Merindukan Pemimpin Kuat, Tegas, dan Berani

Jum'at, 27 Juni 2014 - 11:41 WIB
Merindukan Pemimpin Kuat, Tegas, dan Berani
Merindukan Pemimpin Kuat, Tegas, dan Berani
A A A
BANGSA ini tengah merayakan pesta demokrasi. Sebagai sebuah proses, puncaknya ada pada bilik suara, penghitungan, dan penetapan siapa yang menjadi pemenangnya. Menjadi pemenang pemilu bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah awal untuk menepati janji.

Karena itu, siapa pun pemenang tidak harus jumawa dan yang kalah jangan harus menerima dengan lapang dada. Ingatlah, semua suara itu amanah besar titipan rakyat dan harus dikembalikan kepada pemiliknya berupa program yang bermanfaat, adil, dan menyejahterakan.

Indonesia milik bersama karenanya rakyat jelata pun harus merasakan dirinya bagian penting dari negara. Faktor utama keberhasilan pembangunan yang dilakukan organisasi pemerintahan ada pada pemimpinnya. Teladan, transformator, dan mendorong segala daya upaya untuk mencapai tujuan bersama yang tercermin dalam visi-misinya.

Bagi kalangan pengusaha, presiden-wakil presiden yang kuat, tegas, dan berani sangat dirindukan. Tanpa ketegasan dari pucuk pimpinan, akan sulit bagi pelaku ekonomi untuk mengejar target pertumbuhan, berkompetisi dengan negara tetangga, dan bernegosiasi di kancah internasional. Mari kita baca dan telaah platform ekonomi kedua pasangan capres-cawapres.

Agar tahu akan dibawa ke mana arah kebijakan ekonomi Indonesia ke depan. Agar bisa kita menilai mana pemimpin yang punya orientasi, visi, kapasitas, serta track record komitmen yang jelas. Pada platform pasangan kandidat Prabowo- Hatta, tampak memberi rincian yang lebih detail tentang orientasi, visi, kapasitas, dan track record komitmen tersebut.

Kedaulatan dan Kemandirian
Komitmen saja tidaklah cukup. Indonesia butuh pemimpin yang kuat secara personal, politik, dan kebijakan untuk merealisasikan komitmen tersebut. Kuat untuk bekerja keras demi rakyatnya. Sanggup mendengarkan kritik dengan baik, mau mendengar apa yang diinginkan pemilik mandat. Kuat karena kecerdasannya, dengan cepat dan tepat mengambil keputusan yang terbaik.

Pemerintahan kuat memiliki beberapa prasyarat. Pertama, mendapat dukungan penuh dari rakyat. Dukungan itu diperlihatkan dengan angka keterpilihannya yang cukup tinggi. Kedua, setiap kebijakan harus mendapatkan dukungan dari DPR. Ini mungkin apabila partai pendukungnya memiliki jumlah kursi yang lebih banyak dari calon lainnya. Ketiga, pemerintahannya bersih dari korupsi, sehingga tidak ada beban ”kepentingan” ketika melakukan kebijakan.

Mandat rakyat akan dengan mudah dilaksanakan, tepat sasaran dan dirasakan bermanfaat oleh masyarakat. Bagi pengusaha, pemerintahan kuat itu sangat penting karena menyangkut kepastian kebijakan, hukum yang dapat ditegakkan dan stabilitas politik.

Pergolakan politik di Thailand misalnya menjadikan banyak sekali investor hengkang. Di Indonesia pembangunan infrastruktur banyak terkendala oleh sulitnya pengadaan lahan karena permainan spekulan yang membuat negara dan aparat hukumnya pun dapat dikalahkan.

Hal ini merupakan salah satu contoh kasus dari sekian banyak pekerjaan rumah pemerintahan baru untuk segera diselesaikan. Pemerintahan yang kuat akan menjadikan pembangunan ekonomi prioritasnya ditujukan untuk kedaulatan pangan dan kemandirian ekonomi, serta percepatan pembangunan infrastruktur.

Sebuah visi masa depan ekonomi global, di mana kebutuhan terhadap pangan dan energi menjadi hal utama, bahkan diprediksi bakal menjadi sumber utama sengketa dan peperangan antar negara. Kedaulatan politik di mata negara-negara dunia hanya mungkin apabila kedaulatan dan kemandirian ekonomi terbangun.

Selain harus kuat, bangsa ini juga membutuhkan pemimpin yang tegas. Tegas sebagai sikap personal dan terimplementasi dalam kebijakan. Tegas berdasarkan aturan hukum dan nilai kebangsaan, di mana setiap kebijakan selalu berlandaskan nasionalisme, kepentingan bangsa dan kedaulatan.

Idealnya presiden periode 2014-2019 tidak hanya mampu melakukan diplomasi, namun disegani oleh pemimpin bangsa lain sehingga tak ada lagi gangguan terhadap perbatasan. Tidak harus ada lagi anak bangsa yang menjadi TKI di negara lain menjadi korban kesewenang-wenangan. Bukan hanya kuat dan tegas, Indonesia juga membutuhkan pemimpin yang berani.

Sikap berani tumbuh dari kesanggupan, kemampuan, dan keteguhan untuk memegang nilai dasar kebangsaan yaitu Pancasila dan UUD 1945. Seorang presiden-wakil presiden yang berani akan mendorong jajaran di bawahnya bertindak berani melawan penyimpangan yang terjadi di lingkungan organisasi birokrasinya.

Reformasi birokrasi bukan hanya program yang besar dana remunerasi namun miskin implementasi, namun menjadi gelombang besar melanda seluruh aparatur negara karena presidennya yang menginspirasi. Pemimpin juga harus berani membela kebenaran dan sanggup untuk tidak populer.

Subsidi BBM yang tak kunjung dicabut dan dialihkan ke program yang merakyat agar tepat sasaran adalah salah satu ujian pembuktian ketegasan dan keberanian presiden Indonesia mendatang. Begitulah kekuatan pemimpin bangsa yang menginspirasi.

Tidak semua hal menjadi tanggungjawab mereka, namun kekuatan, ketegasan dan keberanian harus ditonjolkan, agar semua anak bangsa menjadi bangga sebagai manusia Indonesia. Aparatur birokrasinya bangga memberikan pelayanan terbaik kepada semua warga negara. Aparat hukumnya bekerja keras menegakkan aturan seadil-adilnya.

Guru, dosen dan seluruh tenaga pendidik dengan riang hati mengajar seluruh generasi muda agar menjadi manusia Indonesia yang berkualitas global berkepribadian Indonesia. Militernya dengan gagah berani siap menjaga perbatasan dan kedaulatan.

Pengusahanya mendapatkan kepastian hukum dan terayomi untuk terus berbisnis, menggerakkan roda ekonomi demi percepatan ekonomi nasional. Tokoh agama menjadi figur terdepan menjaga harmonisasi lintas keyakinan. Ibarat rantai, semuanya terkait, bahu membahu membangun Indonesia dalam ikatan kebinekaan.

Pada upaya pembangunan jangka panjang, presiden-wakil presiden terpilih harus menjamin dilakukannya reformasi pendidikan dan melahirkan wirausaha muda yang tangguh dan nasionalis sebagai pilar utama percepatan pembangunan.

Merekalah yang harus didorong agar naik kelas, berkembang dari yang semula usaha kecil, kemudian masuk level usaha menengah dan membesar. Akhirnya, di atas segala bentuk ikhtiar terbaik, terpanjat doa semua anak bangsa, semoga Tuhan memberikan pemerintahan yang melindungi rakyat, bebas korupsi dan efektif dalam melayani. Kesejahteraan dan kemakmuran yang berkeadilan bukan lagi mimpi, namun segera terealisasi. Amin.

SANDIAGA S UNO
Pengusaha Nasional
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5397 seconds (0.1#10.140)