pendidikan tinggi, seperti program Capacity Building in Higher Education (CBHE), Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD), Jean Monnet dan International Credit Mobility (ICM).
Lihat Juga: Posko Lapor Mas Wapres Dibuka, BEM UIN Makassar Ngadu 31 Mahasiswa Diskors Gegara Protes
”Dengan mengikuti program pasca sarjana Erasmus+ ini, saya berharap dapat menerapkan ilmu yang akan saya dapatkan untuk mengembangkan sektor pariwisata di Papua Barat dari mana saya berasal,” kata Charlah.
Penerima beasiswa Erasmus lainnya, Viddy Ranawijaya akan menempuh pendidikan jenjang S-2 di bidang European Master in Euroculture: Society, Politics and Culture in a Global Context dan akan studi di tiga negara, yaitu Prancis, Polandia dan Belanda, menilai program mobilitas yang dimiliki Erasmus+ untuk menempuh pendidikan minimal di dua negara sangat menarik bagi dirinya.
"Sebagai praktisi di sektor pendidikan tinggi, saya ingin mempelajari dan mengalami bagaimana universitas-universitas di Eropa dapat bekerja sama menjalankan program tersebut. Dengan ilmu dan pengalaman saya di Eropa, saya berharap untuk bisa menerapkan program mobilitas ini di Indonesia bahkan di tingkat Asia Tenggara,” tutur Viddy.
Sejak tahun 2004 hingga 2020, Uni Eropa telah memberikan beasiswa Erasmus+ kepada lebih dari 1.900 mahasiswa dan dosen Indonesia. Secara keseluruhan, Uni Eropa and negara-negara anggotanya memberikan 1.500 beasiswa kepada siswa Indonesia setiap tahunnya.
Program Erasmus+ menawarkan beragam instrumen untuk mendukung institusi pendidikan tinggi, seperti program Capacity Building in Higher Education (CBHE), Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD), Jean Monnet dan International Credit Mobility (ICM).
Lihat Juga: Posko Lapor Mas Wapres Dibuka, BEM UIN Makassar Ngadu 31 Mahasiswa Diskors Gegara Protes
(dam)
tulis komentar anda