Disambangi Ipar JK, Ponpes Lirboyo Tolak Dukung Jokowi
A
A
A
KEDIRI - Aksa Mahmud, adik ipar Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) terpaksa meninggalkan Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, dengan tangan hampa.
Pasalnya, permintaan Aksa agar Pesantren Lirboyo mendukung JK dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang tidak mendapatkan tanggapan. Sikap Lirboyo tetap tegas untuk tetap memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.
"Sampai saat ini belum ada perubahan sikap di Lirboyo, " tutur Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Kafabihi Mahrus kepada wartawan Rabu (2/7/2014).
Menurut dia, seluruh pengasuh dan santri ponpes tidak berani melanggar testamen (wasiat) politik almarhum KH Idris Marzuki.
Sekadar mengingat, sebelum wafat, Mbah Idris turut memotori pertemuan 13 orang kiai pengasuh Ponpes Mataraman dan Pantura di Lirboyo. Pertemuan yang mengatasnamakan forum ulama tersebut melahirkan keputusan siap memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.
Bahkan Lirboyo juga mengeluarkan tausiah kepada seluruh alumni santri wajib memenangkan pasangan capres cawapres nomor satu.
Aksa tiba di Lirboyo dengan mengendarai helikopter. Kendaraan udara tersebut mendarat di komplek halaman kediaman almarhum Mbah Idris.
Aksa langsung sowan ke rumah Kiai Kafabihi Mahrus yang selama ini dikenal sebagai pengganti Mbah Idris. Di sana sudah menanti beberapa pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Kediri.
Di antaranya Ketua DPC PKB Kediri Abdul Muid dan Caleg terpilih PKB dari Dapil VI DPR RI Gus An'im Mahrus Ali. Selama kurang lebih setengah jam mereka melakukan pertemuan tertutup.
Secara implisit Kiai Kafabihi mengatakan, Aksa hanya meminta doa untuk kemenangan pasangan Jokowi-JK. Namun suara Lirboyo tetap solid untuk Prabowo-Hatta.
Tidak diketahui pasti, apakah karena bertepuk sebelah tangan Azka yang sebelumnya juga mengatakan hendak menziarahi makam Mbah Idris, mendadak membatalkan niatnya.
"Karena keterbatasan waktu. Beliaunya buru buru hendak ke Jember, "pungkas Kafabihi.
Sementara sebelumnya Azka terus terang menyatakan maksud kedatanganya meminta dukungan Lirboyo untuk kader NU yang tak lain adalah JK.
"Saya bukan meminta dukungan untuk Jokowi-JK. Tapi meminta dukungan untuk Jusuf Kalla sebagai kader NU, "ujarnya.
Aksa uga berusaha membuka memori lama bahwa JK memiliki kedekatan khusus dengan Lirboyo, terutama pada Pilpres 2004 silam.
Demikian juga pada Pilpres tahun 2009. Meski kalah, Lirboyo juga tetap mendukung JK yang saat itu berdampingan dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto."Karenanya 9 Juli mendatang kami kembali meminta komitmen dukunganya. Habis dari sini langsung ke Jember," katanya dengan tergesa.
Pasalnya, permintaan Aksa agar Pesantren Lirboyo mendukung JK dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang tidak mendapatkan tanggapan. Sikap Lirboyo tetap tegas untuk tetap memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.
"Sampai saat ini belum ada perubahan sikap di Lirboyo, " tutur Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Kafabihi Mahrus kepada wartawan Rabu (2/7/2014).
Menurut dia, seluruh pengasuh dan santri ponpes tidak berani melanggar testamen (wasiat) politik almarhum KH Idris Marzuki.
Sekadar mengingat, sebelum wafat, Mbah Idris turut memotori pertemuan 13 orang kiai pengasuh Ponpes Mataraman dan Pantura di Lirboyo. Pertemuan yang mengatasnamakan forum ulama tersebut melahirkan keputusan siap memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.
Bahkan Lirboyo juga mengeluarkan tausiah kepada seluruh alumni santri wajib memenangkan pasangan capres cawapres nomor satu.
Aksa tiba di Lirboyo dengan mengendarai helikopter. Kendaraan udara tersebut mendarat di komplek halaman kediaman almarhum Mbah Idris.
Aksa langsung sowan ke rumah Kiai Kafabihi Mahrus yang selama ini dikenal sebagai pengganti Mbah Idris. Di sana sudah menanti beberapa pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Kediri.
Di antaranya Ketua DPC PKB Kediri Abdul Muid dan Caleg terpilih PKB dari Dapil VI DPR RI Gus An'im Mahrus Ali. Selama kurang lebih setengah jam mereka melakukan pertemuan tertutup.
Secara implisit Kiai Kafabihi mengatakan, Aksa hanya meminta doa untuk kemenangan pasangan Jokowi-JK. Namun suara Lirboyo tetap solid untuk Prabowo-Hatta.
Tidak diketahui pasti, apakah karena bertepuk sebelah tangan Azka yang sebelumnya juga mengatakan hendak menziarahi makam Mbah Idris, mendadak membatalkan niatnya.
"Karena keterbatasan waktu. Beliaunya buru buru hendak ke Jember, "pungkas Kafabihi.
Sementara sebelumnya Azka terus terang menyatakan maksud kedatanganya meminta dukungan Lirboyo untuk kader NU yang tak lain adalah JK.
"Saya bukan meminta dukungan untuk Jokowi-JK. Tapi meminta dukungan untuk Jusuf Kalla sebagai kader NU, "ujarnya.
Aksa uga berusaha membuka memori lama bahwa JK memiliki kedekatan khusus dengan Lirboyo, terutama pada Pilpres 2004 silam.
Demikian juga pada Pilpres tahun 2009. Meski kalah, Lirboyo juga tetap mendukung JK yang saat itu berdampingan dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto."Karenanya 9 Juli mendatang kami kembali meminta komitmen dukunganya. Habis dari sini langsung ke Jember," katanya dengan tergesa.
(dam)