Fokus Banyuwangi 2015

Rabu, 14 Januari 2015 - 10:34 WIB
Fokus Banyuwangi 2015
Fokus Banyuwangi 2015
A A A
Abdullah Azwar Anas
Bupati Banyuwangi @a_azwarnas


Lanskap 2015 masih akan dipenuhi sejumlah tantangan yang mesti diantisipasi dengan sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah serta antardaerah.

Berbagi beban, berbagi tugas, dan berbagi manfaat antara pemerintah pusat dan daerah serta antardaerah menjadi kunci agar kita bisa melewati tantangan dengan baik. Dari sisi ekonomi, kinerja ekonomi global diprediksi belum sepenuhnya pulih dan itu tentu berimbas ke ekonomi dalam negeri.

Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi sejumlah pengamat masih akan berlanjut. Setidaknya rupiah belum akan kembali ke level yang nyaman bagi semua pelaku ekonomi. BI Rate diprediksi stabil—andaikata turun, hanya 25 basis poin ke 7,5%. Satu dampaknya adalah pengetatan ekonomi yang bakal berujung pada terkereknya suku bunga kredit. Ini jelas berdampak pada ekonomi daerah dan harus diantisipasi.

Terkait itu, Pemkab Banyuwangi sudah mengantisipasi dengan melanjutkan skema pemberdayaan ekonomi ke kelompok rentan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Program ini dilakukan berkelanjutan, terintegrasi dari sisi financial services dan micro services . Financial services meliputi perluasan akses permodalan.

Selain bantuan modal lunak untuk UMKM, Pemkab Banyuwangi juga melanjutkan kerja sama dengan sejumlah perbankan untuk meningkatkan akses kredit. Edukasi keuangan juga dilakukan dengan mengajak pemerintah desa. Pemkab Banyuwangi telah meneken MoU dengan sejumlah bank terkait itu.

Financial inclusion menjadi komitmen bersama. Pemkab Banyuwangi juga menggelontorkan modal untuk perintis bisnis (start-up business) yang sistemnya diseleksi melalui kompetisi business plan . Adapun micro services meliputi pemberdayaan berupa beragam pelatihan, pendampingan, promosi, dan fasilitasi berbagai macam sertifikasi.

Pemkab Banyuwangi telah memfasilitasi banyak UMKM untuk mendapatkan sertifikat halal, hak merek, hingga uji laboratorium standardisasi. Tim intelijen pasar pemkab juga rutin mencari peluang pasar baru di kota-kota besar untuk dikoneksikan dengan pelaku UMKM Banyuwangi.

Perpaduan antara financialservices dan micro services itu yang akan membentuk daya saing UMKM daerah agar bisa berdaya sanding dengan pelaku usaha lebih besar, terutama dalam konteks menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Fokus ke Daya Saing

Saya sengaja membuka tulisan ini dengan dampak perlambatan ekonomi global ke daerah untuk sedikit menggambarkan bahwa 2015 adalah tahun penuh tantangan. Fokus Banyuwangi 2015 adalah pada peningkatan daya saing (competitiveness).

Merujuk pada konsep Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) dalam ”The Global Competitiveness Report”, daya saing adalah bauran berbagai variabel, mulai pendidikan dan kesehatan yang bermuara pada kualitas sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, inovasi, kompleks i tas bisnis, hingga kondisi makroekonomi. Soal pembentukan SDM misalnya fokus kami pada 2015 adalah memantapkan kualitas pendidikan.

Telah berdiri Universitas Airlangga, Kampus Banyuwangi, Politeknik Negeri Banyuwangi, dan Sekolah Pilot Negeri yang bakal bersinergi dengan lembaga pendidikan yang ada. Banyuwangi juga telah mempunyai 115 sekolah inklusif dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA) yang kualitas pengajarnya terus ditingkatkan. Banyuwangi juga akan meneruskan program beasiswa ”Banyuwangi Cerdas” yang hingga 2015 nanti sudah terkucur sedikitnya Rp 10 miliar dengan menjangkau 600 mahasiswa.

Dana itu membiayai anak muda Banyuwangi berkuliah, baik di dalam maupun luar kota. Di bidang infrastruktur, setiap tahun dibangun dan diperbaiki jalan sepanjang 300 kilometer. Untuk memaksimalkan pembangunan jalan, kami menggarapnya dengan skema private partnership. Pemkab menyediakan aspal dan peralatan, masyarakat dan swasta menyiapkan tenaga kerja dan konsumsi ringan selama pengerjaan.

Selain jalan, infrastruktur bandara juga terus diperkuat. Kemenhub akan memanjangkan landasan pacu Bandara Blimbingsari Banyuwangi hingga 2.250 meter tahun ini. Pemprov Jatim dan Pemkab Banyuwangi menyelesaikan terminal berkonsep green airport pada 2015. Ini bandara hijau tanpa AC pertama di Indonesia. Bandara memang jadi pilar kemajuan Banyuwangi. Jumlah penumpangnya terus naik dari 7.826 orang pada 2011 menjadi sekitar 84.000 orang pada 2014.

Terminal baru ke depan bisa menampung 250.000 penumpang. Garuda Indonesia dan Wings Air rutin terbang tiap hari dari Surabaya-Banyuwangi dan sebaliknya, serta Denpasar-Banyuwangi dan sebaliknya. Dengan bandara, sektor pariwisata dan dunia usaha menggeliat. Bagi daerah kami, infrastruktur pertanian wajib diperhatikan dan itu diwujudkan dengan pembangunan waduk serta 600 titik irigasi untuk memastikan pasokan sumber daya air.

Tahun ini Waduk Bajulmati di Banyuwangi ditargetkan bisa selesai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Keberlanjutan pertumbuhan sektor pertanian menjadi komitmen bersama. Selain proteksi pasar dengan melarang konsumsi buah impor di setiap acara pemerintah di Banyuwangi, dilakukan pemberian bantuan bibit, alat mesin pertanian, sarana produksi, sertifikasi komoditas, dan pendampingan penyuluh.

Adapun bantuan mesin perahu, rumpon, bibit ikan, keramba, freezer, coolbox, timbangan digital, peralatan sistem rantai dingin, perahu bermotor dan jukung, dan sarana budi daya rumput laut adalah beberapa wujud nyata peningkatan daya saing sektor perikanan dan kelautan. Infrastruktur teknologi juga dibangun. Bermitra dengan dunia usaha, Banyuwangi membangun 1.300 titik Wi-Fi di ruang-ruang publik.

Banyuwangi bahkan telah ditetapkan sebagai satu dari enam daerah pilot project yang akan diintervensi dan disupervisi pengembangan jaringan teknologinya, khususnya dalam pemanfaatan pita lebar (broadband ). Peningkatan daya saing sektor pariwisata juga kami lakukan dengan menambah infrastrukturnya. Hingga akhir tahun ini ada tambahan 400 kamar hotel baru, melengkapi sekitar 5.000 kamar dari berbagai hotel yang sudah ada.

Selain wisatawan individual, ke depan Banyuwangi juga akan banyak menarik segmen wisatawan keluarga dan MICE. Belanja wisatawan keluarga dan MICE lebih besar. Tahun depan ada Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur di Banyuwangi yang akan mendatangkan 10.000 orang dari luar kota. Juga ada MTQ.

Banyuwangi Festival juga bakal digelar lebih awal pada 2015 untuk mempercepat putaran ekonomi di masyarakat sebagai upaya meminimalisasi dampak pertumbuhan nasional yang diprediksi masih belum sepenuhnya pulih. Tahun ini kami juga akan menyelesaikan Grand Watudodol, sebuah rest area terintegrasi dengan gerai UMKM untuk ”mencegat” wisatawan yang bakal menyeberang ke Bali.

Jangkar-jangkar daya saing akan terus diperkuat tahun ini, mulai dari sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, pariwisata, perdesaan, hingga kelautan. Daya saing daerah, jika digarap simultan bersama-sama, akan membentuk daya saing nasional yang kuat.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2880 seconds (0.1#10.140)