Harjono tak menampik pernah ke rumah Megawati
A
A
A
Sindonews.com - Hakim Konstitusi Harjono menanggapi tudingan dari Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) yang menyebutkan bahwa dirinya sering sowan ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Harjono tak menampik pernah berkunjung ke kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. "Seingat saya, dua kali kesana. Tapi, tak pernah ketemu Bu Mega," ujar Harjono saat dihubungi Sindonews, Rabu 22 Januari 2014 malam.
Sebab, kata dia, memang tujuannya bukan untuk bertemu dengan mantan Presiden RI ke lima tersebut setiap bertandang ke sana. Ia mengaku diundang almarhum Taufiq Kiemas untuk berdiskusi.
"Pertama ke sana, saya memang diundang Pak Taufiq Kiemas (Suami Megawati) untuk berdiskusi. Mendiskusikan tentang ide Pak Taufiq, bahwa presiden mendatang harus dari orang yang muda. Diskusi biasa, enggak ada apa-apa."
"Justru saya tanya saat itu, Bu Mega kemana Pak Taufiq? Bu Mega lagi kursus bahasa Spanyol," tutur Harjono menirukan perkataan Taufiq Kiemas.
Kemudian, lanjut dia, yang kedua kalinya pun bertemu dengan mantan Ketua MPR RI Taufiq Kiemas. Yaitu, saat tiga hari sebelum Taufiq Kiemas meninggal dunia.
"Jadi, tidak pernah saya ketemu Bu Mega," imbuhnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyebutkan bahwa hakim konstitusi Harjono sering sowan ke rumah Megawati Soekarnoputri.
Hal itu bermula saat Yusril menanggapi tudingan yang menyebutkan Pengujian Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (UU Pilpres) yang diajukannya dianggap tidak etis. Lantaran, Ketua MK saat ini, Hamdan Zoelva merupakan bekas kadernya.
Dia pun meminta, semua pihak bersikap adil menyoroti persoalan uji materiil yang diajukannya tersebut. Sebab, menurut dia, tak hanya Hamdan Zoelva, Hakim Konstitusi Harjono dan Patrialis Akbar juga mantan anggota partai politik (Parpol).
"Oke, kalau gitu enggak etis juga adanya Harjono dan Patrialis Akbar di sini (MK). Harjono siapa yang tidak tahu, Harjono PDIP. Dia sering sowan ke rumah Mega (Ketua Umum PDIP). Saya tahu kok," ujar Yusril di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa 21 Januari 2014.
Begitu juga, kata dia, Hakim Konstitusi Patrialis Akbar. Patrialis, kata dia, merupakan mantan kader Partai Amanat Nasional (PAN).
"Siapa yang tidak tahu Patrialis bukan PAN. Harjono dan Patrialis itu tidak setuju Undang-undang ini (UU 42 tahun 2008) dibatalkan. Kalau mereka mengikuti arahan dari PDIP dan PAN, kalau Anda katakan Hamdan tidak etis, apa etisnya Harjono dan Patrialis," kata pakar hukum tata negara ini.
Baca berita:
PDIP bantah Harjono kerap sowan ke Megawati
Harjono tak menampik pernah berkunjung ke kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. "Seingat saya, dua kali kesana. Tapi, tak pernah ketemu Bu Mega," ujar Harjono saat dihubungi Sindonews, Rabu 22 Januari 2014 malam.
Sebab, kata dia, memang tujuannya bukan untuk bertemu dengan mantan Presiden RI ke lima tersebut setiap bertandang ke sana. Ia mengaku diundang almarhum Taufiq Kiemas untuk berdiskusi.
"Pertama ke sana, saya memang diundang Pak Taufiq Kiemas (Suami Megawati) untuk berdiskusi. Mendiskusikan tentang ide Pak Taufiq, bahwa presiden mendatang harus dari orang yang muda. Diskusi biasa, enggak ada apa-apa."
"Justru saya tanya saat itu, Bu Mega kemana Pak Taufiq? Bu Mega lagi kursus bahasa Spanyol," tutur Harjono menirukan perkataan Taufiq Kiemas.
Kemudian, lanjut dia, yang kedua kalinya pun bertemu dengan mantan Ketua MPR RI Taufiq Kiemas. Yaitu, saat tiga hari sebelum Taufiq Kiemas meninggal dunia.
"Jadi, tidak pernah saya ketemu Bu Mega," imbuhnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyebutkan bahwa hakim konstitusi Harjono sering sowan ke rumah Megawati Soekarnoputri.
Hal itu bermula saat Yusril menanggapi tudingan yang menyebutkan Pengujian Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (UU Pilpres) yang diajukannya dianggap tidak etis. Lantaran, Ketua MK saat ini, Hamdan Zoelva merupakan bekas kadernya.
Dia pun meminta, semua pihak bersikap adil menyoroti persoalan uji materiil yang diajukannya tersebut. Sebab, menurut dia, tak hanya Hamdan Zoelva, Hakim Konstitusi Harjono dan Patrialis Akbar juga mantan anggota partai politik (Parpol).
"Oke, kalau gitu enggak etis juga adanya Harjono dan Patrialis Akbar di sini (MK). Harjono siapa yang tidak tahu, Harjono PDIP. Dia sering sowan ke rumah Mega (Ketua Umum PDIP). Saya tahu kok," ujar Yusril di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa 21 Januari 2014.
Begitu juga, kata dia, Hakim Konstitusi Patrialis Akbar. Patrialis, kata dia, merupakan mantan kader Partai Amanat Nasional (PAN).
"Siapa yang tidak tahu Patrialis bukan PAN. Harjono dan Patrialis itu tidak setuju Undang-undang ini (UU 42 tahun 2008) dibatalkan. Kalau mereka mengikuti arahan dari PDIP dan PAN, kalau Anda katakan Hamdan tidak etis, apa etisnya Harjono dan Patrialis," kata pakar hukum tata negara ini.
Baca berita:
PDIP bantah Harjono kerap sowan ke Megawati
(kri)