Korban Tragedi Kudatuli Dukung Prabowo-Hatta
A
A
A
JAKARTA - Di hari terakhir kampanye, dukungan terus mengalir untuk pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dukungan datang dari para korban tragedi berdarah Kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli).
Gerakan Pemuda (GP) 27 Juli ini mendeklarasikan dukungan di Djoko Santoso Center. Ketua Umum GP 27 Juli, Agus Siswantoro menyampaikan, gerakan tersebut sudah menjatuhkan pilihan dan aktif untuk memenangkan pasangan nomor urut satu.
"Prabowo adalah figur capres yang tegas, cerdas dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, sehingga diharapkan mampu mengelola dan melindungi kekayaan alam Indonesia untuk kemakmuran rakyat yang seluas-luasnya," ujar Agus di Djoko Santoso Center, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2014).
Selain itu Agus mengatakan, Prabowo-hatta mewakili kemajemukan rakyat Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan beraneka ragam suku, bangsa, adat istiadat dan agama.
Seperti diketahui, Kudatuli merupakan peristiwa Sabtu kelabu (karena memang kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu), peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri.
Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI. Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat, Jakarta Pusat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.
Gerakan Pemuda (GP) 27 Juli ini mendeklarasikan dukungan di Djoko Santoso Center. Ketua Umum GP 27 Juli, Agus Siswantoro menyampaikan, gerakan tersebut sudah menjatuhkan pilihan dan aktif untuk memenangkan pasangan nomor urut satu.
"Prabowo adalah figur capres yang tegas, cerdas dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, sehingga diharapkan mampu mengelola dan melindungi kekayaan alam Indonesia untuk kemakmuran rakyat yang seluas-luasnya," ujar Agus di Djoko Santoso Center, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2014).
Selain itu Agus mengatakan, Prabowo-hatta mewakili kemajemukan rakyat Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan beraneka ragam suku, bangsa, adat istiadat dan agama.
Seperti diketahui, Kudatuli merupakan peristiwa Sabtu kelabu (karena memang kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu), peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri.
Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI. Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat, Jakarta Pusat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.
(maf)