Fadli Zon Sebut Wiranto Alat Politik
Fadli Zon Sebut Wiranto Alat Politik
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan mantan Panglima ABRI Jenderal Purn Wiranto mengenai Prabowo Subianto dan peristiwa 1998 mendapatkan reaksi keras dari kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Dia menilai Wiranto sedang berupaya untuk menjatuhkan Prabowo pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014. "Wiranto kan dalam hal ini (masuk) tim kampanye Joko Widodo," ujar Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon di Djakarta Theater, Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat 20 Juni 2014 malam.
Dia mengatakan, Wiranto adalah alat politik kubu pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang ditugaskan untuk merusak citra Prabowo di mata publik.
"Elektabilitas Prabowo sekarang semakin tinggi dan melewati Jokowi karena itu dia (Wiranto) melakukan upaya-upaya seperti ini," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wiranto dalam jumpa pers di Posko Forum Komunikasi Pembela Kebenaran (FKPK) di Menteng, Jakarta pada Kamis 19 Juni lalu memberikan pernyataan seputar pemberhentian Prabowo dari TNI, serta mengaitkannya dengan kasus penculikan aktivis pada 1998.
Dia menilai Wiranto sedang berupaya untuk menjatuhkan Prabowo pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014. "Wiranto kan dalam hal ini (masuk) tim kampanye Joko Widodo," ujar Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon di Djakarta Theater, Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat 20 Juni 2014 malam.
Dia mengatakan, Wiranto adalah alat politik kubu pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang ditugaskan untuk merusak citra Prabowo di mata publik.
"Elektabilitas Prabowo sekarang semakin tinggi dan melewati Jokowi karena itu dia (Wiranto) melakukan upaya-upaya seperti ini," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wiranto dalam jumpa pers di Posko Forum Komunikasi Pembela Kebenaran (FKPK) di Menteng, Jakarta pada Kamis 19 Juni lalu memberikan pernyataan seputar pemberhentian Prabowo dari TNI, serta mengaitkannya dengan kasus penculikan aktivis pada 1998.
(dam)
Explore More