Politik Menguat Rakyat Menderita
A
A
A
Bintang Agung Adhi Pradana
Mahasiswa Sastra Perancis,
Anggota Departemen Penulisan
Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya
Gesekan-gesekan antarpartai politik di Indonesia sudah bukan menjadi rahasia, partai politik saling menjatuhkan satu dengan yang lain dengan tujuan untuk mendapatkan posisi khusus bagi partai tersebut untuk menjamin kesejahteraan bagi partai politiknya.
Hal tersebut berakibat kepada rakyat yang mengharapkan aspirasi mereka dapat tersalurkan melalui partai-partai politik. Pada pemilihan presiden Republik Indonesia tahun 2014, Indonesia mengalami proses politik dramatis yang artinya bahwa terjadi drama politik yang melibatkan posisi tertinggi di Indonesia, yang mengakibatkan dua gesekan yang cukup signifikan pengaruhnya terhadap masyarakat Indonesia.
Gesekan tersebut mengakibatkan beberapa partai politik melakukan suatu koalisi dan mengakibatkan efek saling menjatuhkan antar kedua belah pihak tersebut, yang pengaruhnya dirasakan oleh semua masyarakat Indonesia. Kegiatan politik pada waktu itu bukan hanya terjadi di dunia nyata, jejaring sosial juga memberikan andil yang besar terhadap kegiatan politik di Indonesia pada 2014.
Prinsip luber jurdil dalam pemilihan kepala negara menjadi terlupakan ketika jejaring sosial turut ”ikut campur” dalam kegiatan politik. Gesekan yang terjadi kala itu juga mengakibatkan beberapa media elektronik melakukan kegiatan politik secara tidak langsung, yang seharusnya media elektronik bersifat netral dalam menyajikan informasi.
Namun, kala itu seolah-olah terdapat informasi yang menyudutkan antarcalon pemimpin negara Indonesia. Hal tersebut tentu saja mengakibatkan masyarakat menjadi semakin bertanya-tanya ”apa yang sebenarnya terjadi”. Seandainya apabila para pelaku politik tersebut memiliki tujuan yang benar-benar murni menyejahterakan masyarakat Indonesia, gesekan tersebut tidak akan pernah terjadi.
Pada hakikatnya, kekuatan politik seharusnya membuat rakyat menjadi lebih sejahtera. Namun kenyataannya, kekuatan politik yang semakin menjadi-jadi. Bukan membuat rakyat menjadi sejahtera, melainkan membuat rakyat menjadi menderita akibat adanya tekanan politik yang terjadi di Indonesia.
Mahasiswa Sastra Perancis,
Anggota Departemen Penulisan
Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya
Gesekan-gesekan antarpartai politik di Indonesia sudah bukan menjadi rahasia, partai politik saling menjatuhkan satu dengan yang lain dengan tujuan untuk mendapatkan posisi khusus bagi partai tersebut untuk menjamin kesejahteraan bagi partai politiknya.
Hal tersebut berakibat kepada rakyat yang mengharapkan aspirasi mereka dapat tersalurkan melalui partai-partai politik. Pada pemilihan presiden Republik Indonesia tahun 2014, Indonesia mengalami proses politik dramatis yang artinya bahwa terjadi drama politik yang melibatkan posisi tertinggi di Indonesia, yang mengakibatkan dua gesekan yang cukup signifikan pengaruhnya terhadap masyarakat Indonesia.
Gesekan tersebut mengakibatkan beberapa partai politik melakukan suatu koalisi dan mengakibatkan efek saling menjatuhkan antar kedua belah pihak tersebut, yang pengaruhnya dirasakan oleh semua masyarakat Indonesia. Kegiatan politik pada waktu itu bukan hanya terjadi di dunia nyata, jejaring sosial juga memberikan andil yang besar terhadap kegiatan politik di Indonesia pada 2014.
Prinsip luber jurdil dalam pemilihan kepala negara menjadi terlupakan ketika jejaring sosial turut ”ikut campur” dalam kegiatan politik. Gesekan yang terjadi kala itu juga mengakibatkan beberapa media elektronik melakukan kegiatan politik secara tidak langsung, yang seharusnya media elektronik bersifat netral dalam menyajikan informasi.
Namun, kala itu seolah-olah terdapat informasi yang menyudutkan antarcalon pemimpin negara Indonesia. Hal tersebut tentu saja mengakibatkan masyarakat menjadi semakin bertanya-tanya ”apa yang sebenarnya terjadi”. Seandainya apabila para pelaku politik tersebut memiliki tujuan yang benar-benar murni menyejahterakan masyarakat Indonesia, gesekan tersebut tidak akan pernah terjadi.
Pada hakikatnya, kekuatan politik seharusnya membuat rakyat menjadi lebih sejahtera. Namun kenyataannya, kekuatan politik yang semakin menjadi-jadi. Bukan membuat rakyat menjadi sejahtera, melainkan membuat rakyat menjadi menderita akibat adanya tekanan politik yang terjadi di Indonesia.
(bbg)