Kampus; Inkubator Wirausahawan
A
A
A
LULUK MUNAWAROH
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah,
Aktivis Monash Institute,
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Sering kampus dianggap sebagai miniatur sebuah negara karena struktur organisasinya dirancang sedemikian rupa. Mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang pemimpin.
Dengan harapan para mahasiswa mampu mengaplikasikan hal tersebut ketika terjun langsung di tengah masyarakat. Tidak bisa dimungkiri bahwa menanamkan jiwa kepemimpinan kepada para mahasiswa sangat penting. Di sisi lain, kampus bisa dijadikan sebagai inkubator untuk menanamkan mental kewirausahaan pada mahasiswa.
Dalam inkubator inilah mahasiswa selalu dibimbing untuk menekuni dunia wirausaha. Jumlah penduduk di Indonesia sangatlah banyak, tapi hanya satu persen dari keseluruhan penduduk Indonesia yang mampu untuk berwirausaha. Bukti bahwa orang Indonesia kurang kreatif dalam bersaing dengan negara lain.
Realitas tersebut diperkuat data indeks kreativitas global yang dihimpun Martin Property Institute pada 2011 yang menempatkan Indonesia pada peringkat 81. Kampus bisa dijadikan sebagai salah satu tempat dan perangkat untuk mendongkrak kemampuan mahasiswa dalam menciptakan ekonomi kreatif.
Untuk mewujudkan hal tersebut, usaha mahasiswa bisa dikembangkan melalui berbagai cara. Misalnya, dengan meningkatkan kualitas UKM yang sudah ada serta kecanggihan dalam mengembangkan penelitian. Di sinilah letak urgensi dunia akademik, penelitian akan menemukan sebuah masalah, yaitu masalah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.
Kemudian, mahasiswa harus pandai dalam menemukan solusi dalam masalah yang dihadapi masyarakat. Solusi tersebut haruslah unik, kreatif, akseleratif, unggul, efektif, serta efisien agar Indonesia tidak kalah dalam persaingan. Jangan sampai seorang mahasiswa hanya duduk manis mengikuti jadwal kuliah yang sudah ditentukan kampus. Mahasiswa harus kreatif dalam segala hal, tidak terkecuali dalam menciptakan ekonomi kreatif.
Inkubator yang ada seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengeksplorasi kemampuan entrepreneurshipyang dimiliki mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa akan memiliki mental wirausaha yang mantap. Hal ini tentu akan berdampak besar bagi perekonomian Indonesia.
Angka pengangguran pun bisa diminimalkan. Begitulah seharusnya seorang mahasiswa, menjadi pencipta pekerjaan bukan hanya menjadi pekerja. Wallahua-Wallahualam.
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah,
Aktivis Monash Institute,
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Sering kampus dianggap sebagai miniatur sebuah negara karena struktur organisasinya dirancang sedemikian rupa. Mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang pemimpin.
Dengan harapan para mahasiswa mampu mengaplikasikan hal tersebut ketika terjun langsung di tengah masyarakat. Tidak bisa dimungkiri bahwa menanamkan jiwa kepemimpinan kepada para mahasiswa sangat penting. Di sisi lain, kampus bisa dijadikan sebagai inkubator untuk menanamkan mental kewirausahaan pada mahasiswa.
Dalam inkubator inilah mahasiswa selalu dibimbing untuk menekuni dunia wirausaha. Jumlah penduduk di Indonesia sangatlah banyak, tapi hanya satu persen dari keseluruhan penduduk Indonesia yang mampu untuk berwirausaha. Bukti bahwa orang Indonesia kurang kreatif dalam bersaing dengan negara lain.
Realitas tersebut diperkuat data indeks kreativitas global yang dihimpun Martin Property Institute pada 2011 yang menempatkan Indonesia pada peringkat 81. Kampus bisa dijadikan sebagai salah satu tempat dan perangkat untuk mendongkrak kemampuan mahasiswa dalam menciptakan ekonomi kreatif.
Untuk mewujudkan hal tersebut, usaha mahasiswa bisa dikembangkan melalui berbagai cara. Misalnya, dengan meningkatkan kualitas UKM yang sudah ada serta kecanggihan dalam mengembangkan penelitian. Di sinilah letak urgensi dunia akademik, penelitian akan menemukan sebuah masalah, yaitu masalah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.
Kemudian, mahasiswa harus pandai dalam menemukan solusi dalam masalah yang dihadapi masyarakat. Solusi tersebut haruslah unik, kreatif, akseleratif, unggul, efektif, serta efisien agar Indonesia tidak kalah dalam persaingan. Jangan sampai seorang mahasiswa hanya duduk manis mengikuti jadwal kuliah yang sudah ditentukan kampus. Mahasiswa harus kreatif dalam segala hal, tidak terkecuali dalam menciptakan ekonomi kreatif.
Inkubator yang ada seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengeksplorasi kemampuan entrepreneurshipyang dimiliki mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa akan memiliki mental wirausaha yang mantap. Hal ini tentu akan berdampak besar bagi perekonomian Indonesia.
Angka pengangguran pun bisa diminimalkan. Begitulah seharusnya seorang mahasiswa, menjadi pencipta pekerjaan bukan hanya menjadi pekerja. Wallahua-Wallahualam.
(bbg)