Capres jujur paling diminati masyarakat
A
A
A
Sindonews.com - Lembaga Survei Nasional Indikator Politik Indonesia (Indikator) menentukan kriteria calon presiden (capres) 2014 yang paling diminati masyarakat.
Dari hasil survei yang dilakukan Indikator, secara personal capres paling diminati masyarakat cenderung menginginkan pemimpin yang jujur. Kategori jujur mengalahkan beberapa kriteria lain seperti kompeten, empati, integritas, tegas, wibawa, dan penampilan menarik.
"Jujur atau bisa dipercaya adalah kualitas personal paling penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin nasional atau presiden. Lebih dari separuh populasi calon pemilih menunjuk pada kualitas personal ini mencapai 51 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, di Kantor Indikator, Cikini, Jakarta, Minggu (1/12/2013).
Hasil temuan Indikator menjelaskan, prediksi capres jujur dipilih masyarakat karena sistem yang dibangun partai cenderung lemah. Artinya, ikatan secara psikologis antara partai politik dengan pemilih lemah.
Sehigga, disaat bersamaan, masyarakat pemilih cenderung memisahkan partai sebagai intitusi politik dan beralih kepada capres secara personal. Hal itu, Indikator menggunakan pendekatan politik kepada analis politik William Lidle dan Saiful Mujani (2007).
Untuk membuktikan capres jujur paling diminati masyarakat, Indikator menggunakan konsep dan ukuran seperti kualitas personal atas penilaian masyarakat.
"Kualitas personal calon presiden dalam hubungannya dengan penilaian pemilih adalah sifat-sifat positif yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai kriteria pemimpin nasional," ujarnya.
Untuk diketahui, dalam survei yang mulai dilakukan pada sekira bulan Oktober 2013 lalu, Indikator menggunakan sampel penduduk negara yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Selain itu, dalam surveinya, Indikator menggunakan jumlah sampel sebanyak 1.200 melalui sistem responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih. Di mana, satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya 10 responden.
Sementara itu, penelitian yang menggunakan metode wawancara dilapangan yang berlangsung pada 10-20 Oktober, Indikator mengaku mendapatkan kesalahan survei sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Dari hasil survei yang dilakukan Indikator, secara personal capres paling diminati masyarakat cenderung menginginkan pemimpin yang jujur. Kategori jujur mengalahkan beberapa kriteria lain seperti kompeten, empati, integritas, tegas, wibawa, dan penampilan menarik.
"Jujur atau bisa dipercaya adalah kualitas personal paling penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin nasional atau presiden. Lebih dari separuh populasi calon pemilih menunjuk pada kualitas personal ini mencapai 51 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, di Kantor Indikator, Cikini, Jakarta, Minggu (1/12/2013).
Hasil temuan Indikator menjelaskan, prediksi capres jujur dipilih masyarakat karena sistem yang dibangun partai cenderung lemah. Artinya, ikatan secara psikologis antara partai politik dengan pemilih lemah.
Sehigga, disaat bersamaan, masyarakat pemilih cenderung memisahkan partai sebagai intitusi politik dan beralih kepada capres secara personal. Hal itu, Indikator menggunakan pendekatan politik kepada analis politik William Lidle dan Saiful Mujani (2007).
Untuk membuktikan capres jujur paling diminati masyarakat, Indikator menggunakan konsep dan ukuran seperti kualitas personal atas penilaian masyarakat.
"Kualitas personal calon presiden dalam hubungannya dengan penilaian pemilih adalah sifat-sifat positif yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai kriteria pemimpin nasional," ujarnya.
Untuk diketahui, dalam survei yang mulai dilakukan pada sekira bulan Oktober 2013 lalu, Indikator menggunakan sampel penduduk negara yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Selain itu, dalam surveinya, Indikator menggunakan jumlah sampel sebanyak 1.200 melalui sistem responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih. Di mana, satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya 10 responden.
Sementara itu, penelitian yang menggunakan metode wawancara dilapangan yang berlangsung pada 10-20 Oktober, Indikator mengaku mendapatkan kesalahan survei sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Kunjungi Terminal Baranangsiang, Hatta bantah sosialisai capres
(lal)