SBY tanya Jokowi kenapa persoalkan suara Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Usai menerima kunjungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pernyataan Joko Widodo terkait perolehan suara Partai Demokrat naik berdasarkan hasil rekapitulasi nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU).
SBY mengatakan, sebaliknya atas hasil rekapitulasi nasional versi KPU, para kader Partai Demokrat bukan heran seperti Joko Widodo tapi berkabung. Alasannya, jumlah 10,19 persen sangat jauh dibanding perolehan suara partainya pada Pemilu 2009 yang mencapai di atas 20 persen.
"Saya diberitahu waktu sedang berada di Myanmar, Pak Jokowi mengeluarkan statement bahwa Pak Jokowi heran kenapa suara Partai Demokrat menjadi 10 persen," ujar SBY saat jumpa pers di halaman Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Padahal kata SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat ini pihaknya sudah ikhlas dengan perolehan suara berdasarkan hasil hitung cepat (quick count). Bahkan, pihaknya sudah mengucapkan selamat kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra selaku partai politik (parpol) yang memperoleh suara di atas Partai Demokrat.
"Pada tahun 2009 Partai Demokrat memperoleh suara 21 persen, sekarang hanya 10 persen. Kami berduka, berkabung. Tapi kami ikhlas," tandasnya.
Saking penasaran, dia mengaku sempat menanyakan kepada calon presiden (capres) yang biasa disapa Jokowi itu pada saat pertemuan berlangsung. Tapi sayang, SBY tidak menyampaikan apa jawaban Jokowi ketika ditanya langsung mengenai hal itu.
"Kalau tidak salah, setelah saya baca Pak Jokowi menganggap quick count Partai Demokrat ini hanya tujuh persen. Sehingga begitu meningkat tiga persen menjadi heran. Saya mengecek yang salah saya atau Pak Jokowi," ucapnya.
SBY berharap perbedaan antara hasil quick count dengan rakpitulasi nasional KPU seharusnya tidak perlu diperdebatkan. "Mungkin info Pak Jokowi yang diterima tujuh persen tidak akurat, yang betul seperti ini dan saya kira tidak perlu diperpanjang. Saya kira rakyat sudah tahu bahwa inilah dalam dunia survei kita harus belajar kembali tentang survei ada namanya margin of error," imbuhnya.
Seperti diketahui, siang tadi Jokowi bertemu SBY di Istana Kepresidenan. Kedatangan Jokowi ini mengajukan permohonan cuti sebagai Gubernur DKI Jakarta karena dirinya capres dari PDIP.
SBY mengatakan, sebaliknya atas hasil rekapitulasi nasional versi KPU, para kader Partai Demokrat bukan heran seperti Joko Widodo tapi berkabung. Alasannya, jumlah 10,19 persen sangat jauh dibanding perolehan suara partainya pada Pemilu 2009 yang mencapai di atas 20 persen.
"Saya diberitahu waktu sedang berada di Myanmar, Pak Jokowi mengeluarkan statement bahwa Pak Jokowi heran kenapa suara Partai Demokrat menjadi 10 persen," ujar SBY saat jumpa pers di halaman Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Padahal kata SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat ini pihaknya sudah ikhlas dengan perolehan suara berdasarkan hasil hitung cepat (quick count). Bahkan, pihaknya sudah mengucapkan selamat kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra selaku partai politik (parpol) yang memperoleh suara di atas Partai Demokrat.
"Pada tahun 2009 Partai Demokrat memperoleh suara 21 persen, sekarang hanya 10 persen. Kami berduka, berkabung. Tapi kami ikhlas," tandasnya.
Saking penasaran, dia mengaku sempat menanyakan kepada calon presiden (capres) yang biasa disapa Jokowi itu pada saat pertemuan berlangsung. Tapi sayang, SBY tidak menyampaikan apa jawaban Jokowi ketika ditanya langsung mengenai hal itu.
"Kalau tidak salah, setelah saya baca Pak Jokowi menganggap quick count Partai Demokrat ini hanya tujuh persen. Sehingga begitu meningkat tiga persen menjadi heran. Saya mengecek yang salah saya atau Pak Jokowi," ucapnya.
SBY berharap perbedaan antara hasil quick count dengan rakpitulasi nasional KPU seharusnya tidak perlu diperdebatkan. "Mungkin info Pak Jokowi yang diterima tujuh persen tidak akurat, yang betul seperti ini dan saya kira tidak perlu diperpanjang. Saya kira rakyat sudah tahu bahwa inilah dalam dunia survei kita harus belajar kembali tentang survei ada namanya margin of error," imbuhnya.
Seperti diketahui, siang tadi Jokowi bertemu SBY di Istana Kepresidenan. Kedatangan Jokowi ini mengajukan permohonan cuti sebagai Gubernur DKI Jakarta karena dirinya capres dari PDIP.
(kur)