Pemilu 2014 dinilai masa kembalinya basis parpol
A
A
A
Sindonews.com - Pemilu 2014 dinilai sebagai tahun kembalinya pemilih ke partai politik (parpol) masing-masing. Tidak seperti lima tahun sebelumnya, banyak pemilih yang menyeberang memilih ke parpol lain.
"Artinya, ada gerakan di masyarakat kembali ke rumahnya (partai) masing-masing, basisnya masing-masing," ujar Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung dalam diskusi 'Prediksi Peta Koalisi' di Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (12/4/2014).
Dia menilai kembalinya basis pemilih ke "rumah" masing-masing menujukkan hal positif. "Ini semua akan hadirkan kehidupan politik semakin baik," sambungnya.
Terkait hasil penghitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga survei yang menunjukkan perolehan suara Golkar yang di bawah target, Akbar menilai sebagai bagian dari dinamika politik. Begitu juga halnya dengan ketidakberhasilan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mendongkrak suara, meskipun mengusung Joko Widodo.
"Ini menunjukan dinamika politik tinggi. Kemudian, masyarakat semakin kritis kepada semuanya. Kemudian Jokowi efek tidak signifikan," ungkapnya.
Berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei, ada beberapa partai politik yang suaranya meningkat dibandingkan pemilu sebelumnya, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang meraih sekira 9 persen dan Partai Gerindra sebesar lebih dari 11 persen.
"Artinya, ada gerakan di masyarakat kembali ke rumahnya (partai) masing-masing, basisnya masing-masing," ujar Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung dalam diskusi 'Prediksi Peta Koalisi' di Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (12/4/2014).
Dia menilai kembalinya basis pemilih ke "rumah" masing-masing menujukkan hal positif. "Ini semua akan hadirkan kehidupan politik semakin baik," sambungnya.
Terkait hasil penghitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga survei yang menunjukkan perolehan suara Golkar yang di bawah target, Akbar menilai sebagai bagian dari dinamika politik. Begitu juga halnya dengan ketidakberhasilan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mendongkrak suara, meskipun mengusung Joko Widodo.
"Ini menunjukan dinamika politik tinggi. Kemudian, masyarakat semakin kritis kepada semuanya. Kemudian Jokowi efek tidak signifikan," ungkapnya.
Berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei, ada beberapa partai politik yang suaranya meningkat dibandingkan pemilu sebelumnya, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang meraih sekira 9 persen dan Partai Gerindra sebesar lebih dari 11 persen.
(dam)