Abraham nyoblos untuk perbaikan Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menegaskan penggunaan hak suaranya untuk memilih untuk perbaikan bangsa dan negara Indonesia lima tahun ke depan.
Penegasan itu disampaikan Abraham usai mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) 40 di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur (Jaktim). Menurut Abraham, pemilu yang berlangsung setiap lima tahun sekali adalah sebuah sarana untuk memajukan Indonesia.
"Harusnya semua masyarakat Indonesia begitu (untuk perbaikan negara dan bangsa). Jadi bukan saja saya, tapi seluruh masyarakat Indonesia harus menggunakan hak pilihnya," kata Abraham saat ditemui SINDO di depan TPS, di Jaktim, Rabu (9/4/14).
Doktor hukum dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini menyatakan, masyarakat pun harus bisa menggunakan hak pilihnya secara jujur. Artinya memilih orang-orang yang berkapasitas. Jangan orang-orang yang bermasalah. Apalagi yang memiliki rekam jejak kasus hukum pidana, terutama korupsi.
"Sebenarnya yang penting itu memilih itu kita harus bisa melihat orangnya, bukan sekadar partainya. Kita harus bisa memilih caleg-caleg yang tidak bermasalah selama ini. Dan juga kita harus bisa memilih caleg-caleg yang jujur," bebernya.
Pendiri Anti Corruption Commission (ACC) Makassar ini menguraikan, kalau memilih caleg-caleg yang bermasalah maka pilihan tersebut akan berdampak bagi kerusakan negara dan bangsa kita ke depan. "Sangat mungkin itu," tandasnya.
Penegasan itu disampaikan Abraham usai mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) 40 di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur (Jaktim). Menurut Abraham, pemilu yang berlangsung setiap lima tahun sekali adalah sebuah sarana untuk memajukan Indonesia.
"Harusnya semua masyarakat Indonesia begitu (untuk perbaikan negara dan bangsa). Jadi bukan saja saya, tapi seluruh masyarakat Indonesia harus menggunakan hak pilihnya," kata Abraham saat ditemui SINDO di depan TPS, di Jaktim, Rabu (9/4/14).
Doktor hukum dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini menyatakan, masyarakat pun harus bisa menggunakan hak pilihnya secara jujur. Artinya memilih orang-orang yang berkapasitas. Jangan orang-orang yang bermasalah. Apalagi yang memiliki rekam jejak kasus hukum pidana, terutama korupsi.
"Sebenarnya yang penting itu memilih itu kita harus bisa melihat orangnya, bukan sekadar partainya. Kita harus bisa memilih caleg-caleg yang tidak bermasalah selama ini. Dan juga kita harus bisa memilih caleg-caleg yang jujur," bebernya.
Pendiri Anti Corruption Commission (ACC) Makassar ini menguraikan, kalau memilih caleg-caleg yang bermasalah maka pilihan tersebut akan berdampak bagi kerusakan negara dan bangsa kita ke depan. "Sangat mungkin itu," tandasnya.
(kri)