Yang Baru untuk Lembar Baru

Senin, 03 November 2014 - 14:22 WIB
Yang Baru untuk Lembar Baru
Yang Baru untuk Lembar Baru
A A A
Kebingungan masyarakat selepas pengumuman hasil pemilihan umum yang memicu perpecahan akhirnya terjawab.

Pelantikan Jokowi- Jusuf Kalla menjadikan kepastian bagi Indonesia untuk memulai lembar baru. Euforia akan harapan baru, pemimpin baru, dan pemerintahan baru tergambarkan di seluruh wajah masyarakat Indonesia. Masyarakat berharap sosok dan pemerintah baru akan membawa Indonesia meraih kejayaan. Bagi Presiden Jokowi, mewujudkan harapan masyarakat adalah tantangan.

Beban harapan tersebut bahkan bisa dikatakan jauh lebih besar dibandingkan pada presiden sebelumnya, yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kalau kita klasifikasikan, ada dua hal yang menjadi perhatian masyarakat untuk pemerintahan baru, yaitu stabilitas perekonomian dan pemerintahan. Secara umum kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari segi ekonominya. Hal ini merupakan kebutuhan yang dirasakan langsung masyarakat.

Mereka akan mengatakan ”baik-baik saja” jika kebutuhan mereka terpenuhi, begitu pun sebaliknya. Adapun dalam skala makro, langkah menjaga sehatnya neraca pembayaran negara, apresiasi kurs mata uang, atau menaikkan tingkat ekspor merupakan beberapa indikator pendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi. Yang kini menjadi masalah adalah meningkatnya kesenjangan, meski kemiskinan menurun, serta isu kenaikan harga BBM. Isu kenaikan harga BBM jelas akan memengaruhi harga pasar dan pro-kontra di masyarakat.

Pemerintah harusnya melakukan sosialisasi waktu dan alasan atas kenaikan harga BBM. Dengan menjaga hal ini, stabilitas ekonomi akan cepat tumbuh. Semakin canggih tingkat informasi untuk masyarakat, akan semakin mudah masyarakat mengetahui kinerja dan harmonisasi pemerintah. Keterbukaan yang ada membuat pemerintah tidak bisa menutup- nutupi kondisi riil.

Walaupun tidak langsung dirasakan masyarakat, hal tersebut haruslah diperhatikan Presiden dan pemerintah dalam menjaga dan menjamin kepercayaan janji mereka sendiri. Namun di saat pemerintahan masih seumur jagung, dalam sidang DPR, tingkah kekanak-kanakan wakil rakyat kembali muncul: membanting meja dan berteriak.

Seolah-olah kejadian ini bukti keseriusan mereka dalam bekerja. Namun sikap anggota Dewan demikian malah jadi bumerang. Muncul celoteh negatif dari masyarakat hingga memicu perpecahan di media sosial. Banyaknya penggabungan, pemisahan, dan pembentukan kementerian juga menjadi kekhawatiran masyarakat akan stabilitas pemerintahan.

Karena itu, muncul rasa tidak percaya di masyarakat, antara lain menyangkut kinerja yang tumpang tindih, asal sumber dananya, dan perlunya pembangunan gedung baru. Selain itu ada kekhawatiran ganti pemimpin ganti kebijakan yang biasanya tak efektif. Kita berharap dari sekelumit masalah tersebut, Presiden dan pemerintah dapat menciptakan stabilitas, siap mengatasi masalah, dan membawa Indonesia sejahtera.

Sementara masyarakat hanya bisa mengawasi, mendukung, dan mendoakan agar lembar baru dilukis dengan benar. 

VEMASYOGA REVYANTO
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas Indonesia
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4997 seconds (0.1#10.140)