Agum Gumelar tak tertarik maju Pemilu 2014
A
A
A
Sindonews.com - Jelang pemilihan umum (Pemilu) 2014 banyak elite politik yang menunjukkan hasratnya menduduki kursi yang akan ditinggal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Namun, keinginan terbalik justru dilontarkan Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar yang mengaku tidak memiliki ketertarikan untuk maju dalam Pemilu 2014. Dia beralasan dirinya adalah milik masa lalu.
"No. Saya tidak interest sama sekali," kata Agum di sela-sela acara peringatan 47 tahun Universitas Pancasila (UP), Senin (28/10/2013).
Kendati demikian, dia tetap mengingatkan pada masyarakat agar memilih pemimpin yang bijak. Pasalnya, kata Agum, Pemilu 2014 adalah momentum pentuing untuk memilih pemimpin bijak.
Dalam artian, pemimpin negara itu nantinya memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan pembangunan yang sudah baik dan meninggalkan yang tidak baik tanpa hujatan. Mengingat saat ini ada beberapa calon pemimpin yang mencaci-maki pemimpin.
"Kalau orang seperti itu tentunya saya tidak akan pilih. Dan saya pribadi, sama sekali tidak memiliki ketertarikan (untuk maju) Pemilu 2014," tegasnya sekali lagi sambil menggabungkan kedua jari membentuk angka nol.
Ia berpandangan, saat ini kondisi masyarakat Indonesia sedang dalam masa euforia reformasi. Kondisi itu kerap diwarnai kerawanan di berbagai lini kehidupan.
"Dan saya ingin bangsa ini memiliki jiwa negarawan. Sehingga apa yang dipikirkan semua didasari untuk kepentingan bangsa," tukasya.
Jiwa negarawan yang dimaksud juga harus mengedepankan kepentingan masyarakat dibanding kepentingan pribadi atau politiik. Jika calon pemimpin sudah memiliki jiwa tersebut maka dapat melihat situasi yang berkembang.
"Dengan jiwa negarawan maka bisa memilik hal yang benar dan salah. Pemimpin yang baik harus bisa menjauhi sikap yang didasari rasa tidak suka," paparnya.
Baca berita:
SBY sadar 11 capresnya tak populer dan electable
Namun, keinginan terbalik justru dilontarkan Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar yang mengaku tidak memiliki ketertarikan untuk maju dalam Pemilu 2014. Dia beralasan dirinya adalah milik masa lalu.
"No. Saya tidak interest sama sekali," kata Agum di sela-sela acara peringatan 47 tahun Universitas Pancasila (UP), Senin (28/10/2013).
Kendati demikian, dia tetap mengingatkan pada masyarakat agar memilih pemimpin yang bijak. Pasalnya, kata Agum, Pemilu 2014 adalah momentum pentuing untuk memilih pemimpin bijak.
Dalam artian, pemimpin negara itu nantinya memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan pembangunan yang sudah baik dan meninggalkan yang tidak baik tanpa hujatan. Mengingat saat ini ada beberapa calon pemimpin yang mencaci-maki pemimpin.
"Kalau orang seperti itu tentunya saya tidak akan pilih. Dan saya pribadi, sama sekali tidak memiliki ketertarikan (untuk maju) Pemilu 2014," tegasnya sekali lagi sambil menggabungkan kedua jari membentuk angka nol.
Ia berpandangan, saat ini kondisi masyarakat Indonesia sedang dalam masa euforia reformasi. Kondisi itu kerap diwarnai kerawanan di berbagai lini kehidupan.
"Dan saya ingin bangsa ini memiliki jiwa negarawan. Sehingga apa yang dipikirkan semua didasari untuk kepentingan bangsa," tukasya.
Jiwa negarawan yang dimaksud juga harus mengedepankan kepentingan masyarakat dibanding kepentingan pribadi atau politiik. Jika calon pemimpin sudah memiliki jiwa tersebut maka dapat melihat situasi yang berkembang.
"Dengan jiwa negarawan maka bisa memilik hal yang benar dan salah. Pemimpin yang baik harus bisa menjauhi sikap yang didasari rasa tidak suka," paparnya.
Baca berita:
SBY sadar 11 capresnya tak populer dan electable
(kri)