Persahabatan AS & Australia dengan Indonesia hanya sandiwara

Kamis, 07 November 2013 - 17:37 WIB
Persahabatan AS & Australia dengan Indonesia hanya sandiwara
Persahabatan AS & Australia dengan Indonesia hanya sandiwara
A A A
Sindonews.com - Dugaan penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Australia, atas Indonesia terus mendapat kecaman dari dalam negeri.

Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan menilai, hubungan bilateral yang dibangun kedua negara itu dengan Indonesia hanya sandiwara, dengan mencuatnya kabar penyadapan tersebut.

"Dengan penyadapan, berarti AS dan Australia tidak konsisten bersahabat dengan Indonesia. Persahabatan dan kemitraan yang selama ini ada ternyata palsu, sandiwara dan basa-basi," kata pria yang akrab disapa Rampo ini, melalui pesan tertulis yang diterima wartawan, Kamis (7/11/2013).

"AS dan Australia mengabaikan peran sentral Indonesia dan Asean di Asia Pasifik. Mustahil kawasan ini dibangun dengan mis trust dan suspicion," sambungnya.

Lanjut dia, dengan beredarnya dokumen milik bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Edward Snowden, tentang penyadapan AS dan Australia terhadap pemimpin, pejabat manca negara termasuk Indonesia membuat dunia tersentak.

"Australia dan AS tidak membantah penyadapan, ini berarti indikasi benar ada penyadapan. Saya kecewa dan protes keras kepada Pemerintah AS dan Australia," tegasnya.

Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, ada dugaan skandal operasi spionase Amerika Serikat, meluas hingga ke Asia termasuk Indonesia. AS diduga melakukan penyadapan dengan menggunakan alat yang terpasang di Kedutaan Besar AS, di Jakarta.

Hal itu terungkap dari bocoran dokumen milik bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Edward Snowden. Mengutip laporan media Australia, smh.com.au, dari bocoran Snowden terungkap, fasilitas penyadapan AS sebanyak 90 titik yang tersebar di seluruh dunia.

Untuk wilayah, Asia Tenggara, berbagai alat penyadapan AS diduga terpasang di Kedutaan Besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon.

Baca juga penyadapan dinilai wajar.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6970 seconds (0.1#10.140)