Piranti lunak antisadap tidak diproduksi massal

Rabu, 04 Desember 2013 - 14:07 WIB
Piranti lunak antisadap tidak diproduksi massal
Piranti lunak antisadap tidak diproduksi massal
A A A
Sindonews.com - Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menegaskan tidak akan memproduksi massal software (piranti lunak) antiasadap yang saat ini telah dikembangkan di Indonesia.

"Kita sudah punya software-nya, tapi tidak untuk diproduksi secara massal. Hanya untuk segmen tertentu saja," tegas Sekretaris Menteri Riset dan Teknologi Harry Purwanto pada seminar International Seminar & Conference on Learning Organization di Trans Luxury Hotel, Jalan
Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (4/12/2013).

Menurut dia, piranti lunak ini sementara akan dikembangkan untuk segmen tertentu seperti pemerintahan. Walaupun, apabila di komersilkan, banyak perusahaan telekomunikasi yang tertarik memproduksi produk ini.

"Kalau dijual secara komersial, pasti banyak perusahaan yang tertarik. Ke depan, aplikasi antisadap dipastikan menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat," pungkas dia. Atas alasan itu, pemerintah belum berencana memproduksi secara massal.

Walaupun siap diproduksi, piranti lunak antisadap masih perlu penyempurnaan dan pengembangan teknologi. Terutama pada aplikasi penyaring suara yang bisanya menyebabkan telepon seluler berkerja lebih berat.

Lebih lanjut Harry mengatakan, kendati inovasi teknologi aplikasi untuk perkakas terus berkembang, namun pemerintah masih kesulitan memfasilitasi produk tersebut laku secara komersial. "Sementara ini memang oleh PT INTI. Tapi memang terkendala soal kesepakatan hitung-hitungannya," pungkas dia.

Namun, pemerintah terus berupaya menarik investor swasta membuat produk telepon seluler dari inovasi anak negeri. Kemenristek juga terus berusaha menarik minat investor lainnya seperti
Nokia, Samsung, menggunakan aplikasi buatan anak negeri. "Bisnis aplikasi sebenarnya sangat menjanjikan. Karena harganya sangat murah," pungkas dia.

Ke depan, kebutuhan aplikasi telepon seluler akan sangat beragam. Berbagai aplikasi diyakini akan melayani kebutuhan manusia. Seperti aplikasi kesehatan, aplikasi bisnis, keperluan perkantoran, hingga aplikasi gaya hidup.

"Gadget saat ini menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Setiap masyarakat rata rata mengganti gedjetnya satu tahun sekali," pungkas dia. Apabila peluang ini dimanfaatkan, akan sangat menjanjikan bagi industri dalam negeri.

Mabes Polri yakin alat cyber crime bebas penyadapan
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6907 seconds (0.1#10.140)