Pengamat nilai JK hanya jadi pemanis di Pemilu 2014
A
A
A
Sindonews.com - Jusuf Kalla (JK) terus digadang-gadang akan diusung sebagai calon presiden (capres) oleh Partai Kebangkaitan Bangsa (PKB) pada Pemilu 2014.
Menurut Muradi, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), JK memang memiliki citra positif di mata banyak partai politik. "Jadi banyak orang parpol yang mencintai dia," ujar Muradi, Selasa (12/11/2013).
Menurutnya, parpol melihat ada kekuatan yang dimiliki JK jika diusung sebagai capres. Pertama adalah kekuatan uang yang dimiliki politikus Partai Golkar itu.
Kedua, JK memiliki jaringan massa yaitu Palang Merah Indonesia (PMI), Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan basis massa di Indonesia bagian timur.
Tapi basis suara itu tidak jadi jaminan akan mengantarkan JK, untuk memenangkan pemilu jika diusung sebagai capres.
Pengurus dan relawan PMI belum tentu otomatis memilih JK, begitu juga dengan DMI dan massa di Indonesia Timur. "Politik sekarang politik rasional," kata Muradi.
Kekuatan ketiga yang dimiliki JK, adalah mampu membelah suara Partai Golkar yang punya raihan suara signifikan setiap pemilu. "Pertanyaannya apakah dia bisa membelah suara Partai Golkar?," jelasnya.
Tapi suara Golkar tidak akan pecah tahun depan. Atas dasar itu, ia memprediksi JK hanya akan jadi pemanis yang terjadi jelang pemilu.
"Saya cenderung melihat JK ini hanya feomena saja, dia hanya akan jadi figur yang muncul hanya sekedar pemanis," ujar Muradi.
Baca juga SBY buat buku untuk presiden mendatang.
Menurut Muradi, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), JK memang memiliki citra positif di mata banyak partai politik. "Jadi banyak orang parpol yang mencintai dia," ujar Muradi, Selasa (12/11/2013).
Menurutnya, parpol melihat ada kekuatan yang dimiliki JK jika diusung sebagai capres. Pertama adalah kekuatan uang yang dimiliki politikus Partai Golkar itu.
Kedua, JK memiliki jaringan massa yaitu Palang Merah Indonesia (PMI), Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan basis massa di Indonesia bagian timur.
Tapi basis suara itu tidak jadi jaminan akan mengantarkan JK, untuk memenangkan pemilu jika diusung sebagai capres.
Pengurus dan relawan PMI belum tentu otomatis memilih JK, begitu juga dengan DMI dan massa di Indonesia Timur. "Politik sekarang politik rasional," kata Muradi.
Kekuatan ketiga yang dimiliki JK, adalah mampu membelah suara Partai Golkar yang punya raihan suara signifikan setiap pemilu. "Pertanyaannya apakah dia bisa membelah suara Partai Golkar?," jelasnya.
Tapi suara Golkar tidak akan pecah tahun depan. Atas dasar itu, ia memprediksi JK hanya akan jadi pemanis yang terjadi jelang pemilu.
"Saya cenderung melihat JK ini hanya feomena saja, dia hanya akan jadi figur yang muncul hanya sekedar pemanis," ujar Muradi.
Baca juga SBY buat buku untuk presiden mendatang.
(stb)