Banser NU Merawat Kebhinekaan

Jum'at, 17 Februari 2023 - 19:21 WIB
Sebelum Banser dicetuskan, para pemuda NU terhimpun dalam organisasi kepemudaan yakni Nahdlatul Syubban dan Syubbanul Wathon, yang ber-NU secara kultural. Di tahun 1931, Abdullah Ubaid menghimbau para pemuda NU guna menyatu dalam satu wadah.

Himbauan ini disambut hangat oleh mereka dan beberapa organisasi lokal yang berkultur NU. Saat muktamar NU ke-9 di Banyuwangi pada tahun 1934 wadah pemuda NU diberi label Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Di tahun 1937 dalam kongres II ANO yang berlangsung di Malang 21-24 Maret 1937 terbentuklah BANOE (Barisan Ansor Nahdlatoel Oelama), yang kelak berevolusi menjadi Banser.

Sejak pertama didirikan, Banser, yang identik dengan dengan atribut ala milter seperti baju loreng, topi baret, sepatu boots, serta atribut lainnya, memanggul tugas menjaga ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. Tugas tersebut, diimplementasikan dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang tersalurkan melalui Resolusi Jihad.

Pada awal kemerdekaan Banser merupakan pelopor perjuangan dengan berdirinya organisasi semi militer Hizbullah. Dalam dawuh-nya, Kiai Hasyim Asyari menyampaikan bahwa agama dan nasionalisme adalah bagian dari dua kutub yang tidak berseberangan, nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan.

Sejak Indonesia merdeka, Banser telah mengikat janji untuk setia membela Pancasila dan Agama sampai titik darah penghabisan.

Seiring berjalannya waktu, di era kepemimpinan Soeharto, Banser terdiri dari anggota-anggota Ansor pilihan dikenal sebagai RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat) atau pasukan elitnya NU. Banser menjadi mitra TNI dalam menghadapi berbagai macam ancaman dari kelompok pemberontak dan menjaga keutuhan NKRI.

Pada masa transisi peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru yang identik dengan perseteruan aksi sepihak dari para komunis (PKI), Banser menjadi garda terdepan dalam menghadang aksi PKI yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Misalnya di Jawa Timur.

Singkatnya, hubungan antara TNI, ABRI, ataupun Polri dengan Banser semakin menguat dan harmonis. Banser dipercaya sebagai salah satu elemen penting dalam menjaga kedaulatan negara, termasuk di antaranya menjaga hubungan baik antar umat beragama.

Hingga hari ini, nama Banser semakin berkibar dan dikenal baik di ranah nasional atupun internasional. Banser tak pernah absen dalam mengemban amanah dari Polri untuk turut serta mengamankan kegiatan hari raya seperti Natal, Nyepi, dan lain-lain.

Satu di antara banyaknya kisah heroik Banser, yang telah diangkat menjadi film oleh Hanung Bramantyo, seorang sutradara kenamaan di Indonesia. Film ini mengisahkan sifat militansi dari salah satu anggota Banser, Riyanto, yang rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan gereja saat malam Natal, 24 Desember 2000.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More