Bisakah PDIP-PPP Mengulang Kemesraan Mega-Hamzah?
Selasa, 07 Maret 2023 - 15:51 WIB
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) dan Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) melakukan pendekatan jelang Pilpres 2024. Bisakah mengulang kemesraan Mega-Hamzah?
Pertemuan petinggi PDIP dan PPP tersebut terjadi pekan lalu. PDIP diwakili Sekjen Hasto Kristiyanto . Sementara, dari PPP tampak Ketua Majelis Pertimbangan M Romahurmuziy.
Romahurmuziy menyebut bersama Hasto bernostalgia tentang sejarah perjalanan duet PDIP-PPP pada saat Mega-Hamzah. Hal itu, agar bisa mengambil pelajaran untuk posisi masing-masing pada gelaran Pilpres 2024.
Diketahui, Megawati Soekarnoputri pernah menjadi Presiden pada 2001-2004. Megawati menggantikan Abdurrahman Wahid yang dilengserkan MPR. Hamzah Haz yang kala itu menjadi Ketua Umum PPP menjadi Wakil Presiden mendampingi Megawati.
Sementara, Hasto Kristiyanto menegaskan pertemuan dengan PPP merupakan hal yang biasa dilakukan antarpartai. Belum ada yang spesial dari pertemuan tersebut. "Kita kan saling bertemu dengan PPP, apalagi kita tetangga. Tinggal ketok pintu tetangga, kita bertemu," kata Hasto kepada wartawan, Senin (6/3/2023).
Bisakan PDIP dan PPP mengulang kembali kemesraan Mega-Hamzah pada Pilpres 2024? "Bisa jadi kemesraan seperti lagu Iwan Fals dan cinta lama bersemi kembali bisa terjadi antara Puan dan tokoh PDIP," ujar pengamat politik Jerry Massie kepada SINDOnews, Selasa (7/3/2023).
Menurut Jerry, kalaupun tidak ada tokoh PPP yang bisa dijodohkan dengan Puan, partai berlambang Kakbah tersebut bisa jadi akan mengusung tokoh lain.
"Saya rasa PDIP-PPP punya sisi history dan kapan pun bisa terulang lagi. Semua tinggal dari lobi dan komunikasi yang intens," kata Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) ini.
Diketahui, PDIP sebagai pemilik 128 kursi DPR, berhak mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri. Namun, siapa yang akan diusung PDIP sebagai capres 2024 hingga kini belum diumumkan oleh Megawati.
Sementara, PPP hanya memiliki 19 kursi DPR. Jelang Pilpres 2024 , PPP bersama Golkar dan PAN membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi ini juga belum menentukan siapa capres dan cawapres yang akan diusung.
Pertemuan petinggi PDIP dan PPP tersebut terjadi pekan lalu. PDIP diwakili Sekjen Hasto Kristiyanto . Sementara, dari PPP tampak Ketua Majelis Pertimbangan M Romahurmuziy.
Romahurmuziy menyebut bersama Hasto bernostalgia tentang sejarah perjalanan duet PDIP-PPP pada saat Mega-Hamzah. Hal itu, agar bisa mengambil pelajaran untuk posisi masing-masing pada gelaran Pilpres 2024.
Diketahui, Megawati Soekarnoputri pernah menjadi Presiden pada 2001-2004. Megawati menggantikan Abdurrahman Wahid yang dilengserkan MPR. Hamzah Haz yang kala itu menjadi Ketua Umum PPP menjadi Wakil Presiden mendampingi Megawati.
Baca Juga
Sementara, Hasto Kristiyanto menegaskan pertemuan dengan PPP merupakan hal yang biasa dilakukan antarpartai. Belum ada yang spesial dari pertemuan tersebut. "Kita kan saling bertemu dengan PPP, apalagi kita tetangga. Tinggal ketok pintu tetangga, kita bertemu," kata Hasto kepada wartawan, Senin (6/3/2023).
Bisakan PDIP dan PPP mengulang kembali kemesraan Mega-Hamzah pada Pilpres 2024? "Bisa jadi kemesraan seperti lagu Iwan Fals dan cinta lama bersemi kembali bisa terjadi antara Puan dan tokoh PDIP," ujar pengamat politik Jerry Massie kepada SINDOnews, Selasa (7/3/2023).
Menurut Jerry, kalaupun tidak ada tokoh PPP yang bisa dijodohkan dengan Puan, partai berlambang Kakbah tersebut bisa jadi akan mengusung tokoh lain.
"Saya rasa PDIP-PPP punya sisi history dan kapan pun bisa terulang lagi. Semua tinggal dari lobi dan komunikasi yang intens," kata Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) ini.
Diketahui, PDIP sebagai pemilik 128 kursi DPR, berhak mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri. Namun, siapa yang akan diusung PDIP sebagai capres 2024 hingga kini belum diumumkan oleh Megawati.
Sementara, PPP hanya memiliki 19 kursi DPR. Jelang Pilpres 2024 , PPP bersama Golkar dan PAN membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi ini juga belum menentukan siapa capres dan cawapres yang akan diusung.
(zik)
tulis komentar anda